Minggu, 24 Januari 2010


Masih adakah Idealisme dan Independensi Mahasiswa saat ini ??
Oleh Agus Supardi (Abi’07)*
Salam Perjuangan Kawan-kawan Mahasiswa.......
            Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah kaum muda dengan segala keintelektualanya, bukan masalah kesewenang-wenangan atau kekuasaan. Apabila idealisme dan independensi kaum muda sudah dijual atau bahkan digadaikan, maka siap-siaplah untuk tungggu kehancuranya.
            Ketika kita semua melihat fenomena dari bulan lalu yaitu pada bulan Desember 2009, ada sebuah keanehan dalam Mahasiswa di Kampus ini. Kita semua tentunya melihat sebuah spanduk besar berisikan pernyataan sikap dari Mahasiswa disalah satu Fakultas di UMS ini yang dengan jelas-jelas menyatakan dukunganya kepada salah satu Calon Dekan yang sekarang masih menjadi dekan. Kemudian disambung dengan pemberitaan salah satu media kampus yang menayangkan spanduk tersebut sebagai headline, selain itu dalam pemberitaan media juga dituliskan bahwa Mahasiswa tidak mau jika ijazahnya nanti ditandatangani oleh gelar Dekan yang belum Doktor, padahal kita semua tahu bahwa gelar saat ini bukan menunjukan prestasi akademiknya melainkan menjadi sebuah status, sementara itu tidak berbeda jauh dari hal tersebut ada beberapa fakultas yang pelantikan pengurus lembaganya masih dilantik oleh pimpinan fakultas.
            Dari fenomena-fenomena diatas, dalam benak kita tentunya ada beberapa pertanyaan besar, Ada apakah sebenarnya antar calon yang didukung dengan Mahasiswa.? Apakah keuntunganya pada Mahasiswa.? Apakah itu semua dilakukan adalah salah satu strategi agar dipermudah dalam mengajukan skripsi.? Atau agar diberi dalam melakukan sebuah program kerja.? Atau memang ada sebuah konspirasi besar antar Mahasiswa dengan Birokrat.? Itu semua mungkin tidak akan terjawab, mungkin waktu yang akan menjawab.
            Sepanjang sejarah pemilihan pimpinan Fakultas atau bahkan Rektor sekalipun belum pernah kita dengar sebuah pernyataan sikap dari Mahasiswa yang menyatakan dukunganya secara jelas kepada birokrat, karena kita tahu bahwa Mahasiswa sebagai intelektual muda yang syarat akan budaya akademik pastinya akan mengerti mana wilayahnya mahasiswa sebagai pengontrol kebijakan dan mahasiswa sebagai agent of change.
            Secara rasional sebenarnya sudah jelas, ketika ada sebuah ”kesatuan” antara birokrat dan rakyat, maka sebenarnya ada apa dibelakangan itu semua.? Entah itu keuntungan untuk mahasiswa atau keuntungan untuk Birokrat. Hal-hal diatas adalah sedikit realita yang ada disalah satu kampus yang ada diIndonesia ini, yang mungkin juga terjadi dikampus-kampus lain. Sehingga ada sebuah pertanyaan besar yang perlu kita pecahkan bersama, dimanakah idealisme dan independensi ide dari mahasiswa ketika dibenturkan dengan realita yang ada sekarang ini. Yang mana kita tahu bahwa Mahasiswa adalah pewaris tampuk pimpinan umat nanti. Ditengah carut marutnya kondisi bangsa saat ini, kampus sebagau basis akademis hendaknya mampu memberikan sebuah kontribusi yang besar bagi perkembangan sebuah bangsa. Jika pembangunan karakter dari mahasiswa dikampus gagal maka tidak dipungkiri kemungkinan besar bangsa ini kedepan juga tidak akan memiliki karakter. Sebab karakter sebuah bangsa sangat ditentukan oleh karakter kaum mudanya khususnya mahasiswa. Jika idealisme dan independensi mahasiswa dapat dipertahankan sampai nanti bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkarakter dan dapat berkembang dari pada sekarang.
*Penulis adalah Mahasiswa FKIP Biologi Semester 5( agus_diligentboy@yahoo.co.id )
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 1
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Membongkar
GURITA CIKEAS
di Balik Skandal Bank Century
2 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 3
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Membongkar
GURITA CIKEAS
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
Di Balik Skandal Bank Century
4 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
M􀀐􀀂e􀀑m􀀒􀀃b􀀉o􀀅􀀓n􀀔g􀀄􀀆k􀀁􀀈a􀀄r􀀍 􀀎G􀀔􀀆􀀕u􀀍􀀓r􀀂it􀀔a􀀊 Cikeas; Di Balik Skandal Bank Century
Penulis: George Junus Aditjondro
Penyunting: Sigit & Intan
Perancang Sampul: Teguh Prastowo
Pearancang Isi: Lintang Manjer Kawuryan
Ilustrator: Asnar Zacky
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Cetakan I, 2010
PENERBIT GALANGPRESS (Anggota Ikapi)
Gedung Galangpress Center
Jln. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225
Telp. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 556086
email: redaksi@galangpress.com
www.galangpress.com
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Aditjondro, George Junus
Membongkar Gurita Cikeas; Di Balik Skandal Bank Century
Yogyakarta: Galangpress;
Cet. I, 2010; 150 x 230 mm 183 Halaman
ISBN: 978-602-8174-35-0
I. Politik
II. Judul III. Intan, Sigit
Dicetak oleh:
PERCETAKAN GALANGPRESS
Jln. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225
Telp. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 556086
email: percetakan@galangpress.com
Distributor tunggal:
PT BUKU KITA
Jln. Kelapa H􀀁 au No.22, RT 006/03
Kel. Jagakarsa, Kec. Jagakarsa, Jakarta 12620
Telp. (021) 7888 1850 Fax. (021) 7888 1860
email: marketingbukukita@gmail.com
www.distributorbukukita.com
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 5
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
PENGANTAR PENERBIT
Ong Yuliana : “Pokoke saiki (pokoknya sekarang) SBY mendukung.
SBY itu mendukung Ritonga lho“
Anggodo : Koen ngarang ae! (Kamu ngarang aja nih!)
Ong Yuliana : “Harus ditegakno, ngarang yo opo sih? (harus
ditegakkan, ngarang gimana sih)?
Ong Yuliana : “Ini Pak SBY ngerti (tahu). SBY mendukung
kita.”
Pembicaraan antara Anggodo Widjojo dan Ong Juliana Gunawan
yang berhasil disadap KPK sontak menggegerkan publik tanah
air. Kecurigaan pun menyeruak, jangan-jangan Presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono terlibat dalam lingkaran makelar kasus
(markus). Wajar apabila opini miring itu tercetus, karena nama
SBY terang-terangan disebut oleh Ong Juliana yang hingga
kini tak tahu rimbanya. Uniknya, meski namanya jelas-jelas
dicatut, namun SBY terkesan tenang-tenang saja. Padahal, bisa
saja SBY menuntut perempuan yang disebut-sebut pernah
tersangkut kasus narkoba itu, atas tuduhan pencemaran nama
baik. Tuntutan yang sama sewaktu SBY melaporkan Zaenal
6 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Maarif. Ujung-ujungnya, inkonsistensi sikap SBY itu menuai
kekecewaan banyak pihak. Mengapa SBY tidak tegas bahkan
cenderung bersikap tebang pilih?
Badai kecil yang menerjang periode 100 hari kepemimpin an
SBY itu tak dimungkiri berdampak pada menurunnya popularitas
SBY sendiri di mata publik. Satu permasalahan belum usai,
kasus pelik kembali menghantam SBY berikut kendaraan
politiknya, Partai Demokrat. Apa lagi kalau bukan skandal Bank
Century yang belakangan kian bergulir panas. Kasus tersebut
menjadi heboh karena ada tudingan yang menyebutkan bahwa
kucuran dana talangan untuk Bank Century sebesar Rp 6,1
triliun mengalir ke tim sukses kampanye Partai Demokrat dan
Pemenangan SBY-Boediono pada Pemilu serta Pilpres 2009.
Tentu saja, dugaan itu bukan semata asal tuduh. Tim sukses
Partai Biru terindikasi nyrempet-nyrempet bahaya, mengingat
Hartati Murdaya dan Boedi Sampoerna yang notabene nasabah
kakap Bank Century adalah penyokong dana kampanye Partai
Demokrat.
Skandal Bank Century tak ayal menjadi pekerjaan rumah
bagi SBY. Ia harus bisa membuktikan janjinya sebagai panglima
di garda depan untuk memerangi korupsi. “Katakan Tidak untuk
Korupsi”, begitulah slogan yang didengungkan SBY, kaderkader
Demokrat dan tak terkecuali keluarga Cikeas. Namun
apakah tekad suci itu benar-benar diwujudkan secara serius?
Sepertinya, SBY terlebih dahulu menolehkan kepalanya ke
belakang. Tepatnya diarahkan kepada keluarga besarnya sendiri.
Jikalau ditelisik satu per satu, keluarga besar Cikeas menguasai
pos-pos strategis. Semisal Hartanto Edhie Wibowo, adik bungsu
Ny. Ani Yudhoyono menjabat sebagai Komisaris Utama PT
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 7
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
PowerTel dan Gatot Suwondo, kerabat Ny. Ani Yudhoyono yang
duduk sebagai Dirut BNI. Semua fasilitas dan kedudukan yang
menempel pada mereka sangatlah rentan membuka peluang
praktik KKN. Sungguh ironis, di satu sisi SBY meneriakkan anti
KKN, tapi di sisi lain, keluarga besarnya malah membuat jejaring
yang justru berpotensi menumbuh suburkan virus KKN.
Sekadar menyadarkan, inilah misi di balik diterbitkannya
buku “Membongkar Gurita Cikeas; Di Balik Skandal Bank Century”.
Kami tidak bermaksud menyerang lingkaran keluarga Cikeas.
Buku ini justru ditulis sebagai bentuk kepedulian kami untuk
memperbaiki kinerja pemerintahan SBY. Kami berharap agar
SBY benar-benar fair memberantas KKN tanpa pandang bulu,
sudah barang tentu perang terhadap KKN itu dimulai dari
keluarga besarnya. Jujur saja, konsistensi sikap SBY memerangi
kasus korupsi menuai pandangan skeptis dari banyak kalangan.
Ketidaktegasan SBY tergambar jelas dalam isi pidatonya terkait
penyelesaian kasus Bibit-Chandra. Banyak yang berpendapat,
solusi yang ditawarkan SBY serba abu-abu. Tak heran, bila Gus
Dur pun mempertanyakan keseriusan SBY,“Bukankah SBY
berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di
negeri ini?”, ungkapnya di situs www.inilah.com.
Persoalannya, sanggupkah SBY memiliki mental tangan
besi untuk menyeret siapa saja yang tersangkut kasus korupsi?
Besar harapan kami agar SBY tegas memutus mata rantai gurita
KKN tanpa pandang bulu, sekalipun pelakunya itu kolega atau
kerabatnya sendiri.
Yogyakarta, Desember 2009
8 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 9
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Daftar Isi
Kata Pengantar _____ 5
Da􀀂 ar Isi _____ 9
Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century _____
13
Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas _____ 21
Pemanfaatan PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center _____
29
Yayasan-Yayasan yang Bera􀀁 liasi dengan SBY _____ 35
Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas _____ 44
Yayasan-yayasan yang Bera􀀁 liasi dengan Ny. Ani Yudhoyono
_____ 55
Pelanggaran-Pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-Caleg Partai
Demokrat_____ 65
Kesimpulan _____ 75
Lampiran _____ 83
Referensi _____ 177
Tentang Penulis _____181
10 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 11
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono-Ny. Ani Yudhoyono.
sumber: www.celebrity.okezone.com
12 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 13
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Membongkar Gurita Cikeas,
di Balik Skandal Bank Century
“Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7
triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya?
Bahkan berkembang pula desas-desus, rumor, atau tegasnya 􀀁 tnah,
yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk
dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY;
􀀁 tnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan.
…. sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan
tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana
akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke
negara?”
Begitulah sekelumit pernyataan Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23
November 2009. Ia menanggapi rekomendasi Tim 8 yang
telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis
kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S.
Ryanto dan Chandra M. Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka
kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, Selasa, 15
September, dan ditahan oleh Mabes Polri, Kamis, 29 Oktober
2009.
Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannya
yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara
14 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊􀀩􀀆􀀌􀀍􀀆􀀞􀀔􀀙􀀍􀀓􀀆􀀣􀀓􀀔􀀉􀀌􀀔􀀙􀀆􀀞􀀔􀀉􀀓􀀆􀀕􀀂􀀉􀀎􀀈􀀄􀀝
kon􀀂 ik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan
membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh
drama yang dalam bahasa awam populer d􀀁 uluki drama cicak
melawan buaya. Memang, drama itu begitu menyedot perhatian.
Mata publik pun tertuju pada tokoh Anggodo Widjojo, yang
d􀀁 uluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”. Sebuah drama
yang cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal
Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar
Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh
melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR-RI.
Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan
Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah oleh Mabes Polri
dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK bekerjasama
dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam membongkar
skandal Bank Century. Soalnya, investigasi kasus Bank Century
itu sudah didorong oleh Bibit Samad Riyanto, yang waktu
itu masih aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Investigasi KPK
(Batam Pos, 31 Ag. 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti
pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPRRI
pra-Pemilu 2009.
Dari berbagai pemberitaan di media massa dan internet,
nama dua orang deposan terbesar Bank Century telah muncul
ke permukaan. Mereka adalah Siti Hartati Murdaya, pemimpin
kelompok CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerna,
salah seorang penerus keluarga Sampoerna, yang menyimpan
trilyunan rupiah di bank itu sejak 1998. Sebelum Bank Century
diambil alih oleh LPS, Boedi Sampoerna, seorang cucu pendiri
pabrik rokok PT HM Sampoerna, Liem Seng Thee, masih
memiliki simpanan sebesar Rp 1.895 milyar di bulan November
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 15
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊􀀩􀀆􀀌􀀍􀀆􀀞􀀐􀀔􀀂􀀙􀀍􀀑􀀓􀀆􀀣􀀒􀀓􀀃􀀔􀀉􀀉􀀅􀀌􀀓􀀔􀀙􀀄􀀆􀀆􀀞􀀁􀀔􀀈􀀉􀀄􀀓􀀍􀀎􀀆􀀔􀀕􀀆􀀂􀀕􀀉􀀍􀀓􀀎􀀈􀀂􀀄􀀔􀀝􀀊
2008, sedangkan simpanan Hartati Murdaya sekitar Rp 321
milyar. Keduanya sama-sama penyumbang logistik SBY dalam
Pemilu lalu. Beberapa deposan kelas kakap lainnya adalah
PTPN Jambi, Jamsostek, dan PT Sinar Mas. Boedi Sampoerna
sendiri, masih sempat menyelamatkan sebagian depositonya
senilai US$ 18 juta, berkat bantuan surat-surat rekomendasi
Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri
waktu itu, Komjen (Pol) Susno Duadji pada tanggal 7 dan 17
April 2009 (Rusly 2009: 48; Haque 2009; Inilah.com, 25 Feb. 2009;
Antara News, 10 Ag. 2009; Vivanews.com, 14 Sept. 2009; Forum
Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).
16 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊􀀩􀀆􀀌􀀍􀀆􀀞􀀔􀀙􀀍􀀓􀀆􀀣􀀓􀀔􀀉􀀌􀀔􀀙􀀆􀀞􀀔􀀉􀀓􀀆􀀕􀀂􀀉􀀎􀀈􀀄􀀝
SURAT REKOMENDASI BARESKRIM MABES POLRI,
KOMJEN (POL) SUSNO DUADJI, TERTANGGAL
7 DAN 17 APRIL 2009
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 17
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊􀀩􀀆􀀌􀀍􀀆􀀞􀀐􀀔􀀂􀀙􀀍􀀑􀀓􀀆􀀣􀀒􀀓􀀃􀀔􀀉􀀉􀀅􀀌􀀓􀀔􀀙􀀄􀀆􀀆􀀞􀀁􀀔􀀈􀀉􀀄􀀓􀀍􀀎􀀆􀀔􀀕􀀆􀀂􀀕􀀉􀀍􀀓􀀎􀀈􀀂􀀄􀀔􀀝􀀊
18 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 19
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Setelah kolaps, Bank Century berganti nama menjadi
Bank Mutiara.
sumber: www.adiputro.wordpress.com
20 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 21
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
BANTUAN GRUP SAMPOERNA
UNTUK HARIAN JURNAS
Apa relevansi informasi ini dengan keluarga Cikeas? Boedi
Sampoerna ditengarai menjadi “salah seorang penyokong SBY,
termasuk dengan menerbitkan sebuah koran” (Rusly 2009: 48).
Ada juga yang mengatakan ”Sampoerna sejak beberapa tahun
lalu mendanai penerbitan salah satu koran nasional (Jurnas/
Jurnal Nasional) yang menjadi corong politik Partai SBY” (Haque
2009).
Dugaan itu tidak 100% salah, tapi kurang akurat. Untuk
itu, kita harus mengenal 􀀁 gur-􀀁 gur keluarga Sampoerna yang
memutar roda ekonomi keluarga itu, setelah terjadi penjualan
97% saham PT HM Sampoerna kepada maskapai transnasional
AS, Altria Group --pemilik pabrik rokok AS, Philip Morris-- di
tahun 2005, seharga sekitar US$ 2 milyar atau Rp 18,5 trilyun.
Liem Seng Tee, yang mendirikan Sampoerna di tahun 1963
bersama istrinya, Tjiang Nio, mewariskan perusahaan itu
kepada anaknya, Aga Sampoerna (Liem Swie Ling), yang lahir di
Surabaya tahun 1915. Aga Sampoerna kemudian menyerahkan
perusahaan itu kepada dua orang anaknya, Boedi Sampoerna,
yang lahir di Surabaya, tahun 1937, serta adiknya, Putera
22 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀞􀀐􀀔􀀂􀀉􀀑􀀎􀀈􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀅􀀁􀀓􀀄􀀔􀀈􀀄􀀗􀀆􀀁􀀆􀀣􀀈􀀔􀀄􀀑􀀍􀀎􀀗􀀔􀀃􀀆􀀕􀀂􀀍􀀄􀀓􀀉􀀂􀀔􀀆􀀊􀀛􀀉􀀎􀀈􀀓􀀆􀀨􀀔􀀄􀀍􀀔􀀉􀀆􀀇􀀈􀀄􀀉􀀔􀀊
Sampoerna, yang lahir di Amsterdam, 13 Oktober 1947 (PDBI
1997: A-789 – A-796; Warta Ekonomi, 18-31 Mei 2009: 43, 49).
Sesudah menjual pabrik rokoknya kepada Philip
Morris, Putera menyerahkan pengelolaan perusahaan pada
anak bungsunya, Michael Joseph Sampoerna, yang telah
mengembangkan holding company keluarga yang baru,
Sampoerna Strategic, ke berbagai bidang dan negara. Misalnya,
membeli 20% saham perusahaan asuransi Israel, Harel
Investment Ltd dan saham dalam kasino di London. Ia juga
berencana membuka sejuta hektar kelapa sawit di Sulawesi
berkongsi dengan kelompok Bosowa milik Aksa Mahmud, ipar
Jusuf Kalla (Investor, 21 Ag.-3 Sept. 2002: 19; Prospektif, 1 April
2005: 48; Globe Asia, Ag. 2008: 52-53, Ag. 2009: 100-101).
Boedi Sampoerna, nasabah terbesar Bank Century itu,
memiliki seorang anak bernama Soenaryo, yang jarang memakai
nama keluarga Sampoerna. Soenaryo yang sangat dipercaya
dalam urusan bisnis, mendampingi ayahnya ketika ditemui
Robert Tantular, yang berusaha menjual saham Bank Century
kepada Boedi Sampoerna. Juga dalam pertemuan dengan Susno
Duadji dan Lucas, pengacara ayahnya, Sunaryo ikut pula hadir
(Tempointeraktif, 12 Juli 2009, Rakyatmerdekaonline, 15 Nov. 2009).
Kolektor besar lukisan kaya raya yang belakangan ini
sering ditempeli oleh banyak seniman ini, merupakan pemilik
pabrik kertas PT Esa Kertas Nusantara yang sedang bermasalah
dengan Bank Danamon. Menurut sumber-sumber penulis, sejak
pertama terbit tahun 2006, Sunaryo-lah yang mengalirkan dana
Grup Sampoerna ke PT Media Nusa Perdana, penerbit harian
Jurnal Nasional di Jakarta.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 23
􀀞􀀔􀀉􀀎􀀈􀀔􀀉􀀆􀀁􀀄􀀈􀀗􀀆􀀣􀀔􀀑􀀗􀀐􀀃􀀂􀀂􀀄􀀑􀀉􀀔􀀒􀀆􀀃􀀛􀀉􀀉􀀅􀀎􀀓􀀈􀀔􀀓􀀄􀀆􀀨􀀆􀀁􀀔􀀈􀀄􀀄􀀍􀀍􀀔􀀎􀀉􀀔􀀆􀀕􀀇􀀈􀀍􀀓􀀄􀀉􀀂􀀔􀀊
Perusahaan itu kini telah berkembang menjadi kelompok
media cetak yang cukup besar dengan menerbitkan harian Jurnal
Depok, harian Jurnal Bogor, majalah bulanan Arti, dan majalah
dwi mingguan Eksplo. Boleh jadi, dwi mingguan ini merupakan
sumber penghasilan utama perusahaan penerbitan ini, karena
penuh iklan dari maskapai-maskapai migas serta alat-alat berat
penunjang eksplorasi migas dan mineral.
Secara tidak langsung, dwi mingguan Explo dapat
d􀀁 adikan indikator, sikap Partai Demokrat – dan barangkali
juga, Ketua Dewan Pembinanya – terhadap keb􀀁 akan negara
di bidang ESDM. Misalnya dalam pendirian pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN), yang tampaknya sangat dianjurkan oleh
Redaksi Explo (lihat tulisan Noor Cholis, “PLTN Muria dan
Hantu Chernobyl”, dalam Explo, 16-31 Okt. 2008:106, serta berita
tentang PLTN Iran yang siap beroperasi, dalam Explo, 1-15 April
2009: 79).
Pemimpin Umum harian Jurnas berturut-turut dipegang
oleh Dr. Asto Sunu Subroto (2006-2007), D.S. Priyarsono (hanya
beberapa bulan), dan N. Syamsuddin Ch. Haesy (2007 sampai
sekarang). Kedua pemimpin umum itu adalah staf Brighten
Institute. Dominico Savio Priyarsono, yang akrab dipanggil
“Sonny”, adalah Sekretaris Eksekutif Indonesia Institute for Public
Policy and Development Studies, yang lebih dikenal dengan nama
Brighten Institute. Sedangkan Dr. Asto Sunu Subroto adalah
associate scholar lembaga riset yang didirikan oleh SBY. SBY
sendiri menjabat sebagai ketua Dewan Penasehat lembaga yang
banyak menampung cendekiawan lulusan IPB (lihat Lampiran
6: Susunan Pengurus dan Peneliti Brighten Institute).
24 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀞􀀐􀀔􀀂􀀉􀀑􀀎􀀈􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀅􀀁􀀓􀀄􀀔􀀈􀀄􀀗􀀆􀀁􀀆􀀣􀀈􀀔􀀄􀀑􀀍􀀎􀀗􀀔􀀃􀀆􀀕􀀂􀀍􀀄􀀓􀀉􀀂􀀔􀀆􀀊􀀛􀀉􀀎􀀈􀀓􀀆􀀨􀀔􀀄􀀍􀀔􀀉􀀆􀀇􀀈􀀄􀀉􀀔􀀊
Selama tiga tahun pertama, ada dua orang fungsionaris PT
Media Nusa Perdana yang diangkat oleh kelompok Sampoerna,
yakni Ting Ananta Setiawan, sebagai Pemimpin Perusahaan,
dan Rainerius Tau􀀁 k sebagai Senior Finance Manager atau
Manajer Utama Bisnis. Dalam Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) Besar PT Media Nusa Perdana, yang dikeluarkan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 5
Maret 2007, Ting Ananta Setiawan tercantum sebagai Direktur
merangkap pemilik dan penanggung jawab.
Sementara itu, kesan bahwa perusahaan media ini terkait
erat dengan Partai Demokrat tidak dapat dihindarkan. Hal ini
diperkuat dengan duduknya Ramadhan Pohan, Ketua Bidang
Pusat Informasi BAPPILU Partai Demokrat, sebagai Pemimpin
Redaksi harian Jurnal Nasional dan majalah Arti, serta Wakil
Ketua Dewan Redaksi di majalah Eksplo.
Sebelum menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnas,
Ramadhan Pohan merangkap sebagai Direktur Opini Publik
& Studi Partai Politik Blora Center, think tank Partai Demokrat
yang mengantar SBY ke kursi presidennya yang pertama.
Barangkali ini sebabnya, kalangan pengamat politik di Jakarta
mencurigai bahwa dana kelompok Sampoerna juga mengalir
ke Blora Center. Soalnya, sebelum Jurnas terbit, Blora Center
menerbitkan tabloid dwi mingguan Kabinet, yang menyoroti
kinerja anggota-anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Sementara
itu, Ramadhan Pohan baru saja terpilih menjadi anggota DPR-RI
dari Fraksi Demokrat, mewakili Dapil VII Jawa Timur (Jurnalnet.
com, 25 Feb. 2005; Fajar, 21 Juni 2005; ramadhanpohan.com, 14 Okt.
2009).
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 25
􀀞􀀔􀀉􀀎􀀈􀀔􀀉􀀆􀀁􀀄􀀈􀀗􀀆􀀣􀀔􀀑􀀗􀀐􀀃􀀂􀀂􀀄􀀑􀀉􀀔􀀒􀀆􀀃􀀛􀀉􀀉􀀅􀀎􀀓􀀈􀀔􀀓􀀄􀀆􀀨􀀆􀀁􀀔􀀈􀀄􀀄􀀍􀀍􀀔􀀎􀀉􀀔􀀆􀀕􀀇􀀈􀀍􀀓􀀄􀀉􀀂􀀔􀀊
Kembali ke kelompok Jurnas dan hubungannya dengan
Grup Sampoerna, di tahun 2008, Ting Ananta Setiawan
mengundurkan diri dari jabatan Pemimpin Perusahaan, yang
kini dirangkap oleh Pemimpin Umum, N. Syamsuddin Haesy.
Namun nama Ananta Setiawan tetap tercantum sebagai
Pemimpin Perusahaan, sebagai konsekuensi dari SIUP PT
Media Nusa Perdana. Mundurnya Ananta Setiawan secara de
facto terjadi seiring dengan mengecilnya saham Sampoerna
dalam perusahaan media itu, dan meningkatnya peranan Gatot
Mudiantoro Suwondo sebagai pengawas keuangan perusahaan
itu. Istri Dirut BNI ini, dikabarkan masih kerabat Ny. Ani
Yudhoyono (McBeth 2007).
Berapa besar dana yang telah disuntikkan Grup Sampoerna
ke kelompok Jurnas? Menurut SIUP PT Media Nusa Perdana
yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta, 5 Maret 2007, nilai modal dan kekayaan bersih
perusahaan itu sebesar Rp 3 milyar. Namun jumlah itu, hanya
cukup untuk menerbitkan harian Jurnal Nasional selama sebulan.
Adapun biaya cetak, gaji, dan biaya-biaya lainnya kurang lebih
Rp 2 milyar sebulan. Berarti biaya penerbitan tahun pertama
(2006), sekitar Rp 24 milyar. Tahun kedua (2007), turun menjadi
sekitar Rp 20 milyar, setelah koran dan majalah-majalah terbitan
PT Media Nusa Perdana mulai menarik langganan dan iklan.
Tahun ketiga (2008), sekitar Rp 18 milyar, dan tahun keempat
(2009) sekitar Rp 15 milyar.
Itu baru biaya pencetakan koran Jurnas. Belum lagi 3000
eksemplar majalah dwi mingguan Eksplo per edisi, serta majalah
bulanan Arti yang juga mencapai 3000 eksemplar per edisi,
26 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀞􀀐􀀔􀀂􀀉􀀑􀀎􀀈􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀅􀀁􀀓􀀄􀀔􀀈􀀄􀀗􀀆􀀁􀀆􀀣􀀈􀀔􀀄􀀑􀀍􀀎􀀗􀀔􀀃􀀆􀀕􀀂􀀍􀀄􀀓􀀉􀀂􀀔􀀆􀀊􀀛􀀉􀀎􀀈􀀓􀀆􀀨􀀔􀀄􀀍􀀔􀀉􀀆􀀇􀀈􀀄􀀉􀀔􀀊
dengan biaya pencetakan sekitar Rp 120 juta sebulan, atau Rp
1,4 milyar setahun. Boleh jadi, kelompok media cetak ini telah
menyedot modal sekitar Rp 150 milyar, mengingat Jurnal Bogor
menyewa kantor sendiri di Bogor dan punya rencana untuk
berdiri sendiri, dengan perusahaan penerbitan sendiri. Selain
biaya cetak yang tinggi untuk seluruh Grup Jurnas, pos gaji
wartawan kelompok media ini tergolong cukup tinggi. Gaji
pertama wartawan Jurnas tahun 2006 mencapai Rp 2,5 juta
sebulan, tiga kali lipat gaji wartawan baru Jawa Pos Group.
Kecurigaan masyarakat bahwa keluarga Sampoerna tidak
hanya menanam modal di kelompok media Jurnal Nasional,
tapi juga di simpul-simpul kampanye Partai Demokrat yang
lain, yang juga disalurkan lewat Bank Century, bukan tidak
berdasar. Soalnya, Laporan Keuangan PT Bank Century Tbk untuk
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
menunjukkan bahwa ada penarikan simpanan pihak ketiga
sebesar Rp 5,7 trilyun.
Selain itu, Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK
atas Kasus PT Bank Century Tbk tertanggal 20 November 2009
menunjukkan bahwa Bank Century telah mengalami kerugian
karena harus mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang
dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi
Tantular sebesar US$ 18 juta – atau sekitar Rp 150 milyar - dengan
dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 27
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Syamsul Nursalim, pengemplang dana BLBI yang punya kedekatan
dengan Artalyta Suryani hingga kini masih melenggang bebas.
sumber:www.indonesiaontime.com
28 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 29
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
PEMANFAATAN PSO LKBN ANTARA
UNTUK BRAVO MEDIA CENTER
Sudah ada preseden bahwa dana publik dialihkan untuk biaya
kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya. Hal ini
timbul, di mana ada perangkapan jabatan antara kader Partai
Demokrat, khususnya yang duduk di dalam berbagai tim sukses,
dengan jabatan komisaris atau fungsionaris badan-badan usaha
milik negara (BUMN) tertentu. Misalnya dalam kasus Rully
Ch. Iswahyudi. Selain menjadi Direktur Komersial & IT Perum
LKBN Antara, ia juga ikut mengelola Bravo Media Center.
Menurut situs resmi Partai Demokrat, 10 Juli 2009, mantan
direktur Blora Center dalam Pemilu 2004 dan mantan Wakil
Pemimpin Umum Harian Jurnal Nasional itu masih tercantum
namanya sebagai Staf Khusus Bappilu Partai Demokrat. Juga,
sampai dengan 1 April lalu, namanya masih tercantum sebagai
Direktur Media Center Barindo (Barisan Indonesia) (Gatra,
1 April 2009: 17). Padahal Barindo, yang ditokohi oleh Akbar
Tanjung, adalah salah satu jejaring militan pendukung SBY
(lihat Lampiran I).
Lalu, adakah kontribusi 􀀁 nansial Rully bagi kampanye
Capres dan Cawapres SBY-Boediono? Ada. Bersama Direktur
30 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀚􀀐􀀂􀀂􀀑􀀑􀀔􀀒􀀉􀀃􀀤􀀔􀀉􀀔􀀅􀀎􀀓􀀔􀀔􀀉􀀄􀀆􀀚􀀁􀀣􀀈􀀥􀀄􀀍􀀆􀀖􀀎􀀔􀀘􀀆􀀕􀀞􀀍􀀠􀀓􀀂􀀆􀀋􀀔􀀠􀀊 􀀦􀀋􀀧􀀋
LKBN Antara, Dr. Akhmad Muchlis Jusuf, separuh dari dana
PSO (Public Service Obligation) LKBN Antara yang berjumlah
Rp 40,6 milyar mengalir ke Bravo Media Center, salah satu tim
kampanye SBY-Boediono.
PSO untuk LKBN Antara itu merupakan bagian dari alokasi
PSO untuk empat BUMN – PELNI, PT Kereta Api Indonesia
(KAI), LKBN Antara, dan PT Pos – sebesar Rp 1,7 trilyun yang
disetujui oleh DPR-RI, akhir 2008. Pengalihan separuh dana
PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center ini menimbulkan
ketegangan di dalam kantor berita itu. Barangkali, karena rasa
tanggung jawab yang besar, serta susahnya mencari pekerjaan,
tidak ada karyawan LKBN Antara yang keluar, namun informasi
ini sudah sempat merembes ke luar.
Nah, kalau pengalihan sebagian uang rakyat untuk ‘dana
siluman’ kampanye SBY-Boediono, karena tidak dilaporkan
ke KPU, bagaimana dengan uang rakyat yang dititipkan pada
Badan-Badan Usaha Milik Negara yang lain, di mana pejabatnya
juga menjadi anggota tim sukses SBY-Boediono? Baik yang
terda􀀂 ar, maupun yang tidak terda􀀂 ar?
• Bagaimana dengan dana PSO yang dialokasikan untuk PT
KAI, yang komisarisnya d􀀁 abat Yahya Ombara? Padahal
Yahya juga menjadi anggota tim sukses SBY-Boediono,
sebelum ditarik, 10 Juni 2009.
• Bagaimana dengan dana PSO yang dialokasikan untuk PT
Pos, yang komisarisnya d􀀁 abat Andi Arief, mengingat ia
menjadi anggota Jaringan Nusantara?
• Bagaimana dengan transparansi dana BUMN lain, yang
komisarisnya juga anggota Jaringan Nusantara, seperti Aam
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 31
􀀚􀀂􀀑􀀔􀀉􀀐􀀤􀀔􀀂􀀔􀀑􀀎􀀔􀀒􀀉􀀃􀀆􀀉􀀚􀀅􀀣􀀓􀀥􀀔􀀆􀀖􀀄􀀆􀀘􀀁􀀞􀀈􀀠􀀄􀀍􀀆􀀎􀀋􀀔􀀠􀀆􀀕􀀦􀀍􀀓􀀋􀀂􀀧􀀔􀀋􀀊
Sapulete (PTPN VII, Lampung), Herry Sebayang (PTPN III,
Sumut), dan Syahganda Nainggolan (PT PELINDO, yang
mengelola pelabuhan Tanjung Priok, termasuk pelabuhan
peti kemas)?
Pengalihan dana melalui Bank Century, LKBN Antara,
atau korporasi-korporasi lain, terdorong oleh gencarnya usaha
SBY serta para pendukungnya, untuk kembali memastikan
menduduki jabatan kepresidenan yang kedua dan terakhir. Maka
tak heran manakala terbukti jumlah pemilih Partai Demokrat
melonjak hampir tiga kali lipat dari 7% dalam Pemilu legislatif
tahun 2004 menjadi sekitar 20% dalam Pemilu legislatif 2009.
32 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 33
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Hubungan SBY-Hartati Murdaya kian akrab sejak SBY terpilih
menjadi Presiden 2 kali berturut-turut.
sumber:www.presidenri.go.id
34 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 35
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
YAYASAN-YAYASAN
YANG BERAFILIASI DENGAN SBY
Selain melalui lebih dari selusin tim kampanye (lihat Lampiran
1 Tim-Tim Kampanye Partai Demokrat dan Capres-Cawapres
SBY-Boediono), penggalangan dukungan politis dan ekonomis
bagi SBY dimotori oleh yayasan-yayasan yang bera􀀁 liasi dengan
SBY dan Ny. Ani Yudhoyono. Selanjutnya, yayasan-yayasan yang
berfungsi sebagai bagian dari strategi public relationship keluarga
Yudhoyono, ternyata tidak luput dari usaha penggalangan dana
bagi perusahaan-perusahaan lama dan baru, yang kemungkinan
besar juga menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk
biaya kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya.
Antara tahun 2005-2006, telah didirikan dua yayasan
yang bera􀀁 liasi ke SBY, yakni Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam yang didirikan tahun 2005 dan berkantor di Tebet,
Jakarta Selatan, tapi selalu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
dzikirnya di Masjid Baiturrahim di Istana Negara; serta Yayasan
Kepedulian Sosial Puri Cikeas, disingkat Yayasan Puri Cikeas,
yang didirikan tanggal 11 Maret 2006 di kompleks perumahan
Cikeas Indah (lihat Lampiran 2: Susunan Pengurus Yayasan
Puri Cikeas).
Kedua yayasan ini melibatkan sejumlah menteri (ada yang
sekarang mantan menteri -lihat lampiran 2), sejumlah perwira
36 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
tinggi, sejumlah pengusaha, serta anggota keluarga besar SBY.
Edhi Baskoro Yudhoyono, putra bungsu SBY dan Ny. Ani
Yudhoyono, menjabat sebagai salah seorang Sekretaris Yayasan
Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Hartanto Edhie Wibowo,
adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono (lihat Box II: Dinasti Sarwo
Edhie Wibowo) sebagai salah seorang bendahara.
Menjelang Pemilu 2009, yayasan penopang kekuasaan
SBY bertambah satu: Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian
(YKDK), yang dipimpin oleh Arwin Rasyid. Empat orang
anggota Dewan Pembinanya sudah masuk ke dalam Kabinet
Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, yakni Djoko Suyanto, Purnomo
Yusgiantoro, Sutanto, dan MS Hidayat (lihat Lampiran 3a: Visi,
Misi, dan Struktur Pengurus YKDK; Lampiran 3b: Kegiatan
YKDKI; Lampiran 3c: Mitra-mitra YKDK).
Yayasan ini dikelola oleh orang-orang yang punya banyak
pengalaman di bidang perbankan. Ketua Umumnya, Arwin
Rasyid, Presiden Direktur CIMB Bank Niaga, sedangkan
Bendahara Umumnya, Dessy Natalegawa. Dessy adalah adik
kandung Menlu Marty Natalegawa yang sudah diproyeksikan
akan diangkat menjadi Menlu dalam KIB II (Gatra, 28 Okt 2009:
16). Mereka tidak perlu lagi bingung memikirkan penggalangan
dana (fund raising) bagi yayasan ini, yang telah mendapat
kucuran dana sebesar US$ 1 juta dari Djoko Soegiarto Tjandra,
pemilik Bank Bali dan buron kelas kakap BLBI (Vivanews, 2 Okt.
2009; Mimbar Politik, 7-14 Okt. 2009: 10-11).
Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam, dan Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian
punya beberapa ciri yang sama. Ketiga yayasan itu tidak
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 37
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
dipimpin oleh SBY sendiri, tapi oleh orang-orang dari inner circle
nya. Pola operasinya sama, memadu kedermawanan dengan
mobilisasi dukungan politik dan ekonomi. Sejumlah perusahaan
pendukung ketiga yayasan itu bukannya tidak mengharapkan
keuntungan. Padahal, jangkauan kedermawanan ketiga yayasan
itu membutuhkan dana yang sangat besar. Lagi pula, hasil
audit ketiga yayasan itu oleh auditor publik yang betul-betul
independen, belum pernah dilaporkan ke parlemen dan media
massa.
Soalnya, ketiga yayasan itu melibatkan sejumlah Menteri
dan staf harian Presiden, serta menguasai dana milyaran rupiah.
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tadinya melibatkan
tiga orang Menteri (Ha􀀃 a Rajasa, Sudi Silalahi, dan M. Ma􀀂 uh
Basyuni, yang tadinya Menteri Agama) sebagai Pembina, serta
Brigjen Kurdi Mustofa, Sekretaris Pribadi Presiden SBY, sebagai
Pengawas. Kegiatan yayasan ini telah menelan dana yang
sebagian mungkin berasal dari anggaran negara. Misalnya,
dana untuk kegiatan zikir dan doa di Masjid Baiturrahim di
Kompleks Istana Negara di akhir 2007 dan 2008, yang diikuti
antara 3000 dan 4000 jemaah. Setelah selesai berdoa, mereka
diundang makan malam di Istana Negara (Kompas, 31 Des. 2007;
Tempo, 13 Jan. 2008: 34).
Biaya makan malam ribuan jemaah zikir itu mungkin
dapat diambil dari anggaran rutin kepresidenan yang telah
disetujui oleh DPR-RI. Tapi bagaimana yayasan ini mensponsori
biaya ibadah umroh bagi lima rombongan ulama (@50 orang
per rombongan) di mana setiap orang menelan biaya seribu
real (Antara News, 16 Sept. 2008; Masayok 2008; website majelis
dzikir)? Boleh jadi, selain dari uang rakyat, melalui anggaran
38 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 39
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
40 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
kepresidenan, pembiayaan yayasan ini dibantu oleh kedua
orang bendaharanya. Selain Hartanto, ada bendahara lain, yakni
Aziz Mochdar, mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik
Muchsin Mochdar, ipar mantan Presiden B.J. Habibie. Selain
itu, Aziz juga mitra Gunawan Yusuf, pemilik Sugar Group
Company (SGC) yang sedang berkon􀀂 ik dengan Anthony Salim
tentang kepemilikan sejumlah perkebunan tebu di Lampung
(Aditjondro 2003: 94; Tempo, 13 Mei 2008; Mahkamah, 15 April
2009: 28-29; Gatra, 1 April 2009: 68-69).
Dibandingkan dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam, Yayasan Puri Cikeas melibatkan lebih banyak
pejabat, purnawirawan perwira tinggi, dan pengusaha. Ketua
Dewan Pembinanya adalah Jero Wacik, Menteri Pariwisata dan
Kebudayaan, pemilik tiga perusahaan yang bergerak di bidang
hotel, biro perjalanan, bidang interior, dan desain tekstil, yakni
PT Griya Batu Bersinar, PT Pesona Boga Suara, dan PT Putri
Ayu (Sriw􀀃 aya Post, 8 Sept. 2009; Warta Ekonomi, 16-29 Nov. 2009:
49).
Selain Menteri tadi, sejumlah mantan perwira tinggi juga
terlibat di Yayasan Puri Cikeas. Ketua dan anggota Dewan
Penasehat yayasan ini adalah mantan KSAD Jenderal (Purn.)
Subagyo H.S., Komjen (Pol) Didi Widayadi, dan Mayjen TNI
Bambang Sutedjo. Sedangkan Ketua Umum dan Wakil Ketua
Umum Pengurus adalah Marsekal Madya (Purn.) Sura􀀃 o
Siswodihardjo, mantan Ketua INKOPAU, serta mantan Wakil
Ketua MPR-RI Letjen (Purn.) Agus Widjojo. Seperti diketahui,
Subagyo HS dan Agus Widjojo bertetangga SBY di kompleks
Cikeas Indah itu (Detiknews, 24 Sept. 2004).
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 41
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
Para pebisnis yang namanya tercantum di struktur
organisasi yayasan ini adalah Jero Wacik, yang sudah disebut
di depan; Sofyan Basir, Dirut Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan
mantan Dirut Bank Bukopin; Anton Sukartono, putra Sura􀀃 o
Siswodiharjo yang juga Wakil Bendahara DPP Partai Demokrat
dan CEO PT Bakrie Building Industries, anak perusahaan
Bakrie & Brothers; Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin;
Sukamdani Sahid Gitosarjono, pemimpin dan pemilik Sahid
Group, serta anaknya, Hariadi Budi Sukamdani; Tanri Abeng
dan anaknya, Emil Abeng, Presiden PT Walinusa Energi yang
bergerak di bidang pertambangan batubara serta pembangunan
pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan pipa-pipa gas alam
(Aditjondro 2003: 24-5; Tempo, 13 Mei 2008, 2 Feb. 2009; Antara,
12 April 2006; Lampung Post, 1 Juni 2006; Sriw􀀃 aya Post, 8 Sept
.2009; Warta Ekonomi, 16-29 Nov. 2009: 49; Bank Bukopin 2002;
website Yayasan Puri Cikeas; website Partai Demokrat).
Jangan lupa, Ketua Umum yayasan ini, Sura􀀃 o Siswodihardjo,
juga seorang pebisnis, setelah berkarier di bidang kemiliteran
dan politik. Ia lahir di Solo tahun 1946, lulusan AKABRI Udara
di Yogyakarta (1969) dan Sarjana Sosial Universitas Jakarta
(1992) menjabat sebagai Kasi Sospol Mabes AU (1990-1992),
anggota DPRD-DKI dari Fraksi ABRI dan Ketua INKOPAU
(1998-2001). Tahun 1998, Sura􀀃 o menjadi komisaris PT Sweet
Indo Lampung dan PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000) yang
waktu itu masih milik Anthony Salim; anggota Dewan Audit
Bank Bukopin ( 2006-2007) dan komisaris Bank Bukopin (2001-
2002); komisaris PT Prosys Engineering International (2005);
dan komisaris PT Angkasa Pura II (2006-2007) yang mengelola
bandara-bandara di Jakarta, Medan, Palembang, Banda Aceh,
42 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
dan Pontianak (Angkasa Pura II 2007: 3, 15; Bank Bukopin 2002,
2006; Mahkamah, 15 April 2009: 28-9).
Dengan modal yang telah terkumpul dari berbagai usahanya,
Sura􀀃 o membeli tanah seluas 25 hektar di Desa Cikeas,
Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sewaktu masih
berharga Rp 5000 per meter persegi tahun 1995. Tanah itu
kemudian dikapling-kapling, masing-masing seluas seribu
meter persegi. Tahun berikutnya ditawarkan kepada sejumlah
perwira tinggi di jajaran Hankam seharga Rp 35 ribu per meter
persegi. Sejumlah jenderal membelinya, termasuk SBY, yang
langsung membeli empat kapling. Harga tanah di sana sekarang
sudah bernilai Rp 1,5 hingga Rp 2 juta per meter persegi.
Sura􀀃 o membangun rumahnya bersamaan dan berseberangan
dengan SBY tahun 1997. Jadi boleh dikata, Sura􀀃 o adalah
seorang pengembang yang berhasil, yang berkepentingan
untuk mempertahankan SBY menjadi Presiden untuk periode
keduanya, supaya harga tanah di kompleks Cikeas Indah
semakin mahal (Detiknews, 24 Sept. 2004; Tempo, 21 Juni 2009: 28,
21 Juni 2009: 28; Harian Komentar, 27 Ag. 2007).
Boleh jadi, mereka ikut menyumbang kegiatan Yayasan
Puri Cikeas, yang bergerak dalam penyelenggaraan Sekolah
Alam Cikeas, penanggulangan bencana alam di DIY dan Jawa
Tengah, warung murah, dan berbagai bentuk bantuan sosial,
terutama buat penduduk pedesaan sekitar Cikeas. Sedangkan
untuk bantuan pengobatan gratis, ada klinik keliling, gagasan
Ny. Ani Yudhoyono (Harian Komentar, 27 Ag. 2007; Radar Bogor,
16 Ag. 2009).
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 43
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
Sejauh tidak menggunakan uang rakyat dan murni dibiayai
oleh pengusaha swasta, tidak ada masalah. Namun karena
Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI)
adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Puri Cikeas, maka
keuangan yayasan ini perlu diaudit dan dilaporkan ke parlemen,
mengingat BRI merupakan BUMN.
Secara khusus, para nasabah Bank Bukopin juga berkepentingan
mengetahui laporan keuangan yayasan ini.
Sebab dirut Bank Bukopin, Glen Glenardi, adalah ketua Badan
Pengawas yayasan ini. Padahal ketua umum yayasan ini, Sura􀀃 o
Siswodiharjo, pernah menjadi Komisaris (2001-2002), kemudian
anggota Tim Audit Bank Bukopin (2006-2007).
Walaupun Bukopin itu sendiri sudah badan usaha swasta,
pemegang sahamnya termasuk koperasi-koperasi pegawai
negeri sipil (PNS), polisi, dan tentara. Sura􀀃 o Siswodiharjo
sendiri, masuk ke lingkungan Bukopin, karena ia pernah
menjabat sebagai Ketua Induk Koperasi Angkatan Udara
(INKOPAU). Dengan demikian dapat dikatakan, Bukopin
mengelola sejumlah uang rakyat yang telah dibayarkan sebagai
gaji pegawai negeri sipil, polisi, dan tentara.
44 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
Yang paling penting, keuangan ketiga yayasan itu perlu diaudit
dan dilaporkan ke parlemen dan media. Transparansi itu mutlak
dilakukan karena dua orang anggota keluarga besar SBY-Ny. Ani
Yudhoyono, yakni Hartanto Edhi Wibowo (adik bungsu Ny. Ani
Yudhoyono) dan Edhi Baskoro Yudhoyono (putra bungsu SBYNy.
Ani Yudhoyono, yang sudah terjun dalam bisnis keluarga
Cikeas) memegang jabatan-jabatan strategis di Yayasan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam. Masing-masing sebagai bendahara dan
sekretaris.
Menariknya, Hartanto Edhie Wibowo, punya ikatan
bisnis dengan adik dari M. Ha􀀃 a Rajasa, Pembina Yayasan
Majelis Dzikir SBY Nurussalam, melalui PT Power Telecom
KAITAN DENGAN BISNIS KELUARGA CIKEAS
Puri Cikeas, kediaman SBY, kini menjadi simbol politis keluarga
besar SBY dan kolega-koleganya.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 45
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
(Powertel). Hartanto adalah Komisaris Utama perusahaan itu,
dengan Komisaris, Retno Cahyaningtyas, isteri Dirut BNI Gatot
Mudiantoro Suwondo. Sementara adik Ha􀀃 a Rajasa, Achmad
Ha􀀁 sz Tohir, duduk sebagai salah seorang direktur, pakar
telematika Roy Suryo Notodiprojo komisaris independen,
sedangkan Dicky Tjokrosaputro, salah seorang pewaris Batik
Keris, direktur utama PT Powertel. Waktu Ha􀀃 a Rajasa menjadi
Menteri Perhubungan, Powertel mendapat proyek telekom
serat optik dari PT KAI (Tempo Interaktif, 27 April 2009; Warta
Ekonomi, 15-28 Juni 2009: 56; Indonesia Monitor, 7 & 14 April 2009;
Infobank news.com, 10 Juni 2008; www.selular.co.id, 2 Juli 2008;
www.jakartapress.com, 4 Ag. 2008).
Pewaris bisnis klan Tjokrosaputro yang memiliki kedekatan dengan
adik bungsu Ani Yudhoyono.
PowerTel berkantor pusat di Jakarta. Dengan enam kantor
cabang di Pulau Jawa, perusahaan itu mendapat berbagai
proyek di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sewaktu
Majalah Tempo
46 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
Ha􀀃 a Rajasa masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan,
yakni pembangunan double track jurusan Tanah Abang-Serpong
bernilai Rp 333 milyar; pengadaan 16 unit kereta api listrik (KRL)
bekas dari Jepang bernilai Rp 44,5 milyar; serta pengadaan
jaringan serat optik di kawasan Jakarta, Bandung, dan Surabaya,
dengan memanfaatkan jaringan rel PT KAI (ibid).
Ironisnya, berbagai proyek itu merupakan rekomendasi
Proyek E􀀁 siensi Perkeretaapian (PEP) PT KAI, yang dibiayai
dengan hutang US$ 85 juta dari Bank Dunia. Rekomendasi itu
ditindaklanjuti dengan hutang 41 milyar Yen dari pemerintah
Jepang melalui JBIC (Japan Bank for International Cooperation)
untuk pembangunan rel double track dan pembelian gerbonggerbong
bekas dari Jepang, serta hutang US$ 194,88 juta dari
pemerintah RRC untuk pembangunan rel double track antara
Yogyakarta dan Kutoarjo (Nikmah & W􀀁 iyati 2008: 1, 13-4).
Dengan kata lain, perusahaan kongsi keluarga Tjokrosaputro,
Ha􀀃 a Rajasa, dan Hartanto Edhie Wibowo mengambil
keuntungan dari akumulasi hutang Republik Indonesia kepada
Bank Dunia serta pemerintah Jepang dan RRC, sewaktu
Ha􀀃 a Rajasa menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Kalau
begitu, apakah SBY –siapapun wakil presidennya– dapat
menyangkal bahwa ia menganut pola ekonomi neo-liberalis,
yang mendahulukan kepentingan modal besar ketimbang
kepentingan rakyat?
Pencatatan saham PowerTel dilakukan 18 September 2008,
dengan PT BNI Securities sebagai penjamin. Timbul pertanyaan,
apakah faktor perkerabatan antara pelaku-pelaku bisnis itu
dengan keluarga Cikeas, ikut mempermulus hubungan antara
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 47
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
PowerTel dengan BNI Securities? Soalnya, Gatot Mudiantoro
Suwondo, yang menjadi Dirut BNI sejak 6 Februari 2008,
setelah sebelumnya menjadi Direktur Bank Danamon Syariah,
merupakan kerabat Ny. Ani Yudhoyono, dari pihak istrinya ,
Retno Cahyaningtyas (McBeth 2007; Tribun Batam, 7 Feb. 2008;
www.liputan6.com/ekbis/?id=15450, 6 Feb. 2006).
Menariknya, Retno Cahyaningtyas alias Retno Gatot
Suwondo, memiliki hubungan kerjasama dengan Okke Ha􀀃 a
Rajasa, dalam kepengurusan Cita Tenun Indonesia (CTI), suatu
perkumpulan pencinta tenun, yang dikelola oleh sejumlah
menteri dan isteri menteri, seperti Marie LK Pangestu, Meutia
Ha􀀃 a Swasono, Murniati Widodo AS. Okke Ha􀀃 a Rajasa, adalah
ketua perkumpulan itu, sedangkan Retno Gatot Suwondo
mengkoordinasi Bidang Pemasaran Produk. Pendirian CTI
diresmikan langsung oleh Ny. Ani Yudhoyono, pada tanggal 28
Agustus 2008 (www.tenunindonesia.com).
Ternyata, ada aspek lain di balik perkongsian Dicky
Tjokrosaputro dengan keluarga SBY dan Ha􀀃 a Rajasa, yakni
mencari perlindungan terhadap tekanan Bank Mandiri.
Soalnya, melalui PT Hanson International Tbk yang bergerak
di bidang pertambangan batubara, tiga bersaudara Benny,
Teddy, dan Dicky Tjokrosaputro, masih berutang Rp 152,5
milyar kepada Bank Mandiri, yang hanya bagian kecil dari
hutang kelompok PT Suba Indah Tbk sebesar Rp 1,28 trilyun
kepada bank itu. Kata Abdul Rachman, Direktur Special Asset
Management Bank Mandiri, meskipun salah satu debitur Suba
Indah ada yang terkait dengan keluarga Cikeas, Bank Mandiri
tidak akan mundur dalam menagih utang. “Suba Indah harus
48 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
dikejar lagi. Utangnya masih besar, masih banyak. Ya tentu kami
masih tagih terus. Kami akan kejar dengan cara apapun,” ujar
Abdul Rachman (Warta Ekonomi, 2-15 Nov. 2009: 69-70; www.
jakartapress.com, 4 Ag. 2008).
Kembali ke PT Powertel, boleh jadi, tidak ada hubungan
bisnis khusus antara Gatot Mudiantoro Suwondo dengan
Hartanto Edhie Wibowo. Selain menjadi petinggi di PT Powertel,
adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono itu juga dipercayai memangku
berbagai jabatan penting dalam Partai Demokrat, sebagai Ketua
Departemen BUMN.
Sedangkan putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono
yang akrab dipanggil “Ibas”, dipercaya oleh ayah dan
pamannya, Hadi Utomo, Ketua Umum DPP Partai Demokrat,
menjadi Ketua Departemen Kaderisasi DPP Partai Demokrat.
Ibas juga ikut Center for Food, Energy, and Water Studies (CFEWS),
lembaga, yang digagas Heru Lelono, staf khusus Presiden SBY,
yang pernah bikin heboh dengan “Enerji Biru” dan padi Super
Toy (Tempo Interaktif, 3 Nov. 2008).
Ibas juga sudah terjun ke dunia bisnis, khususnya ke
produksi kue kering, dengan menjadi Asisten Direksi PT Gala
Pangan, menurut situs kpu.go.id. Untuk mengetahui riwayat
bagaimana ia mulai terjun ke bisnis itu, bacalah boks berikut.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 49
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
KISAH IBAS DAN BISNIS KUE KERINGNYA
EDHIE Baskoro Yudhoyono baru selesai menempuh pendidikan
diplomanya di Curtin University of Technology,
Perth, Western, Australia, 26 Februari 2005, ketika keluarga
Cikeas menggelar rapat keluarga untuk membahas masa
depan putra bungsu SBY itu. Materi pembicaan seputar
keinginan Ibas -- demikian sapaan lajang kelahiran Bandung,
24 November 1980 itu-- untuk menerapkan dua gelar diploma
yang diraihnya selama tujuh tahun, Bachelor of Commerce
Finance dan Electronic Commerce, ke dunia kerja.
Namun, pembicaraan yang berlangsung serius tapi santai itu
menemui jalan buntu. Posisi SBY sebagai presiden membuat
mereka kesulitan mencari kata temu untuk menentukan
bisnis apa yang cocok untuk Ibas. SBY dan anak-istrinya
tentu tidak bisa sembarangan melakukan bisnis. “SBY sangat
memahami hal itu,” ujar sumber di lingkungan keluarga
Cikeas kepada Indonesia Monitor, pekan lalu.
Alhasil, obrolan keluarga yang diselingi hidangan singkong
goreng, jajanan pasar, dan teh manis itu pun tidak menghasilkan
putusan apapun. Sebagai kepala keluarga, SBY
berusaha membesarkan hati putra kesayangannya itu.
“Nggak usah buru-buru. Insya Allah, nanti pasti akan ada
jalan,” ujar SBY, seperti diungkapkan sumber.
Hingga suatu hari, masih menurut sumber, kegalauan
keluarga Cikeas itu sampai ke telinga seorang konglomerat
pemilik usaha food manufacture, salah satu produknya
50 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
adalah kopi bubuk kemasan merek terkenal. Selama ini,
pengusaha keturunan itu sudah kenal dekat dengan keluarga
Cikeas. “Dia menawarkan diri untuk mendidik Ibas berbisnis,
” ungkapnya. Ibas dan ‘suhu bisnisnya’ sepakat
mem produksi biskuit dengan merek dagang Bisco di bawah
bendera PT Gala Pangan. Setelah itu, mereka mencari lokasi
pabrik. Yang dipilih sebagai basis usahanya adalah kawasan
industri Jababeka 2, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, sekitar 35
km arah timur Jakarta, tepatnya di Jalan Industri IV Blok
PP-3.
Menurut sumber, lokasi PT Gala Pangan berada di bagian
belakang kawasan industri Jababeka. Jalanan masuk ke lokasi
dulunya rusak parah. “Namun, setelah tahu di situ dibangun
pabrik milik Ibas, pihak pengelola Jababeka langsung menghotmix
jalan menuju kawasan tersebut,” tuturnya. Tak
hanya aspal hotmix. Sesuai kebutuhan, pabrik dengan omset
1-2,5 juta dolar AS itu membutuhkan gas LPG dalam jumlah
banyak untuk mengakti􀀅 an pengovenan. Saat itu, pipa gas
LPG belum masuk kawasan itu. “Tak selang lama, pipa gas
dibangun masuk ke kawasan tersebut,” ujarnya.
Kini, PT Gala Pangan sudah berproduksi. Dengan
memperkerjakan karyawan sebanyak 150 orang, biskuit
produk Gala Pangan dilempar ke pasar ekspor, meliputi
pasar-pasar utama di Amerika Utara, Amerika Selatan,
Eropa Barat, Eropa Timur, Asia Timur, Asia Tenggara,
Afrika, dan Oceania. Ketika Indonesia Monitor berkunjung
ke pabrik tersebut, Jumat (12/6) pagi, suasana masih terlihat
sepi. Lokasi PT Gala Pangan cukup mewah dan strategis.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 51
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀐􀀔􀀉􀀂􀀅􀀑􀀆􀀞􀀒􀀂􀀃􀀄􀀉􀀔􀀅􀀟􀀓􀀍􀀙􀀔􀀍􀀔􀀄􀀊􀀆􀀁􀀍􀀆􀀈􀀌􀀄􀀂􀀍􀀉􀀎􀀔􀀅􀀆􀀔􀀕􀀉􀀍􀀓􀀆􀀣􀀂􀀞􀀔􀀜􀀊
Dibanding pabrik-pabrik lain di kawasan tersebut, Gala
Pangan tampak istimewa.
Pagarnya bagus, halamannya luas, dan bangunan gedungnya
terlihat rapi. Terletak di sebuah pertigaan Jalan Industri
Selatan IV dan Jalan Industri Selatan V, pabrik Gala Pangan
terbagi dalam tiga bagian utama, yakni di bagian depan
untuk kantor, bagian sisi kiri dan kanan untuk produksi
dan gudang. Halaman parkir cukup luas. Namun, yang
paling istimewa adalah saat pabrik tersebut akan dibangun.
“Peletakan batu pertama oleh Pak SBY,” ujar seorang
sekuriti PT Gala Pangan kepada Indonesia Monitor. Dia
menuturkan, pabrik kue tersebut memang milik Ibas. Pada
awal-awal produksi, Ibas sering datang ke pabrik tersebut.
Tapi, menurut dia, akhir-akhir ini Ibas jarang berkunjung.
“Pak Ibas sudah lama tidak ke sini. Sejak maju sebagai
caleg, dia jarang ke sini, mungkin sibuk,” ujarnya. Dalam
ingatannya, Ibas terakhir datang ke pabriknya sekitar lebaran
haji tahun lalu. “Itu pun hanya sebentar,” imbuhnya.
Menurut sekuriti yang namanya dirahasiakan, ia tidak
tahu mengapa Ibas jarang berkunjung ke pabrik miliknya.
“Sepengetahuan saya, Pak Ibas masih menjadi komisaris di
sini. Sebab dulu sebelum maju jadi caleg, dia sering datang
ke sini, sekarang saja yang agak jarang,” lanjutnya.
Keterlibatan Ibas dalam bisnis biskuit secara implisit
dibenarkah oleh Staf Khusus Ibu Negara Ani Yudhoyono,
Nurhayati Ali Assegaf. Awalnya, Wasekjen Partai Demokrat
itu tidak mau mengaku soal bisnis Ibas. “Saya nggak tahu,
52 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀣􀀞􀀜
jujur saya nggak tahu,” ujar Nurhayati kepada Indonesia
Monitor, Kamis (11/6).
Setelah didesak, akhirnya ia mengakui, meski tidak yakin.
“Jujur saya nggak tahu kalau Mas Ibas punya pabrik itu.
Saya memang pernah dengar Mas Ibas, kalau nggak salah,
berbinis kue kering. Itu kalau nggak salah ya. Tapi, pastinya
saya nggak tahu bisnis apa. Yang saya tahu, Mas Ibas di
politik,” paparnya. Namun, kalau pun benar berbisnis,
menurut Nurhayati, tidak ada salahnya, karena bisnis yang
digeluti adalah di sektor swasta dan tidak terlibat kerjasama
dengan perusahaan BUMN maupun BUMD. “Apa salahnya
anak presiden berbisnis?” gugatnya.
Argumen Nurhayati didukung oleh Sekjen DPP Partai
Demokrat Marzuki Alie. Menurutnya, yang dimaksud
larangan berbisnis, seperti yang pernah dilontarkan SBY,
adalah berbisnis dengan mengambil dana APBN. “Itu
konkretnya. Kalau ada anak pejabat berbisnis, punya pabrik,
punya industri yang tidak ada kaitannya dengan pemerintah,
tidak ada kaitannya dengan APBN, ya boleh-boleh saja kan,”
ujar Marzuki Alie kepada Indonesia Monitor, Selasa (9/6).
sumber: Sri Widodo, Moh Anshari
h􀀂 p://www.indonesia-monitor.com/main/index.
php?option=com_content&task=view&id=
2473&Itemid=33
Selepas menjabat Danjen Kopasus, Mayjen TNI Pramono Edhi
Wibowo, adik Ny. Ani Yudhoyono kini menduduki jabatan sebagai
Pangdam III Siliwangi.

􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 55
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
YAYASAN-YAYASAN YANG BERAFILIASI
DENGAN NY. ANI YUDHOYONO
Bukan hanya SBY, melainkan istrinya, Ny. Ani Yudhoyono, yang
aktif membina beberapa yayasan. Yayasan-yayasan ini diketuai
oleh beberapa orang istri Menteri dan pejabat kenegaraan yang
lain, yakni Yayasan Mutu Manikam Nusantara, yang diketuai
Ny. Herawati Wirajuda (istri Menlu waktu itu); Yayasan Batik
Indonesia, yang diketuai oleh Yultin Ginanjar Kartasasmita
(istri Ketua DPD Ginanjar Kartasasmita), dan Yayasan Sulam
Indonesia, yang diketuai oleh Ny. Triesna Wacik, istri Jero Wacik,
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, merangkap Ketua Dewan
Pembina Yayasan Puri Cikeas.
Di antara ketiga yayasan itu yang paling kontroversial adalah
Yayasan Mutu Manikam Nusantara. Bukan karena diketuai oleh
istri Menlu waktu itu, tapi karena jabatan Bendahara dipegang
oleh Artalyta Suryani, yang lebih akrab dengan panggilan
“Ayin”. Kedekatan Ayin – yang tertangkap tangan menyogok
jaksa Urip Tri Gunawan – dengan Ani, mengurangi ketegasan
KPK dalam membongkar seluruh jejaring korupsi di belakang
sang ‘markus’ (makelar kasus). Ayin adalah orang dekat Syamsul
Nursalim, bos Gajah Tunggal, yang terlibat dalam skandal BLBI
56 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀠􀀝􀀡􀀆􀀋􀀉􀀍􀀆􀀜􀀈􀀌􀀢􀀃􀀝􀀃􀀉􀀃
yang masih menyisakan kerugian Rp 4,2 trilyun bagi negara.
Ironisnya, Ny. Ani Yudhoyono lah yang meresmikan Alun-Alun
Indonesia milik Syamsul Nursalim, tanggal 29 Oktober 2007
(lihat Lampiran 4: Gara-Gara Ayin, Syamsul Nursalim Tetap
Melenggang).
Yayasan kedua yang ikut didukung oleh Ny. Ani Yudhoyono
adalah Yayasan Batik Indonesia yang diketuai oleh Ny. Yultin
Ginanjar Kartasasmita. Dalam berbagai pameran di dalam dan
luar negeri yang (ikut) diselenggarakan oleh yayasan ini, telah
menonjol produk perusahaan baru bermerek Allure. Perusahaan
baru itu segera mengundang perhatian karena dua hal.
Pertama, lebih dari selusin gerai perusahaan itu telah dibuka
di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, sementara beberapa
gerai sedang dirintis di London dan Moscow. Kedua, batik
Allure telah mengangkat menantu SBY yang pernah dinobatkan
menjadi duta batik Indonesia (Annisa Pohan) dan anaknya (Aira
Yudhoyono) sebagai ikon perusahaan itu.
Aira Yudhoyono sebagai ikon Allure Kids yang berada dalam
gendongan ibunya, Annisa Pohan.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 57
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀔􀀉􀀅􀀆􀀞􀀂􀀄􀀔􀀟􀀍􀀙􀀍􀀔􀀊􀀍􀀆􀀐􀀌􀀂􀀉􀀑􀀅􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀠􀀅􀀝􀀓􀀡􀀔􀀆􀀋􀀄􀀆􀀉􀀁􀀍􀀈􀀆􀀜􀀄􀀈􀀍􀀎􀀌􀀔􀀢􀀆􀀕􀀃􀀍􀀝􀀓􀀃􀀂􀀉􀀔􀀃􀀊
Adanya potensi kon􀀂 ik kepentingan antara Ny. Ani
Yudhoyono sebagai pembina yayasan itu, dan perusahaan batik
baru yang telah mengorbitkan anak dan cucunya sebagai ikon,
belum banyak disorot orang. Termasuk, ketika koleksi batik Ny.
Ani Yudhoyono dan Ann Durham, ibunda Presiden AS, Barack
Husein Obama di Alun-Alun Indonesia di Grand Indonesia
Shopping Town, 17 November 2009. Publik tampaknya juga
tidak tahu, bahwa gedung itu milik Gajah Tunggal, salah satu
konglomerat yang belum membereskan utangnya pada Negara,
dalam kerangka BLBI. Bahkan salah seorang pemiliknya yakni
Itjih Nursalim adalah teman sekolah dari Ginanjar Kartasasmita.
(lihat Lampiran 5: Allure, Meluncur di Alur Yayasan Batik
Indonesia).
Ani Yudhoyono didampingi menantunya, tengah meresmikan
Alun-Alun Indonesia.
sumber:www.detik.com
58 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀠􀀝􀀡􀀆􀀋􀀉􀀍􀀆􀀜􀀈􀀌􀀢􀀃􀀝􀀃􀀉􀀃
Yayasan ketiga yang didukung oleh Ny. Ani Yudhoyono
adalah Yayasan Sulam Indonesia, yang diketuai Ny. Triesna
Wacik, istri Menteri Kebudayaan & Pariwisata, Jero Wacik. Di
sini ada juga potensi kon􀀂 ik kepentingan antara keluarga Jero
Wacik dengan yayasan itu, dan antara keluarga Wacik dengan
keluarga Cikeas. Soalnya, PT Puri Ayu, salah satu perusahaan
milik Menbudpar yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan
Puri Cikeas, bergerak di bidang disain tekstil. Perusahaan itu
berkantor di Bali dan Jakarta.
Para pengusaha yang bergerak di bidang produksi dan
pemasaran mutu manikam, batik, dan sulaman, dapat ikut
menikmati promosi yang dibayar dari uang rakyat, dengan
berlindung di bawah ketiga payung yayasan yang bera􀀁 liasi ke
Ny. Ani Yudhoyono ini. Namun yang paling menimbulkan tanda
tanya bagi tokoh-tokoh masyarakat adalah kedekatan Artalyta
Suryani dengan Ani Yudhoyono, mengingat posisi Artalyta
Jero Wacik ikut ambil bagian dalam lingkaran keluarga Cikeas.
sumber:www.ujicoba.net.id
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 59
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀔􀀉􀀅􀀆􀀞􀀂􀀄􀀔􀀟􀀍􀀙􀀍􀀔􀀊􀀍􀀆􀀐􀀌􀀂􀀉􀀑􀀅􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀠􀀅􀀝􀀓􀀡􀀔􀀆􀀋􀀄􀀆􀀉􀀁􀀍􀀈􀀆􀀜􀀄􀀈􀀍􀀎􀀌􀀔􀀢􀀆􀀕􀀃􀀍􀀝􀀓􀀃􀀂􀀉􀀔􀀃􀀊
sebagai Bendahara Yayasan Mutu Manikam Nusantara. Soalnya,
diduga berkat kedekatan antara Ayin dan Ani, salah seorang
taipan besar pengemplang dana BLBI, Syamsul Nursalim, dapat
lolos dari jerat hukum, seperti di era Gus Dur maupun Megawati
Soekarnoputri (lihat Lampiran 4).
Peranan yayasan-yayasan yang bera􀀁 liasi dengan SBY dan
Ny. Ani Yudhoyono dalam memobilisasi dukungan politik
dan ekonomi untuk pemilihan SBY sebagai Presiden untuk
kedua dan terakhir kalinya, membuka jalan bagi berbagai jenis
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para pendukungnya.
Soalnya, duplikasi anggota pengurus yayasan-yayasan itu
dengan berbagai tim sukses yang tidak secara resmi terda􀀂 ar
personalia maupun sumber-sumber pembiayaannya (lihat
Lampiran 1), melancarkan jalan bagi penyaluran sumbangan
sumber:www.kompas.com
SBY-Ani menghadiri resepsi pernikahan anak Artalyta.
60 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀜􀀐􀀔􀀂􀀝􀀑􀀔􀀊􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀝􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀅􀀄􀀆􀀞􀀁􀀂􀀈􀀄􀀔􀀍􀀎􀀟􀀔􀀍􀀙􀀆􀀍􀀕􀀔􀀍􀀊􀀓􀀍􀀂􀀆􀀌􀀔􀀂􀀊􀀉􀀅􀀔􀀉􀀆􀀠􀀝􀀡􀀆􀀋􀀉􀀍􀀆􀀜􀀈􀀌􀀢􀀃􀀝􀀃􀀉􀀃
bagi kampanye Pemilu legislatif Partai Demokrat dan Pilpres
SBY-Boediono. Dikhawatirkan, aliran sumbangan kampanye itu
melampaui batas-batas yang diperkenankan oleh Pasal 131 dari
UU No. 10/2008, yakni satu milyar rupiah untuk perorangan
dan lima milyar rupiah untuk kelompok, perusahaan dan badan
usaha non-pemerintah. Maklumlah, pelanggaran terhadap
Pasal 131, yang diatur dalam Pasal 276, diancam pidana penjara
antara enam sampai 24 bulan, serta denda antara satu sampai
lima milyar rupiah.
Kecurigaan itu sangat beralasan, apabila keuangan yayasanyayasan
itu tidak di-audit oleh auditor yang independen.
Potensi kon􀀂 ik kepentingan antara keuangan publik yang
dikelola oleh pemerintah dan keuangan yayasan-yayasan itu,
barangkali paling besar terjadi pada Yayasan Kesetiakawanan
dan Kepedulian. Soalnya, tiga orang Menteri dan seorang
pejabat setingkat Menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu
II merangkap sebagai anggota Dewan Pembina yayasan itu,
yakni Djoko Suyanto, Purnomo Yusgiantoro, M.S. Hidayat, dan
Sutanto. Sedangkan Bendahara yayasan itu d􀀁 abat oleh Dessy
Natalegawa, adik kandung Menlu Marty Natalegawa.
Ketiga yayasan yang dibina oleh Ny. Ani Yudhoyono, yakni
Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Yayasan Batik Indonesia,
dan Yayasan Sulam Indonesia, juga berpotensi untuk melakukan
kegiatan yang tumpang tindih dengan departemen-departemen
atau lembaga-lembaga yang dipimpin – atau pernah dipimpin
-- oleh suami-suami para ketua yayasan-yayasan itu, yaitu
Departemen Luar Negeri dalam hal Yayasan Mutu Manikam
Nusantara, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam hal Yayasan
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 61
􀀜􀀔􀀝􀀔􀀊􀀔􀀉􀀆􀀝􀀔􀀉􀀅􀀆􀀞􀀂􀀄􀀔􀀟􀀍􀀙􀀍􀀔􀀊􀀍􀀆􀀐􀀌􀀂􀀉􀀑􀀅􀀒􀀔􀀃􀀉􀀉􀀆􀀠􀀅􀀝􀀓􀀡􀀔􀀆􀀋􀀄􀀆􀀉􀀁􀀍􀀈􀀆􀀜􀀄􀀈􀀍􀀎􀀌􀀔􀀢􀀆􀀕􀀃􀀍􀀝􀀓􀀃􀀂􀀉􀀔􀀃􀀊
Batik Indonesia, dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
dalam hal Yayasan Sulam Indonesia.
Di samping itu, ketua-ketua yayasan yang dibina oleh Ny.
Ani Yudhoyono itu adalah anggota Solidaritas Isteri Kabinet
Indonesia Bersatu (SIKIB), yang diketuai oleh Ibu Negara.
Duplikasi antara kegiatan yayasan dan instansi-instansi
pemerintah, juga sangat berpotensi terjadi pada yayasanyayasan
yang bera􀀁 liasi dengan SBY sendiri, misalnya dengan
Departemen Agama. Dalam hal ini, Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam dengan program pengiriman ulama berumroh ke
Arab Saudi. Sementara keberadaan Yayasan Puri Cikeas dan
Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian memiliki keterkaitan
dengan berbagai Departemen dan Pemerintah Daerah. Itulah
sebabnya, auditing terhadap keuangan yayasan-yayasan itu
menjadi semakin penting. Bukan hanya duplikasi, malah
dualisme pemerintahan, dapat terjadi apabila yayasan-yayasan
ini dibiarkan berkembang dengan bebas, seperti yang telah
kita alami di masa kediktatoran Soeharto, dengan seribu satu
yayasannya (lihat Aditjondro 2003, Ismawan 2007: 66-89).
62 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 63
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Hadi Utomo, adik ipar Ny. Ani Yudhoyono menjabat Ketua Umum
DPP Partai Demokrat 2005-2010.
Sumber: www.sripoku.com
64 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 65
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Potensi pelanggaran UU Pemilu terjadi karena adanya rangkap
jabatan sejumlah pejabat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
dengan anggota kepengurusan yayasan-yayasan. Pelanggaran
UU Pemilu diperparah dengan pelanggaran hukum yang telah
dilakukan oleh sejumlah kader Partai Demokrat. Pemilu kali ini
ditandai wabah pembelian suara yang semakin terang-terangan,
dibandingkan dengan pemilu-pemilu yang lalu. Padahal, praktik
ini jelas-jelas dilarang oleh UU No. 10/2008 tentang Pemilu
Anggota DPR, DPD, DPRD. Pasal 84 melarang semua pelaksana,
peserta, dan petugas kampanye “menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye”.
Sedangkan Pasal 87 melarang pelaksana kampanye
“menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai
imbalan kepada peserta kampanye secara langsung atau tidak
langsung agar memilih Partai Politik tertentu; memilih calon
anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota tertentu;
atau memilih calon anggota DPD tertentu”. Sanksinya, penjara
antara enam sampai 24 bulan serta denda antara Rp 6.000.000
dan Rp 24.000.000, menurut Pasal 270 dan 274.
PELANGGARAN-PELANGGARAN
UU PEMILU OLEH CALEG-CALEG
PARTAI DEMOKRAT
66 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀚􀀐􀀂􀀂􀀙􀀑􀀔􀀉􀀒􀀅􀀃􀀅􀀉􀀔􀀅􀀄􀀔􀀓􀀉􀀔􀀆􀀄􀀛􀀆􀀁􀀛􀀈􀀆􀀚􀀄􀀍􀀂􀀎􀀑􀀔􀀆􀀕􀀍􀀙􀀍􀀈􀀓􀀂􀀔􀀊
Padahal praktik pembelian suara yang dilakukan oleh calegcaleg
Partai Demokrat di berbagai wilayah, merupakan salah
satu faktor kemenangan Partai Demokrat yang begitu fantastis.
Pemilih Partai Demokrat melonjak nyaris tiga kali lipat dari 7%
menjadi 20% lebih.
Ambillah sebagai contoh di Sumatera Utara. Waktu
kampanye pemilu lalu, Marlan Nainggolan, caleg PDP di
Tapanuli Utara (Taput) membagi-bagikan kerbau dan babi ke
pemilih, Sihar Sitorus, anak DL Sitorus, pengusaha pembalakan
hutan, yang menjadi caleg PPRN, menyumbang Rp 3 juta ke
gereja HKBP dekat bandara Silangit. Sedangkan Fernando
Sihombing, caleg Golkar membagi sekarung pupuk kepada
setiap pemilih.
Namun itu semua belum apa-apa dibandingkan dengan
“sumbangan” Jhonny Allen Marbun, caleg Demokrat yang
terlibat kasus suap Rp 1 milyar untuk proyek Dephub (Tempo, 5
April 2009). Ia berulang kali mengumpulkan petani di Humbang
Hasundutan (Humbahas), Taput, dan Samosir, dan membagibagikan
puluhan ton bibit jagung kepada mereka. Pada Januari
lalu, di Dolok Sanggul, ibukota Humbahas, ia menyerahkan
500 baju batik bagi para kepala desa, 21 unit komputer untuk
sekolah, dan Rp 200 juta untuk perbaikan gereja dan mesjid.
Sebelumnya, 4 Januari 2009, dalam upacara di tanah
lapang Pangururan, Samosir, yang dihadiri Hadi Utomo,
Ketua Umum DPP Partai Demokrat sekaligus ipar SBY, selain
membagi-bagikan bibit jagung kepada petani, Jhonny Allen juga
menyerahkan Rp 300 juta untuk perbaikan gereja dan mesjid
serta 20 unit komputer untuk sekolah. Berbagai “sumbangan”
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 67
􀀐􀀂􀀑􀀚􀀂􀀒􀀙􀀃􀀔􀀉􀀉􀀅􀀅􀀓􀀅􀀔􀀄􀀆􀀔􀀁􀀉􀀈􀀆􀀄􀀛􀀍􀀛􀀎􀀔􀀆􀀆􀀚􀀕􀀂􀀍􀀑􀀓􀀂􀀍􀀔􀀙􀀈􀀊
itu ikut mendorong Jhonny Allen memenangkan tiket Demokrat
ke Senayan, untuk kedua kalinya, dengan memperoleh 91.763
suara.
Pelanggaran terhadap Pasal 84 dan 87 UU No. 10/2008,
tidak cuma terjadi di Sumatera Utara, tapi juga di basis-basis
kemenangan Partai Demokrat yang lain, yang sempat penulis
amati, seperti di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dan di
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Di Poso, Amsal Hasyim,
seorang caleg dari Partai Demokrat, menjanjikan pembagian
pesawat televisi dan traktor tangan buat mereka yang mau
memilih partai berwarna biru itu. Janji itu, baru direalisasikan
akhir November lalu, dan diterima dengan suka cita. Rupanya
rakyat di bekas daerah kon􀀂 ik itu tidak menyadari bahwa janji
yang diobral kader Partai Demokrat itu, melanggar Pasal 87 UU
No. 10/2008.
Walhasil, Amsal Hasyim, kontraktor yang disuruh oleh Piet
Inkiriwang, purnawirawan polisi sekaligus Bupati merangkap
ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Poso, untuk mengetuai
PAC Partai Demokrat Kecamatan Pamona Utara di Tentena,
akhirnya berhasil menjadi anggota DPRD Kabupaten Poso dari
Partai Demokrat.
Tidak perlu jauh-jauh ke Aceh, Sumatera Utara, dan
Sulawesi Tengah, di Provinsi Banten yang bertetangga dengan
Daerah Khusus Ibukota, pelanggaran Pasal 84 UU No. 10/2008
juga terjadi. Rasyid (50), warga Jalan Lingkar Selatan, Kabupaten
Serang, mengaku mendapatkan lima lembar amplop berisi uang
pecahan Rp 10 ribu, Selasa malam, 7 Juli 2009. Ia mendapatkannya
dari seorang yang mengaku anggota tim sukses SBY-Boediono.
68 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀚􀀐􀀂􀀂􀀙􀀑􀀔􀀉􀀒􀀅􀀃􀀅􀀉􀀔􀀅􀀄􀀔􀀓􀀉􀀔􀀆􀀄􀀛􀀆􀀁􀀛􀀈􀀆􀀚􀀄􀀍􀀂􀀎􀀑􀀔􀀆􀀕􀀍􀀙􀀍􀀈􀀓􀀂􀀔􀀊
Rasyid sendiri tinggal tak jauh dari kantor Partai Demokrat
Kota Serang, di Kampung Beringin Jaya. Menurutnya, partai
tersebut secara rutin memberikan imbalan kepada warga sekitar
setiap kali berlangsung pemilihan umum. Bahkan sejak Pemilu
Legislatif (Nugroho 2010: 78).
Di Jawa Tengah, terjadi juga banyak kasus pembelian suara
(vote buying) atau ‘politik uang’ (money politics), yang melibatkan
caleg Partai Demokrat maupun partai lain, namun hanya
sedikit yang ditangani oleh Panwaslu dan disidangkan. Yang
ditangani oleh Panwaslu misalnya, laporan dari YSA Widayana,
warga Karang, Plumbon, Mojolaban di Kabupaten Sukoharjo.
Ia melaporkan tindakan Bambang yang meminta warga untuk
memilih Partai Demokrat (Seputar Indonesia, 11 April 2009).
Lebih menghebohkan lagi adalah kasus pelanggaran
Pemilu 2009 yang mulai disidangkan di Pengadilan Negeri
Bantul, Jumat, 8 Mei 2009. Kedua terdakwa dalam kasus itu
adalah Sri Yuli Waryati, caleg untuk DPRD Bantul dari Dapil 2
dan Siti Shoimah, caleg DPRD dari daerah pemilihan Kabupaten
Bantul. JPU Widagdo M. Petrus menuntut kurungan tiga hingga
12 bulan penjara dengan denda Rp 10 juta, subsider enam bulan
kurungan, hanya karena kedua terdakwa menggelar pasar
murah di Dusun Mangir Lor, Desa Sendangsari, Pajangan,
Bantul, DIY (Radar Jogja, 9 Mei 2009).
Ceritanya begini. Pada saat bazar murah digelar, Minggu,
29 Maret, Sri Yuli Waryati membagikan kupon pembelian
sembako, yang hanya diberikan kepada warga yang telah
mengisi formulir dan menjadi anggota Partai Demokrat. Hari
Minggu berikut, 5 April, Sri Yuli Waryati memperkenalkan
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 69
􀀐􀀂􀀑􀀚􀀂􀀒􀀙􀀃􀀔􀀉􀀉􀀅􀀅􀀓􀀅􀀔􀀄􀀆􀀔􀀁􀀉􀀈􀀆􀀄􀀛􀀍􀀛􀀎􀀔􀀆􀀆􀀚􀀕􀀂􀀍􀀑􀀓􀀂􀀍􀀔􀀙􀀈􀀊
Shoimah kepada masyarakat di Lapangan Mangir Loro, dengan
membagi-bagi uang sebesar Rp 5 ribu seorang dan selembar
kaos oblong (ibid).
Semua itu belum apa-apa, dibandingkan dengan pembelian
suara yang dilakukan oleh putra bungsu SBY, Edhie Baskoro
Yudhoyono (EBY), di kampung halaman ayahnya di Pacitan,
Jawa Timur, April 2009. Menurut laporan dua orang saksi, tim
kampanye EBY membagi-bagi amplop berisi uang Rp 10 ribu
disertai foto EBY ke calon-calon pemilih di Desa Clembem,
Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, 3 April 2009.
Namun setelah kasus ini terungkap di berbagai media
lokal dan media online, bukan Bawaslu dan Panwaslu yang
bergerak, melainkan Polri. Sedangkan para pimpinan media
yang bersangkutan mendapatkan teguran keras dari juru bicara
kepresidenan, Dino Pa􀀃 i Djalal. Kedua saksi –M. Naziri dan
Bambang Krisminarso – serta pimpinan situs JakartaGlobe.com
dan Okezone.com, dan wartawan Harian Bangsa diperiksa oleh
polisi, dengan tuduhan pencemaran nama baik EBY juncto
pelanggaran pasal 45 ayat 1 UU No. 11/2008 tentang Teknologi
Informasi juncto pasal 55 KUHP.
Akhirulkalam, Kapolda Jatim Irjen (Pol) Anton Bachrul
Alam membantah bahwa EBY telah melakukan money politics,
malah sebaliknya menuduh para saksi dan pekerja media
melakukan pencemaran nama baik putra presiden, yang juga
berarti, penistaan terhadap presiden (Antara News, 8 April
2009).
Walaupun semua tertuduh akhirnya dibebaskan, EBY pun
dibebaskan dari tuduhan pelanggaran Pasal 84 UU No. 10/2008,
70 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀚􀀐􀀂􀀂􀀙􀀑􀀔􀀉􀀒􀀅􀀃􀀅􀀉􀀔􀀅􀀄􀀔􀀓􀀉􀀔􀀆􀀄􀀛􀀆􀀁􀀛􀀈􀀆􀀚􀀄􀀍􀀂􀀎􀀑􀀔􀀆􀀕􀀍􀀙􀀍􀀈􀀓􀀂􀀔􀀊
dan berhasil mengalahkan para caleg lain, termasuk Ramadhan
Pohan, pesaingnya yang separtai. EBY sukses mendapatkan tiket
ke Senayan. Padahal, seperti kesaksian salah seorang pimpinan
media yang diperkarakan, pembagian amplop berisi uang dan
foto EBY itu betul-betul terjadi.
Ada lagi pelanggaran pasal dalam UU No. 10/2008, yang
telah menghasilkan banyak suara pemilih buat Partai Demokrat,
malah kemenangan yang hampir mutlak di Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD). Dalam Pemilu lalu, mantan kombatan
yang beralih menjadi anggota Partai Aceh (PA) ini, bebas
“menuntun” pemilih yang tua dan buta huruf mencontreng
caleg dan logo PA dan Partai Demokrat, terutama di bekas basis
GAM tanpa dihalangi aparat keamanan. Makanya, di sebuah
kecamatan di Kabupaten Pidie, Partai Demokrat mendapatkan
100% suara untuk DPR-RI dan PA 100% suara untuk DPRA dan
DPRK. Hasilnya, perolehan suara teratas di Aceh direbut oleh
PA, disusul oleh Demokrat, Golkar, dan PKS. Sedangkan partai
lokal lain, hanya memperoleh beberapa kursi di DPRA dan
DPRK-DPRK.
Makanya, perlu dipertanyakan, apakah “bantuan” yang
diberikan oleh para kader PA untuk menuntun para pemilih
yang tua dan buta huruf secara khusus mencontreng logo dua
partai saja, satu untuk duduk di DPR-RI dan satunya lagi untuk
duduk di DPR Aceh dan DPR Kabupaten, tidak bertentangan
dengan Pasal 156 UU No. 10/2008, ayat 1 dan 2 yang berbunyi
sebagai berikut:
Ayat (1): Pemilih tuna netra, tuna daksa, dan yang
mempunyai halangan 􀀁 sik lain saat memberikan suaranya di
TPS dapat dibantu oleh orang lain atas permintaan pemilih.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 71
􀀐􀀂􀀑􀀚􀀂􀀒􀀙􀀃􀀔􀀉􀀉􀀅􀀅􀀓􀀅􀀔􀀄􀀆􀀔􀀁􀀉􀀈􀀆􀀄􀀛􀀍􀀛􀀎􀀔􀀆􀀆􀀚􀀕􀀂􀀍􀀑􀀓􀀂􀀍􀀔􀀙􀀈􀀊
Ayat 2: Orang lain yang membantu pemilih dalam
memberikan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib merahasiakan pilihan pemilih.
Memang, kebanyakan pemilih yang tua dan buta huruf,
belum tentu menderita halangan 􀀁 sik yang digambarkan dalam
Pasal 156 ini. Namun inti pasal ini adalah bahwa semua orang
harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk memilih
calon yang diharapkannya dapat membawakan aspirasinya.
Nah, apakah dengan menggiring secara halus satu bagian yang
cukup besar untuk memilih satu partai nasional, yang belum
dikenalnya, jiwa pasal ini terpenuhi? Atau justru dilanggar?
Banyak pelanggaran UU Pemilu yang terjadi selama
Pemilu legislatif dan Pilpres lalu. Mulai dari besarnya biaya
kampanye yang dikelola oleh tim-tim siluman yang tidak
terda􀀂 ar personalia maupun anggarannya, pembelian suara
lewat pembagian uang dan barang kepada pemilih (termasuk
yang dilakukan oleh Edhi Baskoro Yudhoyono), bantuan negara
asing seperti melalui IFES (International Foundation for Electoral
Systems), ornop AS yang dibantu oleh USAID, yang dilibatkan
oleh KPU dalam proses penghitungan suara, serta penggiringan
suara sebagian besar pemilih di Aceh, praktis legalitas hasil
Pemilu yang lalu patut dipertanyakan.
Walaupun partai-partai lain ikut menjalankan berbagai
pelanggaran UU Pemilu itu, namun Partai Demokrat, yang
merupakan kendaraan politik incumbent president, tidak
menunjukkan teladan dalam mematuhi UU Pemilu. Hanya
saja, kenetralan KPU dan Bawaslu yang patut dipertanyakan,
serta pembelokan perhatian publik akibat peledakan bom di
72 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀚􀀐􀀂􀀂􀀙􀀑􀀔􀀉􀀒􀀅􀀃􀀅􀀉􀀔􀀅􀀄􀀔􀀓􀀉􀀔􀀆􀀄􀀛􀀆􀀁􀀛􀀈􀀆􀀚􀀄􀀍􀀂􀀎􀀑􀀔􀀆􀀕􀀍􀀙􀀍􀀈􀀓􀀂􀀔􀀊
dua hotel di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, 17 Juli 2009,
membuat semua kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu belum
sempat disorot secara mendalam.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 73
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Selain terjun di kancah politik, Hartanto Edhie Wibowo (kanan) juga
membangun kerajaan bisnis di PowerTel.
sumber: www.tangerangutararaya.blogspot.com
74 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 75
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
KESIMPULAN
Uraian dalam buku ini mudah-mudahan tidak hanya menjawab
rahasia di balik skandal Bank Century, melainkan lebih luas
lagi. Buku ini berusaha menjawab rahasia di balik kemenangan
fantastis Partai Demokrat, yang suara pemilihnya naik tiga kali
lipat dalam satu periode pemerintahan, dari sekitar 7 % menjadi
sekitar 20%.
Penggalangan dana yang luar biasa, serta besarnya
pembelian suara (vote buying) oleh para kadernya, memainkan
peranan yang besar dalam melonjaknya angka pemilih Partai
Demokrat dan calon presidennya. Dengan kata lain, kemenangan
SBY bukan hanya karena kehebatan kharismanya, yang dikemas
oleh Fox Indonesia dalam iklan-iklan bernilai jutaan rupiah di
media cetak dan elektronik, dibarengi klaim-klaim kesuksesan
periode kepresidenannya yang pertama.
Resistensi Partai Demokrat terhadap penggunaan hak
angket DPR untuk mengungkapkan skandal Bank Century,
walaupun akhirnya ikut mendukung prakarsa sebagian anggota
DPR dari Fraksi PDI-P, menjadi indikasi betapa besarnya
keinginan petinggi-petinggi partai itu untuk menutupi hal-hal
yang mencurigakan dalam pemberian dana talangan yang jauh
melebihi yang sudah disepakati oleh parlemen.
76 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀘􀀐􀀂􀀂􀀊􀀑􀀍􀀑􀀒􀀗􀀃􀀈􀀉􀀙􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Walaupun sejumlah individu Partai Demokrat berusaha
menangkis tuduhan bahwa mereka menerima sejumlah dana
dari Bank Century, toh masih ada tanda tanya, ke mana larinya
lima trilyun rupiah yang lenyap ke tangan “pihak ketiga” dalam
hanya kurang dari setahun (Juni 2008 – Juni 2009).
Sorotan masyarakat terhadap beberapa beberapa deposan
terbesar Bank Century, khususnya Siti Hartati Murdaya dan
Boedi Sampoerna, sangat wajar, mengingat besarnya bantuan
kedua kelompok bisnis yang mereka pimpin bagi kampanye
Partai Demokrat dan calon presidennya,. Dukungan ini dimulai
oleh Hartati Murdaya menjelang Pemilu 2004 dan semakin
meningkat menjelang Pemilu 2009. Pengelola Arena Pekan Raya
Jakarta ini berulangkali menyediakan gelanggang promosi
bisnisnya sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan Partai
Demokrat, termasuk Rapimnas Partai Demokrat, 8-9 Februari
2009. Mengenakan jaket biru Partai Demokrat, ia duduk di
barisan terdepan, sebaris dengan SBY, Ani Yudhoyono, dan
Hadi Utomo. Selanjutnya, dalam tim kampanye SBY-Boediono,
Hartati menjadi Wakil Koordinator Operasi I.
Sedangkan dari kelompok Sampoerna, investigasi kami
menemukan dukungan dana sebesar Rp 90 milyar kepada
kelompok media Jurnal Nasional (Jurnas) yang dekat dengan
Partai Demokrat dan SBY sejak 2006 sampai dengan 2009. Di
saat itu, injeksi dana ke kelompok Jurnas mulai bergeser ke
pengusaha-pengusaha yang dekat dengan keluarga Cikeas, di
bawah koordinasi Gatot Mudiantoro Suwondo, yang kebetulan
Direktur Utama BNI.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 77
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀘􀀈􀀄􀀂􀀍􀀊􀀎􀀍􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀈􀀂􀀙􀀔􀀉􀀊
Kebutuhan akan dana kampanye yang semakin meningkat,
yang terdongkrak oleh besarnya biaya “pencitraan” SBY melalui
media, serta meluasnya jangkauan “kedermawanan” yayasanyayasan
yang bera􀀁 liasi ke SBY dan Ny. Ani Yudhoyono,
membuat keluarga Cikeas semakin tergantung pada sejumlah
pengusaha kelas kakap yang berasal dari era Soeharto, seperti
Syamsul Nursalim, Hartati Murdaya, dan kelompok Sampoerna,
maupun perusahaan yang muncul di era SBY, seperti PT Powertel
dan Batik Allure.
Dana kampanye yang begitu besar, yang sebagian tidak
terda􀀂 ar di KPU, menimbulkan kerentanan keluarga Cikeas
terhadap pengusaha dan makelar kasus, seperti Artalyta Suryani
alias “Ayin”, bendahara Yayasan Mutu Manikam Nusantara ini
ternyata punya fungsi sebagai pelindung Syamsul Nursalim,
pengemplang dana BLBI, yang sudah mengelabui tiga presiden
berturut-turut, dan hingga kini masih melenggang dengan
bebas.
Berbicara tentang yayasan-yayasan yang dibina oleh SBY
dan Ny. Ani Yudhoyono, kepengurusan yayasan-yayasan
itu bukan di tangan orang-orang yang punya latar belakang
khusus di bidang kemanusiaan, melainkan terdiri dari sejumlah
menteri, mantan menteri, purnawirawan perwira tinggi yang
kebanyakan se-angkatan dengan SBY, sejumlah pengusaha, dan
anggota keluarga besar SBY-Ani Yudhoyono yang juga sudah
terjun ke bidang bisnis, yakni Hartanto Edhie Wibowo, Edhie
Baskoro Yudhoyono, serta Annisa Pohan.
Hartanto, adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono, telah terjun
ke bisnis serat optik di PT Powertel, bersama adik Menko
78 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀘􀀐􀀂􀀂􀀊􀀑􀀍􀀑􀀒􀀗􀀃􀀈􀀉􀀙􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Perekonomian M. Ha􀀃 a Rajasa. Pada awalnya mereka ditengarai
memperoleh proyek-proyek bagi Powertel, sewaktu Ha􀀃 a
Rajasa masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Edhie
Baskoro, telah mulai berbisnis dalam produksi kue kering,
dengan berbagai kemudahan dalam penyediaan jalan, listrik,
dan bahan bakar. Sedangkan Annisa Pohan serta kedua orang
mertuanya, sudah menjadi promotor sebuah perusahaan batik,
Allure, yang baru muncul kemarin sore.
Guna mencegah kembalinya tradisi buruk yang dirintis
mendiang Jenderal Soeharto, SBY perlu bersikap lebih tegas
terhadap kerabat dan sahabatnya, agar tidak mengambil jalan
pintas mengembangkan bisnis dengan mencari order dari
bankir-bankir pemerintah serta birokrat-birokrat papan atas.
SBY juga perlu mendorong kerabat dan sahabatnya untuk
menolak pemberian kemudahan dalam penyediaan jasa jalan,
listrik, dan bahan bakar bersubsidi, bagi pengembangan pabrik
yang baru berdiri kemarin sore.
Sikap tegas terhadap keluarga dan sahabat merupakan
dasar moral untuk mengambil sikap tegas terhadap semua
pejabat yang melakukan komersialisasi jabatan. Hal itu pernah
diteladani oleh Presiden Korea Selatan (Korsel), Kim Young San,
yang menjebloskan kedua pendahulunya – Chun Doo-Hwan
dan Roh Tae-Woo – ke penjara, karena korupsi dan pembantaian
aktivis pro-demokrasi, walaupun kemudian kedua jenderal itu
diberi grasi dari vonis hukuman mati dan hukuman penjara
22,5 tahun. Presiden Korsel itu juga menyerahkan anaknya, Kim
Hyon Chul, untuk diadili, karena sang anak menerima sogokan
dari maskapai Hanbo Steel, untuk menggalang dana bagi
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 79
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀘􀀈􀀄􀀂􀀍􀀊􀀎􀀍􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀈􀀂􀀙􀀔􀀉􀀊
kampanye ayahnya (Alkostar 2008: 176-80; Washington Post, 25
Jan. 2007; New York Times, 18 Mei 1997).
Selanjutnya, yayasan-yayasan membonceng nama keluarga
Cikeas, harus berhenti memanfaatkan 􀀁 gur-􀀁 gur pemerintah
dalam struktur organisasinya. Rakyat yang cerdas tidak akan
menuntut Kepala Negara memberi makan ribuan orang miskin
di Istana Negara atau kediaman pribadinya, sebab Presiden
bukanlah Raja yang kaya raya. Memberi makan fakir miskin
bukanlah tugas Presiden, melainkan tugas sejumlah lembaga
resmi, sesuai dengan ketentuan Pasal 34 Undang-Undang Dasar
1945.
Selain itu, yayasan-yayasan yang ada kaitan dengan keluarga
Cikeas serta kerabat dan sahabat mereka, harus diaudit oleh
auditor publik yang independen, dan hasilnya dilaporkan ke
parlemen, serta terbuka bagi media. Bukan diaudit oleh auditor
langganan para bankir yang juga duduk dalam pengurus
yayasan-yayasan itu.
Tujuan semua langkah itu supaya yayasan-yayasan yang
berlindung di balik ketiak penguasa jangan lagi menjadi
pembuka jalan bagi korporasi-korporasi raksasa untuk mendapat
kemudahan dari pemerintah, seperti di masa Orde Baru
(lihat Radjab 1999: 47-8; Aditjondro 2003; Aditjondro 2006;
Ismawan 2007; Zen & Kristianto 2007).
Dibarengi pembenahan ke dalam lingkaran kerabat dan
sahabat SBY ini, pemerintahan mendatang mutlak perlu
melaporkan kekayaan dan jaringan bisnis semua pejabat publik
kepada rakyat Indonesia. Transparansi semacam ini hendaknya
juga berlaku bagi anggota parlemen dan pimpinan lembaga80
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀘􀀐􀀂􀀂􀀊􀀑􀀍􀀑􀀒􀀗􀀃􀀈􀀉􀀙􀀅􀀔􀀓􀀉􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
lembaga penegakan hukum, seperti Polri, Kejaksaan, Peradilan,
dan KPK.
Jelasnya, transparansi kekayaan pejabat bertujuan supaya
semua keputusan ekonomi dan politik yang diambil, betul-betul
demi kemaslahatan rakyat banyak, terutama mereka yang paling
dipinggirkan. Bukan demi ekspansi perusahaan milik kerabat
dan sahabat, dengan dalih, menciptakan lapangan kerja.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 81
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Dalam kampanye Partai Demokrat, SBY-Ani Yudhoyono-Ibas selalu
tampil kompak. Partai Demokrat dilambangkan oleh keluarga SBY.
sumber:www.tribun-timur.com
82 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 83
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 1
Tim-Tim Kampanye Partai
Demokrat dan
Capres-Cawapres SBY-Boediono
Dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009, Partai Demokrat
dengan Capres SBY dan Cawapres Boediono, paling
gencar berkampanye berkat banyaknya tim sukses atau tim
kampanyenya. Tim-tim itu ada yang dida􀀂 arkan secara resmi
ke KPU, ada pula yang tidak dida􀀂 arkan, walaupun tidak kalah
efektif kegiatan kampanyenya. Menurut salah seorang mantan
jenderal pendukung SBY dalam Pilpres 2004, Mayjen (Purn)
Djali Yusuf, “Operasi tentara itu kan ada yang terbuka dan
tertutup. Jadi kalau kita mau bergerak, ya tidak semua harus
terbuka. Ada juga orang yang tidak suka dengan kemampuan
kita. Tapi ada yang kita buka, kampanye terbuka, dialogis bisa
dipantau. Jadi masing-masing mempunyai cara, ada operasi
terbuka dan tertutup,” ungkapnya. Ia juga menegaskan, bahwa
semua tim sukses itu langsung berada di bawah koordinasi
Presiden SBY. “Kita bergerak di lapangan dan koordinasinya
langsung ke Pak SBY,” kata mantan Pangdam Iskandar Muda,
Aceh, itu (Giovanie 2009).
1. Barisan Indonesia (Barindo): Organisasi massa yang
diprakarsai Letjen TNI M. Yasin. Akbar Tanjung ikut sebagai
84 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Ketua Dewan Pembina. Tim ini memiliki jasa yang cukup
signi􀀁 kan dalam mengantarkan SBY meraih kemenangan
pada Pilpres 2004. Menjelang Pilpres 2009, tim ini pecah.
Kubu Letjen (Purn) M. Yasin mendirikan Barindo Raya
yang berdiri di belakang capres Megawati.
2. Blora Center: Kelompok ini didirikan kalangan dekat
Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Agustus 2004. Setelah
berubah wujud menjadi Lumbung Informasi Rakyat (Lira),
kelompok itu mengumumkan berdirinya Blora Center
2009. Pada 2004, Blora Center merupakan pusat informasi
untuk pemenangan Yudhoyono-Jusuf Kalla, terutama pada
putaran kedua pemilihan presiden. Kantor mereka dulu di
Jalan Blora, Jakarta Pusat, sedangkan tahun 2008, mereka
pindah ke kompleks perkantoran Gajah, Tebet, Jakarta
Selatan. Menghadapi pemilu 2009, Blora Center diakti􀀆 an
ke daerah-daerah.
3. Tim Delta: Mengurusi semua perlengkapan kampanye,
terutama atribut kampanye. Dikomandani oleh mantan
Asisten Logistik Panglima TNI, Mayjen (Purn.) Abikusno.
4. Tim Echo: Tim siluman yang tidak terda􀀂 ar secara resmi
ini menjalankan fungsi intel􀀁 en untuk mendongkrak suara
Partai Demokrat di daerah-daerah. Tim ini ramping, hanya
seorang pemimpin di setiap kabupaten dan kota. Pada
hari pemungutan suara, tim pendukung ini berkonsentrasi
memperkuat para saksi di TPS, dengan memberi mereka
upah Rp 100 ribu per orang. Untuk Provinsi Yogyakarta
saja, tim ini menyiapkan anggaran Rp 1 milyar. Tim ini
dipimpin oleh mantan Panglima TNI Marsekal (Purn.)
Djoko Suyanto.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 85
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
5. Tim Foxtrot: Konsultan komunikasi politik yang secara
khusus direkrut oleh Partai Demokrat. Lebih dikenal dengan
nama Bravo Media Center (BMC), yang diresmikan hari
Senin, 23 Februari 2009 di Jalan Teuku Umar No. 51, Jakarta
Pusat, dan diasuh oleh Zulkarnain (Choel) Mallarangeng
(42), CEO Fox Indonesia. Perusahaan konsultan komunikasi
politik milik Choel dan Rizal Mallarangeng ini menangani
media campaign SBY, termasuk iklan seharga Rp 500 juta
di harian Kompas. Adik Al􀀁 an Mallarangeng, juru bicara
kepresidenan dalam kabinet lalu, dibantu oleh General
Manager Kah􀀁 Siregar, Senior Manager Media dan PR
Amalia Kartika. Mulai Senin, 1 Juni 2009, BMC diubah
menjadi Kantor Pusat Tim Pemenangan SBY-Boediono,
yang diketuai oleh M. Ha􀀃 a Rajasa dengan wakil Djoko
Suyanto, mantan Panglima TNI.
6. Gerakan Pro-SBY (GPS): Dideklarasikan Selasa, 21 April
2009, dengan Ketua Umum, Marsekal (Purn.) Sura􀀃 o
Siswodihardjo. Mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.)
Sutanto (Komisaris Pertamina) duduk sebagai Ketua Dewan
Pembina GPS, dan mantan Kaster TNI Letjen (Purn.) Agus
Widjojo menjabat sebagai Penasehat. Anggota-anggotanya
yaitu mantan KSAU Marsekal (Purn.) Herman Prayitno,
mantan Kasum TNI Letjen (Purn.) Suyono, Menkes Siti
Fadilah Supari, dan Menhut MS Kaban. GPS punya 460
cabang di 33 provinsi. Karena GPS bukan tim pemenangan
resmi SBY, maka Partai Demokrat tidak menarik Sutanto
dari tim sukses ini, karena dianggap tidak melanggar
UU No. 42 /2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden. Pasal 41 Ayat 2 melarang pejabat BUMN dan
86 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
BUMD ikut sebagai pelaksana kampanye dengan sanksi
penjara maksimal 12 bulan dan denda maksimal Rp 60
juta.
7. Jaringan Nusantara: Digerakkan oleh Andi Arief, mantan
aktivis mahasiswa UGM (Komisaris PT Pos), Aam Sapulete
(Komisaris PTPN VII Lampung), dan Harry Sebayang
(Komisaris PTPN III Sumatera Utara). Mereka menjadi
aktivis mahasiswa di Yogyakarta, sewaktu SBY menjadi
Danrem. Akibat sorotan Bawaslu dan gerakan prodemokrasi,
mereka bertiga melepaskan jabatan mereka
sebagai komisaris BUMN, agar tidak dianggap melanggar
UU No. 42/2008 Pasal 41 ayat 2.
8. Koalisi Kerakyatan: Dipimpin oleh Jumhur Hidayat,
mantan Sekjen Partai Daulat Rakyat (PDR) sewaktu partai
itu diketuai oleh Adi Sasono, Menteri Koperasi & UKM di
era Presiden B.J. Habibie. Di era SBY-JK, ia diangkat menjadi
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
(BNP2) TKI. Koalisi ini meliputi Dewan Tani, HNSI,
dan Gaspermindo (Gabungan Serikat Pekerja Merdeka
Indonesia), dan didukung oleh mantan Kepala BIN
Syamsir Siregar. Walaupun Jumhur pejabat pemerintah, ia
tidak ditarik dari tim sukses SBY-Boediono, karena tidak
terda􀀂 ar secara resmi.
9. Tim Romeo: Menjalin komunikasi dengan rakyat. Segala
keb􀀁 akan SBY yang dianggap berhasil disosialisasikan
kelompok yang dipimpin Mayjen (Purn.) Sardan Marbun.
Tim ini juga mengurus PO Box 9949 dan SMS 9949.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 87
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
10. Tim Sekoci: Seperti tim Echo, tim ini menjalankan fungsi
intel􀀁 en dengan mendata tokoh masyarakat, pengusaha,
tokoh agama, tokoh perempuan, petani, dan nelayan.
Sekoci dibentuk menjelang pemilu legislatif 2004 untuk
kepentingan politik SBY. Hampir 90% personil tim
ini pensiunan tentara, di antaranya Letjen (Purn.) T.B.
Silalahi (anggota Wantimpres), Mayjen (Purn.) Soeprapto
(Komisaris Utama PT Indosat), Mayjen (Purn.) Djali Yusuf,
Amir Sembiring, Irvan Edison, dan Max Tamaela (Komisaris
PT Hutama Karya). Di luar pensiunan tentara, tim itu
beranggotakan sejumlah pengusaha dan pelaku bisnis, di
antaranya Teddy Tohir (pendiri Astra) dan anaknya, Boy
Garibaldi Tohir (Adaro), Robbyanto Budiman (Wahana
Makmur Sejati), Patrick Waluyo (Northstar Pasi􀀁 k), serta
Frans Kansil (Unilever). Ada juga politikus seperti Yahya
Ombara (Komisaris PT Kereta Api Indonesia). Sewaktu
pertama kali dibentuk, Sekoci terpisah dari tim kampanye
SBY-JK yang dipimpin M. Ma’ruf. Saat ini Tim Sekoci
bergerak di bawah pimpinan Soeprapto.
Tahun 2006, tim ini berubah wujud menjadi lembaga
swadaya masyarakat dengan nama Sekoci Indoratu—
kependekan dari Indonesia Raya Bersatu. Lembaga itu
menempati gedung tiga lantai di kompleks kantor Otoritas
Asahan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Rapat-rapat
konsolidasi sejak medio Oktober 2008 berlangsung di
kantor ini. Rabu, 10 Juni 2009, Soeprapto, Max Tamaela,
dan Yahya Ombara ditarik dari tim sukses ini oleh Ketua
Timkamnas SBY-Boediono, M. Ha􀀃 a Rajasa, setelah
Bawaslu dan berbagai kalangan mengecam pengangkatan
88 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
komisaris-komisaris BUMN dalam tim-tim sukses para
capres dan cawapres.
11. Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam: Didirikan tahun
2005 untuk merangkul pemilih dan calon pemilih yang
beragama Islam dan dibina oleh Sespri Presiden, Brigjen
Kurdi Mustofa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Habib
Abdul Rahman M. al-Habsyi. Yayasan ini memiliki cabang di
33 provinsi, dan bekerjasama dengan sejumlah ormas Islam
setempat, seperti Al-Washliyah dan Tarbiyah Islamiyah di
Sumatera dan Darul Da’wah Wal-Irsyad di Sulawesi. Ketua
Majelis Dzikir SBY Sumatera Utara, Marahalim Harahap,
juga Wakil Ketua PWNU Sumatera Utara.
12. Modernisator, adalah gerakan profesional muda yang
membangun jaringan dengan sejumlah pengusaha terkemuka
di Indonesia, dan baru berdiri tahun 2008.
Pelopornya adalah Dino Pa􀀃 i Djalal, Lin Che Wei, Emirsyah
Satar, Sandiago Uno, Bernhard Subiakto, Chrisma
Albanjar, Dini Purwono, Zaenal Budiyono, M. Chatib
Bisri, dan Marko Kusumaw􀀁 aya. Di antara mereka yang
punya koneksi yang kuat di kalangan pengusaha adalah
Sandiago Uno dan Emirsyah Satar. Di antara pengusaha
yang berhasil ditarik ke kubu SBY-Boediono di antaranya
Chaerul Tanjung, Anindya Bakrie, dan Tau􀀁 k Rahzen.
Salah seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang
mendukung pasangan SBY-Boediono adalah Alim Markus,
pemilik Maspion Group. James Riady dengan Grup
Lipponya juga seorang pendukung yang kuat, sampaisampai
menggunakan pengaruhnya dalam sebuah surat
kabar harian untuk mencegah pemuatan tulisan-tulisan
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 89
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
yang kritis terhadap Partai Demokrat. Namun yang sejak
awal sudah mendukung SBY adalah Siti Hartati Murdaya
Poo, pemilik Grup CCM (Central Cipta Murdaya), yang
telah menyediakan kantor di Lantai 8 Gedung CCM, Jalan
Cikini Raya, Jakarta Pusat, setelah SBY diberhentikan oleh
Presiden Megawati Soekarnoputri. Mayjen (Purn.) Djali
Yusuf, salah seorang penggagas tim Sekoci, mengakui
timnya mendekati Hartati yang juga Ketua Walubi agar
bisa memenangkan SBY di kalangan umat Buddhis waktu
Pemilu 2004. Pengelola Arena Pekan Raya Jakarta ini juga
berulangkali menyediakan gelanggang promosi bisnisnya
sebagai tempat penyelenggaraan Rapimnas Partai
Demokrat, 8-9 Februari 2009.
Ketika itu Hartati mengenakan jaket biru Partai Demokrat,
dan duduk di barisan terdepan, sebaris dengan SBY, Ani
Yudhoyono, dan Hadi Utomo. Selanjutnya, dalam da􀀂 ar
tim kampanye SBY-Boediono yang ditandatangani Ha􀀃 a
Rajasa, nama Hartati masuk sebagai Wakil Koordinator
Operasi I. Dia masuk sebagai wakil tim relawan tim
sukses SBY. Tak hanya itu, saat penyusunan Kabinet SBY
II, namanya juga kencang berhembus sebagai kandidat
menteri (Forum Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).
13. Tim siluman yang bekerja untuk memenangkan ketiga
pasangan capres dan cawapres, sulit diatur. Pola kerjanya
mirip operasi intel􀀁 en dengan dukungan dana tidak
terbatas. Tim yang dipimpin oleh mantan Panglima TNI
Marsekal (Purn.) Djoko Suyanto tidak dilaporkan ke KPU
ini berpotensi mengelola dana ilegal, yang jauh lebih besar
dari pada dana yang dikelola tim resmi. Ketua Bidang Politik
90 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan,
kehadiran tim siluman tidak mungkin dilarang. “Tim ini
ada yang lahir di Jakarta dan di daerah. Yang begitu kami
tidak atur. Tidak ada urgensinya mendata secara khusus
karena itu adalah bagian dari inisiatif masyarakat,” katanya
kepada Lampung Post, 18 Mei 2009.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 91
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 2
SUSUNAN DEWAN PENGURUS
YAYASAN PURI CIKEAS
PERIODE 2006 - 2011
Dewan
Dewan Pembina
Ketua : Ir. Jero Wacik, S.E.
Wakil Ketua : Sofyan Basir
Anggota : Anna Karmini
Anton Sukartono
Budi Sartono
Dewan Kehormatan
Ketua : Prof. Dr. Sukamdani Sahid G. Sarjono
Anggota : Tanri Abeng, M.B.A.
Dewan Pengawas
Ketua : Glen Glenardi
Anggota : Diah Martiningsih
Zuwanna C. Gumanti, SH, M.Kn
Dewan Penasihat
Ketua : Jenderal (Purn.) Subagyo H.S.
Anggota : Komjen POL Didi Widayadi
Mayjen TNI Bambang Sutedjo
Ir. Lendo Novo
92 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Dr. Ir. Bambang Susantono
Sug􀀁 anto
Arief Prawiro
Ir. Harsudi Supandi
John Robert Benson
Pengurus
Ketua Umum : Drs. Sura􀀃 o Siswodihardjo
Wakil Ketua Umum : Letjen (Purn) Agus Widjojo
Sekretaris Jenderal : Ir. Himawan Arief , M.T.
Bendahara Umum : Emil Abeng, M.B.A.
Wakil Sekjen : Ir. Yogi Pratomo
Direktur Eksekutif : Ir. Turino Yulianto
Bidang Sosial
Ketua : Adjie Massaid
Anggota : Neti Dadi Hariadi
Sri Tedi Rusdi
Denny
Imam
Bidang Kesehatan
Ketua : Dr. Eddy Suharso, M.Kes.
Anggota : Dr. Abdul Razak
Dr. Seto Hanggoro
Bidang Penanggulangan Bencana Alam
Ketua : Pirton Raul Hutagalung
Anggota : Roy Ilham
Nungki
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 93
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bidang Dana dan Pembinaan Usaha
Ketua : Ir. Hariadi Budi Sukamdani, M.M.
Anggota : M. Arsjad Rasjid Prabu M.
Kiki Abdurahmani
Suryanto
Benny Hutahayan
Bidang Hukum dan HAM
Ketua : Irfan Melayu, S.H., LLM
Anggota : Andi Natanael, S.H.
Bidang Pendidikan
Ketua : Indra Utama Tahir
Anggota : Sunarto Ponirin
Bidang Lapangan Kerja
Ketua : Ir. Bambang Esti Martono, M.M.
Anggota : Gabriele Trivastono
Andi Taufan
Bidang Litbang dan Iptek
Ketua : Salahuddin
Anggota : Ir. Raswari
Bidang Antar Lembaga
Ketua : Jimmy M. Rifai Gani
Anggota : Muhammad Akhir
Pranoto Hartowidjojo
Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Pengembangan
Wilayah Tertinggal
Ketua : Ir. Rudi Tavinos
Anggota : Dr. Ir. M. Ali Ashat
94 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Ir. Heru Dewanto
Isnaizal Manti
Bidang SDM
Ketua : Drs. Muhammad Tau􀀁 k
Anggota : George Nicholas
Yahya Ruhiya
Bidang Publikasi dan Media
Ketua : Teddy Robinson
Anggota : Agung Prawoto
Kristuadji Legopranowo
Angelina Sondakh
Nico Siahaan
Ditetapkan di : Cikeas, Bogor
Pada tanggal : 11 Maret 2006
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 95
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 3a
YAYASAN KESETIAKAWANAN
DAN KEPEDULIAN
Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, disingkat YKDK
adalah lembaga non pro􀀁 t pemberi bantuan sosial dan
kemanusiaan kepada seniman dan olahragawan yang berjasa
dan berprestasi, namun kehidupan ekonominya kurang
beruntung. Begitu pula bagi kaum dhu’afa, korban bencana
alam, dan kelompok masyarakat marjinal yang belum tersentuh
program bantuan yang ada.
VISI
Membangun kesetiakawanan dan kepedulian melalui bantuan
kemanusiaan yang dikelola secara terbuka, terukur, tepat guna,
dan tepat sasaran.
MISI
1. Membantu para olahragawan dan seniman yang berjasa dan
berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional,
tapi kehidupan ekonominya kurang beruntung.
2. Mendorong kemandirian ekonomi rakyat terutama
dengan memberdayakan potensi kreatif (seni, budaya, dan
olahraga) yang berkembang di masyarakat.
96 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
3. Menyantuni kelompok masyarakat marjinal; fakir miskin,
yatim piatu, anak jalanan, dan lain sebagainya yang belum
mendapat bantuan sosial yang ada.
4. Meringankan beban penderitaan sosial dan ekonomi para
korban bencana alam, dalam rangka mempercepat proses
pemulihan dan membangkitkan kembali semangat hidup.
PRINSIP DAN PEDOMAN
1. Memberdayakan seniman dan olahragawan yang berjasa
dan berprestasi agar dapat meningkatkan kualitas kehidupan
serta menjadi inspirator bagi generasi muda.
2. Menjadikan seni, budaya, dan olahraga sebagai sarana
perekat kesetiakawanan dan kepedulian yang dilandasi
nilai-nilai estetika dan etika sebagai sesama anak bangsa.
3. Mendorong partisipasi masyarakat dalam memajukan
industri kreatif nasional, terutama seni budaya tradisional
dan industri olahraga secara berkelanjutan.
4. Membantu kelompok masyarakat marjinal yang belum
tersentuh program yang ada, melalui solusi pemberdayaan
dan kemitraan antar lembaga.
5. Membangun lembaga nonpro􀀁 t yang memiliki sistem
administrasi yang transparan, efektif, e􀀁 sien, dan memenuhi
standar kerja profesional.
6. Terwujudnya jaringan informasi, komunikasi dan koordinasi
antar lembaga pemerintah dan non pemerintah
dalam menyelenggarakan aktivitas sosial, kemanusiaan,
dan kebudayaan.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 97
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
7. Memberi dorongan moral dan bantuan material yang
dibutuhkan oleh korban bencana alam dan bencana sosial
secara cepat, sistematis terencana, dan efektif.
MOTTO
“Membangun Tali Jiwa Indonesia”
Artinya: membangun silaturahmi dan kebersamaan sesama
anak bangsa dengan semangat peduli dan berbagi.
PRINSIP DAN PEDOMAN
Dalam menjalankan kegiatannya, YKDK memiliki prinsip,
pedoman dan pandangan sebagai berikut:
1. YKDK adalah lembaga pemberi bantuan yang sangat
bergantung pada mitra dan pihak lain untuk bekerja dan
mengimplementasikan bantuan tersebut.
2. YKDK menekankan pentingnya partisipasi dan pemberdayaan,
sehingga bantuan yang diberikan dapat
menginspirasi elemen masyarakat lain untuk berkontribusi
secara lebih luas, sistematis dan memberi efek-ganda.
3. YKDK meyakini bahwa penghargaan dan bantuan
kepada para seniman dan olahragawan yang berjasa
tetap kehidupan ekonominya kurang beruntung, dapat
mendorong peningkatan rasa kesetiakawanan dan kepedulian
dalam membangun masyarakat berbudaya dan
bermartabat.
4. YKDK menyikapi organisasi atau lembaga yang bekerjasama
menyalurkan bantuan sebagai mitra yang berharga,
98 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
dan menyikapi pihak penerima bantuan dengan penuh
rasa hormat dan kasih sayang.
5. YKDK memotivasi dan mengundang warga untuk berpartisipasi
dalam organisasi atau komunitas di bidang,
seni, budaya, dan olahraga, serta organisasi sosial dalam
rangka memupuk solidaritas dan kebersamaan.
PROGRAM UMUM
I. BIDANG KESETIAKAWANAN
1. Membantu olahragawan, seniman, dan budayawan yang
telah berjasa dan berkarya bagi kemanusiaan dan peradaban
Indonesia, namun secara kehidupan ekonominya kurang
beruntung. Bantuan dapat berupa:
* Bantuan biaya pengobatan di Rumah Sakit.
* Beasiswa pendidikan bagi putra-putri mereka.
* Honor untuk jasa transfer pengetahuan/keahlian
dalam hal seni, budaya kepada generasi muda, selama
periode waktu tertentu.
2. Memberikan hadiah dan mempromosikan penghargaan
kepada para pihak (individu, organisasi, perusahaan) yang
dianggap sangat peduli dan berjasa memajukan industri
seni, budaya, dan olahraga, sesuai misi Yayasan melalui
“YKDK AWARDS”.
3. Memberi bantuan dan penghargaan kepada anggota
masyarakat yang berprestasi dan berjasa mengubah keadaan
masyarakat atau lingkungannya namun tidak mendapat
perhatian atau penghargaan dari pemerintah atau
lembaga yang ada.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 99
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
II. BIDANG KEPEDULIAN
1. Memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat
marjinal secara sosial ekonomi, melalui lembaga sosial
terpilih antara lain kepada:
* Fakir miskin, anak yatim-piatu, dan anak-anak terlantar
yang belum tersentuh oleh program bantuan
yang ada.
* Gelandangan, tunawisma, pengungsi, dan sejenisnya
yang berpotensi dan bertekad mengubah kehidupannya
secara bermartabat.
* Buruh tani dan nelayan dengan memberikan alat-alat
produksi untuk menambah penghasilan termasuk
bantuan: hewan ternak, bibit-bibitan, dan sebagainya.
2. Membantu korban bencana alam dan bencana sosial yang
terjadi di wilayah Republik Indonesia dengan bantuan
yang sebagai berikut.
* Mengirimkan barang-barang dan makanan yang
diperlukan oleh korban.
* Mengirimkan relawan untuk menolong, menyelamatkan,
dan memulihkan korban pasca bencana.
3. Membiayai program pelatihan relawan dalam rangka
meningkatkan kesiagaan masyarakat menghadapi bencana
alam, serta membina hubungan dengan para relawan
alumni pelatihan tersebut.
III. BIDANG RELAWAN
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program dari
Yayasan, Bidang Relawan bertanggung jawab dalam upaya
100 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
mengkoordinasikan jaringan yang sedang dan akan dimiliki,
yang pada tahap awal akan terfokus pada relawan mahasiswa.
Dalam pelaksanaannya, Yayasan akan bekerjasama dengan
beberapa Universitas, khususnya yang berada di wilayah
JABODETABEK untuk mewujudkan terbentuknya jaringan
relawan mahasiswa.
Ke depan, bidang relawan akan mengembangkan jaringan
relawan yang akann melibatkan lebih banyak kelompok
masyarakat, seperti profesional, pensiunan, pelajar, organisasi
keagamaan, dan banyak lagi yang lainnya. Wilayah jaringan
relawan juga akan terus dikembangkan, yang diharapkan akan
bisa mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
BENTUK PEMBERIAN BANTUAN
Bantuan diberikan secara sistematis, terarah, dan terencana;
bersifat kemitraan, partisipatif, nonpartisan, jujur, dan memberdayakan
sesama, sesuai prinsip transparan, akuntabel, tepatguna,
tepat-sasaran.
1. Yayasan memberikan hadiah atau penghargaan kepada
olahragawan ataupun seniman yang berprestasi dan berjasa
bagi negara tetapi perlu mendapat bantuan. Pelaksanaannya
dapat dilakukan dalam suatu kegiatan yang diselenggarakn
oleh lembaga, organisasi, atau kelompok masyarakat yang
kompeten dan relevan.
2. Yayasan memberikan bantuan atau santunan secara
langsung kepada si penerima (ultimate bene􀀁 ciaries), melalui
proses yang diajukan oleh suatu lembaga (LSM, Yayasan,
Rukun Warga) atau organisasi masyarakat (asosiasi,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 101
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
perkumpulan, paguyuban, dll) yang peduli terhadap nasib
anggotanya.
3. Dalam hal bantuan terhadap korban bencana alam dan
bencana sosial, Yayasan dapat memberikan bantuannya
secara langsung dan spontan, secara cepat, tanpa harus
menunggu pengajuan dari lembaga atau organisasi tertentu.
Tetapi dalam pelaksanaan selanjutnya, dapat mengutamakan
kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan lokal.
JENIS BANTUAN
Jenis bantuan yang diberikan Yayasan, merupakan “Dana
Kemitraan”, artinya: dana tersebut disalurkan melalui program
kemitraan dengan pihak lembaga atau organisasi yang relevan,
yang bertugas mengajukan da􀀂 ar nama si penerima bantuan
melalui proses seleksi dan penilaian tertentu yang objektif. Dana
Kemitraan tersebut dibagi dua, Yaitu:
(1) Dana Kesetiakawanan, dan
(2) Dana Kepedulian
Kedua Jenis bantuan tersebut terbagi lagi berdasarkan
kelompok sasaran. Dana Kesetiakawanan terutama diberikan
kepada para seniman dan olahragawan yang berhak, sedangkan
Dana kepedulian lebih diarahkan untuk membantu korban
bencana alam dan kelompok masyarakat marjinal lainnya.
102 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
SUSUNAN PENGURUS YKDK
DEWAN PEMBINA : Djoko Suyanto
Purnomo Yusgiantoro
Sutanto
Muhammad S. Hidayat
DEWAN PENGAWAS : Atmo Sardjono Soebowo
Prasetio
DEWAN PENGURUS :
Ketua Umum : Arwin Rasyid
Wakil Ketua Umum : Agustian Partawidjaja
Sekretaris Umum : Nenny Sri Utami
Wakil Sekretaris : Setiawan Ambardy
Bendahara Umum : Dessi Natalegawa
Wakil Bendahara : Dessy Deswita
Kepala Hubungan Antar Lembaga : Regginald E. Kree􀀅
Kepala Hubungan Masyarakat : Riki Andriko
Kepala Bidang Relawan : Rully Novidi Amrullah
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 103
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 3b
AKTIVITAS YKDK
Bantuan untuk Madrasah Ibtidaiyah Roudlatul Jannah, Limo,
Kota Depok
Pada tanggal 3 November 2009, YKDK memberikan
bantuan berupa 30 meja lipat, 3 karpet untuk perpustakaan, 5
karpet untuk ruang ibadah, 7 meja kursi guru dan buku-buku
perpustakaan untuk anak-anak tidak mampu di Madrasah
Ibtidaiyah Roudlatul Jannah, Limo, Kota Depok.
Bantuan untuk Anak-Anak Yatim Piatu di Yayasan Sosial &
Panti Asuhan, Palembang, Sumatera Selatan
Pada tanggal 27 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada:
- Yayasan Sosial Al Amanah, berupa 12 kasur busa, 5 bantal
dan sprei, 5 buah loker, dan 2 kipas angin.
- Panti Asuhan Al Madinah, berupa 9 kasur busa, 9 bantal
dan sprei, 3 lemari pakaian, 2 kipas angin, 25 seragam, dan
25 tas sekolah serta alat tulis kantor.
- Panti Asuhan Al Amalul Khair, berupa 40 kasur busa, 40
bantal dan sprei.
104 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
- Panti Asuhan Az Zikri, berupa 6 kasur busa, 6 bantal dan
sprei, 2 kipas angin, 2 lemari pakaian, 20 seragam, dan 20
tas sekolah serta alat tulis kantor.
- Panti Asuhan Darur Rahmah, berupa 32 meja lipat, 4 kipas
angin, dan 4 buah locer.
- Panti Asuhan Kasih Ibu, berupa 24 kasur busa, 24 bantal
dan sprei, 3 lemari pakaian, 76 tas sekolah serta alat tulis
kantor.
- Panti Asuhan Uswatun Hasanah, berupa 12 kasur busa, 12
bantal dan sprei, 3 kipas angin, dan 3 lemari pakaian.
- Panti Asuhan Restu Bunda, berupa 10 kasur busa, 10 bantal
dan sprei, 3 lemari pakaian, 3 kipas angin, 20 seragam &
sepatu sekolah serta 20 tas serta alat tulis kantor.
Bantuan untuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Himmata, Plumpang, Jakarta Utara
Pada tanggal 26 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 1 buah gitar, 1 buah bass, 1 buah perkusi jimbe, 1 buah
tam-tam dan cymbal, 1 buah perkusi cowbell, 1 buah dispenser
dan 1 buah rice cooker bagi anak-anak jalanan, yatim piatu dan
dhuafa di rumah singgah, PKBM Himmata, Plumpang, Jakarta
Utara.
Bantuan untuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Balarenik, Cakung, Jakarta Timur
Pada tanggal 26 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 1 buah gitar, 1 buah bass, 1 buah perkusi jimbe, 1 buah
tam-tam dan cymbal, 1 buah perkusi cowbell, 1 buah dispenser
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 105
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
dan 1 buah rice cooker bagi anak-anak jalanan, yatim piatu dan
dhuafa di rumah singgah, PKBM Balarenik, Cakung, Jakarta
Timur.
Bantuan untuk Yayasan Mitra Netra, Lebak Bulus, Jakarta
Selatan
Pada tanggal 26 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa kertas Braille untuk mencetak buku-buku Braille bagi
para tuna netra, selama 1 (satu) tahun.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara YKDK Dengan
13 Mitra Kerja
Pada tanggal 22 Oktober 2009, bertempat di ruang
konferensi dan media, JHCC Senayan, Jakarta, telah dilakukan
penandatangan nota kesepahaman (MoU) penyerahan bantuan
kepada 12 mitra kesehatan, yaitu Yayasan Indonesia Mendengar,
Yayasan Pelita Ilmu, Yayasan Transformasi Lepra Indonesia,
Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia, Perkumpulan
Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia, Yayasan Thalassaemia
Indonesia, Perhimpunan Warga Tulang Sehat Indonesia,
Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Lupus Indonesia, Yayasan
Stroke Indonesia, Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, dan
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia serta 1 mitra
olah raga, yaitu Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI).
Bantuan untuk Kasultanan Kacirebonan, Cirebon
Pada tanggal 14 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 10 kostum tari, 2 karpet, dan 1 cermin (2x3 meter) untuk
anak-anak tidak mampu yang belajar menari di Kasultanan
Kacirebonan, Cirebon.
106 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk SMK Caruban Nagari (Yayasan Ki Ageng
Tapa), Cisaat, Cirebon
Pada tanggal 14 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 3 meja kursi, 3 lemari buku, 3 rak buku, 1 whiteboard, 66
wearpack dan buku-buku perpustakaan bagi anak-anak yatim
piatu & dhuafa di SMK Caruban Nagari (Yayasan Ki Ageng
Tapa), Cisaat, Cirebon.
Bantuan untuk Korban Gempa di Padang, Sumatera Barat
Pada tanggal 7 Oktober 2009, YKDK memberikan dana
bantuan bagi para korban gempa yang terjadi di Padang,
Sumatera Barat melalui dinas dan instansi terkait.
Bantuan untuk Farida Samad, Mantan Atlet Berprestasi,
Sulawesi Selatan
Pada tanggal 6 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada Farida Samad, mantan atlet Angkat Besi yang kehidupan
ekonominya kurang beruntung. Prestasinya adalah peraih
medali perak Sea Games 1991, perunggu Sea Games 1995 dan
Kejuaraan Asia 1995.
Bantuan untuk TPA/MDA Masjid Nurul Amal, Tepi Selo,
Sumbar
Pada tanggal 5 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 83 meja untuk mengaji, 5 meja guru, 20 meja baca siswa,
5 whiteboard, 1 portable ampli􀀁 er, 1 komputer, 1 printer, 2 rak buku
dan buku-buku perpustakaan bagi anak-anak yatim piatu dan
tidak mampu serta masyarakat sekitar TPA/MDA Masjid Nurul
Amal, Tepi Selo, Sumbar.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 107
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk TK Budi Mulia, Pasanehan, Canduang,
Sumbar
Pada tanggal 5 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 14 meja kursi TK, 1 ayunan, 1 mainan prosotan, 1 bola
tangga, 1 rak buku, 1 meja kursi guru, 1 lemari guru, dan bukubuku
perpustakaan bagi para anak-anak yatim piatu dan tidak
mampu di TK Budi Mulia Pasanehan, Canduang, Sumbar.
Bantuan untuk MTs Muhammadiyah Saning Bakar, Solok,
Sumbar
Pada tanggal 5 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 2 komputer, 9 lemari guru, 2 whiteboard dan 204 perbaikan
meja kursi siswa bagi para anak-anak yatim piatu dan tidak
mampu di MTs Muhammadiyah Saning Bakar, Solok, Sumbar.
Bantuan untuk Madrasah Aliyah Muhammadiyah Saning
Bakar, Solok, Sumbar
Pada tanggal 5 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 2 komputer, 2 mesin jahit, 3 whiteboard, 16 loker, 10
perbaikan meja kursi, pembuatan meja panjang dan bukubuku
perpustakaan bagi para anak-anak yatim piatu dan tidak
mampu di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Saning Bakar,
Solok, Sumbar.
Bantuan untuk Yayasan Sjarifudin, Kendal, Jawa Tengah
Pada tanggal 2-Oktober-2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 3 komputer, 3 meja komputer, 1 printer, 2 lemari buku,
7 kursi lipat, 4 mesin jahit, 1 set alat bengkel dan buku-buku
perpustakaan bagi para anak-anak yatim piatu dan tidak mampu
di Yayasan Sjarifudin, Kendal, Jawa Tengah.
108 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk Pondok Pesantren Al Musthofa, Kendal, Jawa
Tengah
Pada tanggal 2 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 10 kasur Palembang, 1 karpet sejadah, 16 baju
muslim, 1 rak piring, 1 set pring dan gelas, 1 komputer, 1 meja
komputer, 1 printer, 80 meja lipat, 2 lemari buku dan buku-buku
perpustakaan bagi para santri yatim piatu dan tidak mampu di
Pondok Pesantren Al Musthofa, Kendal, Jawa Tengah.
Bantuan untuk Panti Sosial Asuhan Anak Eklesia, Ambarawa,
Jawa Tengah
Pada tanggal 1 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 7 kasur busa, 45 rak susun plastik, 1 karpet biasa, 2
lemari perpustakaan, 2 komputer, 2 meja komputer, 1 printer, 45
pasang sepatu, 90 baju seragam dan buku-buku perpustakaan
serta 1 set alat musik kulintang bagi anak-anak yatim piatu dan
tidak mampu di Panti Sosial Asuhan Anak Eklesia, Ambarawa,
Jawa Tengah.
Bantuan untuk Panti Asuhan Arri’ Ariyah, Pabelan, Jawa
Tengah
Pada tanggal 1 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 40 kasur busa, 1 karpet plastik, 1 komputer, 1 meja
komputer, 1 printer, 1 lemari arsip, 2 meja kursi guru, 1 lemari
buku, 20 rak susun plastik dan buku-buku perpustakaan bagi
anak-anak yatim piatu dan tidak mampu di Panti Asuhan Arri’
Ariyah, Pabelan, Jawa Tengah.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 109
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Panti Asuhan Muhammadiyah, Ds. Tutang,
Jawa Tengah
Pada tanggal 1 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 2 komputer, 2 meja komputer, 1 printer, 2 lemari buku, 50
kursi lipat dan buku-buku perpustakaan bagi anak-anak yatim
piatu dan tidak mampu di Panti Asuhan Muhammadiyah, Ds.
Tutang, Jawa Tengah.
Bantuan untuk Pratiknyo Kelly Puspito (HAMKRI), Solo,
Jawa Tengah
Pada tanggal 1 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada Pratiknyo Kelly Puspito, seniman Keroncong
(HAMKRI) yang sedang menderita sakit prostat. Penghargaan
yang telah diterima adalah PWI Award, Anugrah Budaya Bhakti
Upapradana dari Gubernur Jawa Tengah dan juga dari beberapa
universitas seperti UNDIP, ITB, UI, Trisakti.
Bantuan untuk Korban Kebakaran Penjaringan, Jakarta Utara
Pada tanggal 1 Oktober 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada para korban bencana kebakaran di RW. 12 Kelurahan
Penjaringan, Jakarta Utara, berupa 40 set kompor gas, 200 box
air mineral, 200 boks biskuit, 100 boks susu, 100 tikar plastik,
200 sarung, 10 wajan, 100 piring plastik, 10 ember plastik, dan
10 jirigen.
Bantuan untuk Empat Mantan Atlet Berprestasi, Jakarta
Pada tanggal 17 September 2009, YKDK memberikan
bantuan kepada 4 mantan atlet berprestasi namun kehidupan
ekonominya kurang beruntung, yatiu Wimpi Wungow, mantan
atlet binararaga peraih medali perak Asian Games Busan Korea
110 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
2002. Hapsani, mantan atlet atletik peraih medali perak Sea
Games 1983 dan perunggu Sea Games dan Kejuaraan Asia 1981.
Abdul Rozak, mantan atlet Taekwondo peraih medali emas Sea
Games 1987, perunggu Sea Games 1986 dan perak Asian Games
1986. Starlet I. Anzela Boer, mantan atlet Atletik peraih perunggu
Sea Games 1979, emas Kejuaraan Pelajar Asean Th 1978 s/d 1980,
perunggu Singapura Open 1979 dan emas Kejuaraan Mahasiswa
Asean 1981.
Bantuan untuk YAPSII - Khad􀀄 ah Islamic School, Pasar Jumat,
Jakarta Selatan
Pada tanggal 15 September 2009, YKDK memberikan
bantuan berupa 144 kursi kuliah, 6 lemari buku, 6 meja
kursi guru, 6 whiteboard, 6 kipas angin rotary dan buku-buku
perpustakaan serta paket makanan, snack, dan kue untuk acara
buka puasa bersama anak-anak yatim dan tidak mampu di
YAPSII - Khad􀀁 ah Islamic School, Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
Bantuan untuk Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq, Bantar
Gebang, Bekasi
Pada tanggal 7 September 2009, YKDK mengadakan acara
buka puasa bersama dan pembagian bantuan berupa 321
paket sembako untuk pemulung-pemulung remaja yang juga
merupakan murid-murid Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq,
Bantar Gebang, Bekasi.
Bantuan untuk Korban Bencana Gempa di Tasikmalaya,
Garut, dan Cianjur
Pada tanggal 4 s/d 6 September 2009, YKDK memberikan
bantuan berupa kompor beserta tabung gas, makanan kaleng,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 111
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
air mineral, susu, selimut dan sarung bagi korban gempa di 3
Kabupaten yaitu Tasikmalaya, Garut dan Cianjur, Jawa Barat
Bantuan Paket Sembako Lebaran 1430 H
Pada tanggal 31 Agustus sampai 18 Septembar 2009,
YKDK memberikan bantuan paket sembako untuk anak
yatim piatu dan kaum dhuafa sebanyak 5.000 paket sembako
yang dibagikan melalui Panti Asuhan Wisma Rini Aisyiyah
(Pekalongan), Yayasan Al Amanah (Pekalongan), Paguyuban
Pedagang Asongan & Batik (Pekalongan), Sekolah Tunas
Alam Portal Infaq (Bantar Gebang, Bekasi), Yayasan Khazanah
Kebajikan (Ciputat, Tangerang), Yayasan Merah Putih (Lebak
Bulus, Jakarta), Yayasan Baburridho (Kalibaru, Jakarta), Sekolah
Nurani Insani (Petamburan, Jakarta), MTs Persis 12 (Koja,
Jakarta), Sekolah Anak Jalanan /SAJA (Penjaringan, Jakarta),
MTs Al Ihya (Pondok Gede, Jakarta, YAPSII - Khad􀀁 ah Islamic
School (Pasar Jum’at, Jakarta), Panti Asuhan Anak Yatim &
Dhuafa Al Auliya (Sawangan, Depok), Panti Sosial asuhan Anak
Kuntum Teratai (Tebet, Jakarta), Sekolah Pertanian Cendekia -
Yasmin (Ciseeng, Bogor), Majelis Taqlim Alhidayah (Bintaro,
Tangerang), Himpunan Yatim Piatu Ruhama (Pendok Kelapa,
Jakarta), Yayasan Balarenik (Cakung, Jakarta), MI Nurussalam
(Kampung Pasir, Bogor).
Bantuan untuk Paguyuban Pedagang Asongan & Batik,
Pekalongan, Jawa Tengah
Pada tanggal 31 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 75 termos, 75 sabuk termos, 100 taplak batik, 35 tempat
minuman botol, 30 tempat kacang/tahu, 15 tempat nasi, 299
112 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
pasang sepatu, 299 baju seragam untuk anggota Paguyuban
Pedagang Asongan & Batik (PPAB), Pekalongan, Jawa Tengah.
Bantuan untuk Panti Asuhan Wisma Rini Aisyiyah,
Pekalongan, Jawa Tengah
Pada tanggal 31 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 30 kursi lipat, 1 lemari es, 1 oven, dan tabung gas, 1 mixer,
1 kipas angin untuk anak-anak yatim piatu dan dhuafa di Panti
Asuhan Wisma Rini Aisyiyah, Pekalongan, Jawa Tengah.
Bantuan untuk Yayasan Al Amanah, Pekalongan, Jawa
Tengah
Pada tanggal 31 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 100 pasang sepatu, 100 tas dan alat tulis, 200 baju kaos
untuk anak-anak yatim piatu dan dhuafa di Yayasan Al Amanah,
Pekalongan, Jawa Tengah.
Bantuan untuk TK Istiqomah dan MDA Lemah Mekar,
Indramayu, Jawa Barat
Pada tanggal 30 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 25 meja kursi TK, 3 lemari buku, 5 meja kursi guru, 1
locker, dan 3 whiteboard bagi anak-anak usia dini.
Bantuan untuk SMK Pertanian Sarimukti, Garut, Jawa Barat
Pada tanggal 20 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 5 mesin jahit, 4 lemari buku, 4 meja dan 4 whiteboard bagi
anak-anak tidak mampu di SMK Pertanian Sarimukti, Garut,
Jawa Barat.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 113
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk MTs A􀀃 a’awun, Garut, Jawa Barat
Pada tanggal 20 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 128 meja kursi, 8 lemari, 1 komputer dan 1 printer bagi
anak-anak yatim piatu dan tidak mampu di MTs A􀀃 a’awun,
Garut, Jawa Barat.
Bantuan untuk PAUD Bakti Jaya Persada, Sumedang, Jawa
Barat
Pada tanggal 19 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 52 meja kursi, 2 whiteboard, dan 2 lemari buku bagi
anak-anak usia dini yang tidak mampu di PAUD Bakti Jaya
Persada, Sumedang, Jawa Barat.
Bantuan untuk PAUD Binangkit Harapan Bangsa, Sume dang,
Jawa Barat
Pada tanggal 19 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 35 meja lipat, 2 whiteboard, 1 prosotan 􀀁 ber, 1 ayunan dan
1 tangga pelangi bagi anak-anak usia dini yang tidak mampu di
PAUD Binangkit Harapan Bangsa, Sumedang, Jawa Barat,
Bantuan untuk Yayasan Anak Bangsa Indonesia, Lombok
Tengah, NTB
Pada tanggal 12 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 3 buah komputer berikut meja komputer untuk anakanak
jalanan dan yatim piatu di Yayasan Anak Bangsa Indonesia,
Lombok Tengah, NTB.
Bantuan untuk Yayasan Peduli Anak, Lombok Barat, NTB
Pada tanggal 12 Agustus 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa seperangkat alat musik tradisional khas Lombok untuk
114 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
anak jalanan dan tidak mampu di Yayasan Peduli Anak, Lombok
Tengah, NTB.
Bantuan untuk Kelompok Tani Makmur Sejahtera, Aceh
Pada tanggal 28 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
peralatan pertanian berupa 1 pompa air, 2 power thresser dan 2
traktor tangan kepada 25 petani anggota dari Kelompok Tani
Makmur Sejahtera, di Langsa Timur, Aceh.
Bantuan untuk Konser Peduli Anak Indonesia Berkebutuhan
Khusus
Pada 27 Juli 2009, YKDK ikut berpartisipasi dalam acara
konser “Hee Ah Lee, Peduli Anak Indonesia Berkebutuhan Khusus”
yang akan diselenggarakan oleh SIKIB pada tanggal 6 Agustus
2009 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Bantuan untuk Pondok Pesantren Darussalam
Pada tanggal 16 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 100 kursi lipat, 1 ampli􀀁 er, 2 megaphone, 30 kasur lipat,
30 bantal, 4 kipas angin, 2 filling cabinet, 6 whiteboard, 10 karpet
sajadah bagi anak-anak yatim piatu dan tidak mampu di Pondok
Pesantren Darussalam, Dukuwaluh, Purwokerto.
Bantuan untuk 3 Mantan Atlet Berprestasi Dari Bali
Pada tanggal 15 Juli 2009, YKDK memberikan santunan
untuk 3 mantan atlet berprestasi dari Bali, yaitu Ni Wayan
Bandengwati (pencak silat), B. Yudha Wardana (tolak peluru
dan angkat besi) serta Nyoman Sudarma (angkat besi), yang
kehidupan ekonominya kurang beruntung.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 115
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah,
Bandung
Pada tanggal 09 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang panti asuhan dan susu kaleng bagi bayibayi
yatim piatu dan tidak mampu di Panti Asuhan Bayi Sehat
Muhammadiyah, Bandung.
Bantuan untuk TK Awiligar, Bandung
Pada tanggal 09 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan usia dini bagi anak-anak yatim
piatu dan tidak mampu di TK Awiligar, Bandung
Bantuan untuk Masjid Awiligar, Masjid Al Falaah,dan Masjid
Al Furqon, Bandung
Pada tanggal 09 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan agama dan ibadah kepada Masjid
Awiligar Bandung, Masjid Al Falaah Bandung, dan Masjid Al
Furqon Bandung.
Bantuan untuk TPQ Darul Haqq, Bandung
Pada tanggal 09 Juli 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan agama dan ibadah kepada TPQ
Darul Haq, Bandung.
Bantuan untuk Majelis Ta’lim M.Makmur, Cipete, Jakarta
Selatan
Pada tanggal 25 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada Majelis Ta’lim M. Makmur, Cipete, Jakarta Selatan,
untuk kegiatan sunatan massal bagi anak-anak yatim piatu dan
tidak mampu.
116 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhuafa Al Auliya,
Sawangan, Depok
Pada tanggal 23 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana asrama dan sarana penunjang pendidikan agama
gratis serta ketrampilan bagi anak-anak yatim piatu dan tidak
mampu di Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhuafa Al Auliya, Serua,
Sawangan
Bantuan untuk Sekolah Anak Pemulung Portal Infaq, Bantar
Gebang, Bekasi
Pada tanggal 23 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan dan ketrampilan seni budaya
kepada anak-anak tidak mampu di Sekolah Anak Pemulung
Portal Infaq, Bantar Gebang, Bekasi.
Bantuan untuk 3 Mantan Atlet Berprestasi
Pada tanggal 23 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada 3 atlet berprestasi, yaitu Bp. Nico Thomas, mantan juara
tinju IBF & OPBF, Bp. Daud Zordan, mantan juara tinju nasional
dan Bp. Sekhim Hadisuyanto, mantan juara senam nasional &
Sea Games.
Bantuan untuk TK Syaiful Jannah, Jorong Ampera, Tanah
Datar, Sumatera Barat
Pada tanggal 18 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan dan ketrampilan motorik bagi
anak-anak tidak mampu di TK Syaiful Jannah, Jorong Ampera,
Tanah Datar, Sumatera Barat.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 117
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tabek Gadang, Sumatera Barat
Pada tanggal 18 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 2 komputer berikut meja komputer dan 10 mesin bordir
bagi anak-anak tidak mampu di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah
Islamiyah Tabek Gadang, Sumatera barat.
Bantuan untuk Sanggar Kreativitas Masyarakat Bukik
Tandang, Solok, Sumatera Barat
Pada tanggal 17 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana penunjang pendidikan dan ketrampilan seni budaya
daerah bagi anak-anak tidak mampu di Sanggar Kreativitas
Masyarakat Bukik Tandang, Solok, Ampera, Sumbar.
Bantuan untuk 33 Kepala Keluarga Pra Sejatera, Desa Mungka,
Sumatera Barat
Pada tanggal 16 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
ternak itik petelur dan pakan bagi 33 kepala keluarga pra
sejahtera di Desa Mungka, Sumatera Barat.
Bantuan untuk Masyarakat Pulau Buru Selatan, Maluku
Tanggal 15 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan berupa
genset penunjang pasokan listrik untuk sarana umum bagi
masyarakat Pulau Buru Selatan, Maluku.
Bantuan untuk Sekolah Luar Biasa Hellen Keller, Yogyakarta
Pada tanggal 11 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana asrama, penunjang belajar mengajar dan ketrampilan bagi
anak-anak penyandang cacat tuna ganda yang tidak mampu di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Hellen Keller, Yogyakarta.
118 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk MTs Fadlurrahman, Pondok Gede, Bekasi
Pada tanggal 10 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
berupa 3 komputer, 3 meja komputer, 2 printer, 1 whiteboard dan 1
kipas angin bagi anak-anak tidak mampu di MTs Fadlurrahman,
Pondok Gede, Bekasi.
Bantuan untuk MTs As Sholahiyah, Depok, Jawa Barat
Pada tanggal 10 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana belajar mengajar bagi anak-anak kaum dhuafa di MTs As
Sholahiyah, Depok, Jawa Barat.
Bantuan untuk MTs Al Ihya, Pondok Gede, Jakarta Timur
Pada tanggal, 9 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
sarana asrama, penunjang belajar mengajar dan ketrampilan
bagi anak yatim piatu dan tidak mampu di MTs Al Ihya, Pondok
Gede, Jakarta Timur.
Bantuan untuk Bapak Nizar Zulmi, Jakarta
Pada tanggal 9 Juni 2009, YKDK memberikan santunan
aprisiasi kepada Bapak Nizar Zulmi (seniman PARFI) yang
sedang menderita sakit gagal ginjal.
Bantuan untuk 5 Orang Veteran Pejuang Kemerdekaan,
Bandung
Pada tanggal 4 Juni 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada 5 orang veteran pejuang kemerdekaan, yang sehari-hari
berprofesi sebagai pengamen jalanan di kota Bandung, Jawa
Barat.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 119
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Bakti Sosial Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara
Pada tanggal 30 Mei 2009, YKDK berkerjasama dengan
Solidaritas Istri Kabinet Indoensia Bersatu (SIKIB), RS. Patria,
dan Yayasan Baburridho mengadakan bakti sosial berupa
pengobatan gratis bagi 2.000 warga tidak mampu di Kalibaru,
Cilincing, Jakarta Utara.
Bantuan untuk Masjid Al-Jihad, Desa Cibureal, Bandung
Pada tanggal 26 Mei 2009, YKDK telah menyerahkan
bantuan berupa 50 buah meja lipat plastik, 1 buah rak buku,
1 buah ampli􀀁 er, 1 buah toa mixer, 1 buah microphone, 2 buah
sajadah karpet, dan 50 buah Al-qur’an.
Bantuan untuk Irni Yusnita (Rini S.Bon Bon), Jakarta
Pada tanggal 25 Mei 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada Irni Yusnita (Rini S.Bon Bon), artis dan komedian wanita
yang biasa tampil dalam sinetron dan drama komedi Betawi di
televisi, yang saat ini sedang menderita penyakit diabetes akut.
Bantuan untuk Bakti Sosial Hari Asma se Dunia 2009, Kel.
Marunda, Jakarta Utara
Pada tanggal 17 Mei 2009, YKDK ikut berpartisipasi
memberikan bantuan untuk kegiatan bakti sosial Hari Asma se
Dunia 2009 di Kelurahan Marunda, Jakarta Utara. Bantuan yang
diberikan berupa pemeriksaan kesehatan gratis, obat-obatan
dan menyiapkan mobil Rontgen.
120 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk Madrasah Aliyah Ula An-Nur, Pamekasan,
Madura
Pada tanggal 13 Mei 2009, YKDK melakukan serah terima
bantuan untuk Madrasah Aliyah Ula An-Nur, yang merupakan
salah satu dari lembaga pendidikan yang dikelola oleh Yayasan
Pendidikan, Dakwah dan Sosial An-Nur. Bantuan yang
diserahterimakan berupa 90 meja kursi siswa, 6 whiteboard, 20
spidol, 68 seragam ukuran S, 47 seragam ukuran M dan 115
celana.
Bantuan untuk Mbah Karimun, Malang, Jawa Timur
Pada tanggal 11 Mei 2009, YKDK memberikan bantuan
kepada Mbah Karimun, seniman tradisonal pembuat topeng
Malang. Bantuan yang diberikan tersebut adalah sebagai
penghargaan dan bentuk kepedulian YKDK kepada seniman
yang berjasa dalam bidang seni dan budaya.
Bantuan untuk Yayasan Baburridho, Cilincing, Jakarta Utara
Pada tanggal 04 Mei 2009, YKDK melakukan penandatanganan
serah terima bantuan kepada Yayasan Baburridho.
Bantuan yang diserahkan berupa 140 meja kursi SD, 40 kursi
lipat, 7 meja kursi guru, 7 lemari guru, 1 meja kursi tata usaha, 1
meja kursi kepala sekolah, 7 whiteboard, dan 10 meja kursi TK.
Yayasan Baburidho adalah yayasan yang mengurus pendidikan
dan penanggulangan gizi buruk bagi anak-anak yang tidak
mampu.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 121
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Sekolah Pertanian Cendekia, Ciseeng, Parung
Pada tanggal 04 Mei 2009, YKDK melakukan penan datanganan
serah terima bantuan berupa 119 sepatu sekolah
kepada Sekolah Pertanian Cendekia di daerah Ciseeng, Parung.
Bantuan untuk Bapak Haryo Sungkono
Pada tanggal 28 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan kepada Bapak Haryo Sungkono, aktor yang tergabung
dalam Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).
Bantuan untuk Kang Ebet Kadarusman
Pada tanggal 27 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan kepada Kang Ebet Kadarusman, penyiar radio &
pembawa acara televisi terkenal pada era 80 dan 90-an, yang
sekarang dalam kondisi sakit stroke.
Bantuan untuk YBAI, Bumi Serpong Damai, Tangerang
Pada tanggal 24 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan kepada Yayasan Bina Anak Indonesia di daerah BSD,
Tangerang. Bantuan yang telah diberikan berupa buku-buku
pelajaran dan buku-buku perpustakaan.
Bantuan untuk Sekolah Anak Petani Sari Mukti, Garut
Pada tanggal 22 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan untuk Sekolah Anak Petani di daerah Sari Mukti, Garut.
Bantuan yang diberikan berupa 50 unit kursi lipat, 2 unit meja
dan kursi guru, 2 unit lemari guru, 2 unit whiteboard.
Bantuan untuk TPQ Al-Mahad, Cipeuyeuh Wetan, Cirebon
Pada tanggal 21 April 2009, YKDK memberikan bantuan
untuk TPQ Al-Mahad di daerah Cipeuyeuh Wetan, Cirebon.
122 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan yang diberikan berupa meja lipat, ampli􀀁 er portable,
buku, dan rak buku.
Bantuan untuk Yayasan Karya Umat
Pada tanggal 16 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan untuk Yayasan Karya Umat, Yayasan Karya Umat
adalah yayasan yang menaungi anak-anak tidak mampu dan
anak-anak yatim piatu. Bantuan yang diberikan adalah berupa
15 mesin jahit dan 1 mesin obras. Bantuan ini merupakan bentuk
kepedulian YKDK dalam bidang pendidikan.
Bantuan untuk Yayasan Khazanah Kebajikan
Pada tanggal 16 April 2009, YKDK telah memberikan
bantuan untuk Yayasan Khazanah Kebajikan, Yayasan Khazanah
Kebajikan adalah yayasan yang menaungi anak-anak tidak
mampu dan anak-anak yatim piatu. Bantuan yang diberikan
YKDK adalah 2 unit laptop, 2 komputer desktop, 30 meja, dan
kursi & buku-buku pelajaran. Bantuan ini merupakan bentuk
kepedulian YKDK terhadap bidang pendidikan.
Bantuan untuk Bapak Agus Sugiartono, Seniman HAM KRI
Pada tanggal 16 April 2009, YKDK telah memberikan
santunan apresiasi untuk Bapak Agus Sugiartono. Seorang
seniman keroncong yang tergabung dalam HAMKRI. Bapak
Agus Sugiartono terkenal dengan nama panggilan Mantou,
Selama karirnya Bapak Agus Sugiartono telah membuat beberapa
album keroncong yang video klipnya dapat dilihat pada situs
youtube. Santunan apresiasi ini sebagai bentuk kepedulian
YKDK terhadap kesenian dan kehidupan para seniman yang
keadaan ekonominya kurang beruntung.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 123
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Pepeng & Malik Abdul Azis, pada Acara Kick
Andy!
Pada tanggal 15 April 2009, YKDK mengunjungi Metro
TV untuk berperan serta lewat acara Kick Andy! Dalam rangka
memberikan bantuan untuk Ferrasta Subardi, seorang mantan
penyiar radio dan pembawa acara kuis televisi yang lebih
dikenal dengan nama Pepeng dan saat ini kondisinya terkena
penyakit Multiple Sclerosis. Pada acara yang sama YKDK juga
memberikan bantuan untuk Malik Abdul Azis, anak berumur
10 tahun yang terkena penyakit Hemophilia. Bantuan ini
merupakan bentuk kesetiakawanan YKDK terhadap mereka
yang sedang mengalami kesusahan atau musibah.
Bantuan untuk Yayasan Sekolah Merah Putih, Lebak Bulus,
Jakarta Selatan
Pada tanggal 8 April 2009, telah diberikan bantuan kepada
Yayasan Sekolah Merah Putih. Bantuan berupa Beras dan
Mie Instan. Bantuan ini untuk para pengungsi korban banjir
yang ditampung di Yayasan Sekolah Merah Putih. Bantuan
ini merupakan bentuk kesetiakawanan YKDK terhadap para
korban bencana alam.
Santunan untuk Bapak Siswoyo, Mantan Atlet yang tergabung
dalam KONI
Pada tanggal 7 April 2009, telah diberikan santunan
apresiasi kepada bapak Siswoyo, seorang mantan atlit Angkat
Besi yang tergabung dalam KONI dan saat ini dalam keadaan
sakit. Santunan ini merupakan bentuk kesetiakawanan dan
kepedulian YKDK terhadap para mantan atlet nasional
124 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
yang pernah berprestasi dalam kancah nasional ataupun
internasional.
Santunan untuk Bapak Anton Sumadi dan Roy Karyadi. 2
orang yang tergabung dalam PARFI
Pada tanggal 7 April 2009, telah diberikan santunan apresiasi
kepada Bapak Anton Sumadi dan Bapak Roy Karyadi, 2 orang
yang tergabung dalam Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).
Santunan ini merupakan bentuk kesetiakawanan YKDK kepada
para seniman yang dimiliki Indonesia.
Bantuan untuk SLB Sana Darma, Cilandak Jakarta Selatan
Pada tanggal 6 April 2009, telah diberikan bantuan untuk
SLB Sana Darma, bantuan berupa 35 meja & kursi murid, 8 lemari
buku, 3 unit printer, 3 unit komputer, 5 unit meja lipat, 40 unit
kursi lipat, 1 buah oven gas, 1 buah tabung gas dan perbaikan
kelas. SLB Sana Darma adalah SLB yang memberikan pendidikan
bagi anak-anak penyandang cacat dari keluarga tidak mampu di
daerah Cilandak Jakarta Selatan. Bantuan ini merupakan bentuk
kepedulian YKDK kepada bidang pendidikan.
Bantuan untuk Kelompok Tani Sauyunan, Cicurug Sukabumi
Pada tanggal 6 April 2009, telah diberikan bantuan untuk
Kelompok Tani Sauyunan, bantuan berupa bibit tanaman untuk
usaha pertanian dan pekerbunan bagi para petani kurang
mampu di desa Cicurug Sukabumi. Bantuan ini merupakan
bentuk kesetiakawanan YKDK kepada para petani kurang
mampu dan juga sebagai bentuk kepedulian YKDK pada bidang
pertanian.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 125
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Sekolah Pertanian Cendekia, Ciseeng Parung
Pada tanggal 6 April 2009, telah diberikan bantuan untuk
Sekolah Pertania Cendekia, bantuan berupa 90 kursi lipat, 4
unit meja guru, 4 unit lemari buku, 4 unit whiteboard, 135 tas
sekolah & Perlengkapan sekolah. Sekolah Pertanian Cendekia
adalah sekolah bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Bantuan ini adalah bentuk kepedulian YKDK dalam bidang
pendidikan.
Bantuan untuk Bapak Ceto Cosadek, Mantan Atlet Yudo
Berprestasi
Pada tanggal 3 April 2009, telah diberikan santunan untuk
Bapak Ceto Cosadek, Mantan Atlet Yudo Berprestasi yang
keadaan ekonominya tidak mampu. Bentuk bantuan ini sebagai
wujud kepedulian YKDK terhadap mantan Atlet dan kepedulian
dalam bidang olah raga.
Bantuan untuk Korban Banjir di Situ Gintung, Ciputat
Tangerang
Pada tanggal 30 Maret 2009 telah diberikan bantuan untuk
korban bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, di daerah Ciputat
Tangerang. Bantuan berupa 30 buah sepatu boot, masker,
obat-obatan, dan bahan makanan. Bantuan ini merupakan
salah satu tindakan responsif dari YKDK saat mengetahui
adanya bencana dengan keadaan korban yang benar-benar
membutuhkan bantuan. Untuk penyaluran bantuan YKDK
bekerja sama dengan posko-posko yang ada di sekitar lokasi
untuk penyaluran bantuan langsung kepada korban dan yang
membutuhkan. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian
YKDK dalam bidang kemanusiaan.
126 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Bantuan untuk Korban Kebakaran di Tanah Abang, Jakarta
Pusat
Pada Tanggal 24 Maret 2009 YKDK telah memberikan
bantuan kepada korban kebakaran di Jalan Jati Bunder VII
Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bantuan yang diberikan berupa 6
dus aqua gelas, 50 kaos oblong, 6 dus biskuit, 15 buah selimut,
50 Kg beras, 1 peti telur, 28 liter minyak goreng 15 buah kasur
lipat. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian YKDK dalam
bidang Kemanusiaan.
Bantuan untuk Korban Kebakaran di Pademangan, Jakarta
Utara
Pada tanggal 23 Maret 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada korban bencana kebakaran di Pademangan Barat
Rt.016/07, Jakarta Utara. Bantuan yang diberikan YKDK berupa
132 kasur lipat karet, 7 kompor gas dan tabung gas 3 kg, 1 panci
masak serbaguna, 108 pasang sepatu sekolah untuk pelajar.
Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian YKDK dalam bidang
Kemanusiaan.
Santunan untuk Tiga Orang Artis/Seniman dari PARFI
Pada tanggal 20 Maret 2009 YKDK telah memberikan
santunan untuk 3 orang seniman yang tergabung dalam
Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), yang benama Bapak
Rachmat Hidayat, Bapak Sup Jusup dan Ibu Ye􀀃 y Syarifah.
Tiga orang artis yang tegabung dalam PARFI ini pada masa
jayanya pernah banyak membuat atau ikut berpartisipasi dalam
berkarya pada bidang kesenian khususnya dalam bidang seni
􀀁 lm dan pertunjukkan. Santunan yang diberikan oleh YKDK
ini adalah sebagai bentuk kepedulian YKDK kepada artis atau
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 127
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
seniman yang pernah berjasa dalam bidang budaya khususnya
kesenian.
Bantuan untuk Yayasan Onkologi Anak Indonesia
Pada tanggal 15 Maret 2009 YKDK memberikan sumbangan
untuk Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Yayasan yang
menaungi anak-anak yang terkena atau menderita kanker dari
keluarga tidak mampu. Penandatangan perjanjian pemberian
bantuan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Dharmais, bertepatan
pada acara Hari Kanker Anak Sedunia. Bentuk bantuan ini
bertujuan untuk menjalin hubungan kemitraan antara YKDK
dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia dan sekaligus
sebagai bentuk kepedulian YKDK pada bidang kesehatan dan
kemanusiaan.
Santunan untuk Bapak Timbul Suhardi, Ibu Leila Sari, Ibu
Aminah Cenderakasih & Bapak Pratomo (Atlet & Seniman
Berprestasi)
Pada tanggal 16 Maret 2009 YKDK telah memberikan
santunan untuk:
1. Bapak Timbul Suhardi, adalah seorang seniman lawak yang
tergabung dalam sanggar Srimulat dan Ketoprak Humor
yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Pelni, Bapak
Timbul Suhardi berdedikasi besar dalam bidang kesenian
khususnya seni lawak atau ketoprak dan Srimulat.
2. Ibu Leila Sari, adalah seorang seniman dan penyanyi yang
pada masa jayanya sering tampil pada panggung-panggung
nasional dan sempat beberapa kali diundang untuk tampil
Istana Negara. Saat ini ibu Leila Sari sudah memasuki usia
tua dan kesehatannya pun sering sakit-sakitan.
128 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
3. Ibu Aminah Cenderakasih, adalah seorang seniman dan
pemain 􀀁 lm yang pernah beberapa kali muncul di sinetronsinteron
terkenal seperti Jendela Rumah Kita & Si Doel
Anak Sekolahan (Berperan sebagai Mak Nyak). Saat ini
kondisi kesehatan Ibu Aminah Cenderakasih yang sering
menderita sakit nyeri tulang, terlihat sangat susah untuk
berjalan sehingga harus dibantu dengan alat penyangga.
4. Bapak Pratomo, adalah seorang mantan atlet volley ball
yang pada masa jayanya pernah meraih beberapa buah
medali pada kompetisi atau kejuaraan turnament volly
bergengsi tingkat nasional ataupun Internasional. Saat ini
keadaan dan kondisi kesehatan Bapak Pratomo sedang
dalam perawatan karena sakit diabetes belitus dan katarak
yang dideritanya.
Santunan untuk Bapak Jefry Sani & Ibu Anis Dewi (Atlet &
Seniman Berprestasi)
Pada tanggal 13 Maret 2009 YKDK memberikan santunan
untuk Bapak Jefry Sani dan Ibu Anis Dewi, Bapak Jefry Sani adalah
seorang seniman dibidang per􀀁 lman yang saat ini keadaaan
kesehatannya sedang dalam kondisi sakit-sakitan. Santunan
selanjutnya diberikan kepada Ibu Anis Dewi, seorang mantan
atlet Taekwondo yang pernah beberapa kali memenangkan
medali pada ajang Asean Games. Saat penyerahan santunan ibu
Anis Dewi sedang dirawat di Rumah Sakit Dharmais. Bantuan
ini merupakan bentuk kepedulian YKDK terhadap Seniman
dan Olahragawan yang pernah berprestasi dalam skala nasional
ataupun internasional.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 129
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Bantuan untuk Sanggar Mongondow Jaya, Jakarta
Pada tanggal 11 Maret 2009 YKDK telah melakukan penanda-
tanganan MOU kerjasama dengan Sanggar Mongondow
Jaya. Adapun isi kerjasama itu adalah YKDK selain memberikan
bantuan berupa peralatan tari dan alat-alat kesenian, juga
memberikan subsidi bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu
untuk belajar kesenian (menari) di Sanggar Mongondow Jaya.
Kerjasama dengan Sanggar Mongondow Jaya ini adalah salah
satu bentuk perhatian dan kepedulian YKDK terhadap bidang
Kesenian.
Bantuan untuk Penderita Bibir Sumbing di bawah naungan
Yayasan Citra Baru, Jakarta
Pada tanggal 7 Maret 2009 telah diberikan bantuan periode I
untuk operasi 4 orang balita penderita Cacat Bibir Sumbing yang
berada dibawah naungan Yayasan Citra Baru. Para penderita
Bibir Sumbing yang berada dibawah naungan Yayasan Citra
baru ini adalah orang-orang yang berada pada golongan tidak
mampu. Kerjasama antara YKDK dengan Yayasan Citra Baru
ini d􀀁 alin dengan harapan agar dapat membantu meringankan
beban masyarakat tidak mampu atas kekurangan yang mereka
miliki. Ini juga sebagai suatu bentuk kepedulian YKDK dalam
bidang kesehatan.
Bantuan untuk Madrasah Diniyah Awwaliyah Tanwirul Fuad,
Ciomas, Bogor
Pada tanggal 4 Maret 2009 YKDK telah memberikan bantuan
untuk Sekolah Madrasah Diniyah Awwaliyah Tanwirul Fuad,
di Kampung Saluyu, Ciomas, Bogor. Bantuan yang diberikan
berupa 30 unit meja & 60 kursi murid, 2 unit meja dan kursi guru,
130 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
2 unit lemari buku, 2 unit whiteboard dan 3 unit partisi (200cm X
190 cm). Sekolah Madrasah Diniyah Awwaliyah Tanwirul Fuad
adalah sekolah yang memberikan pendidikan kepada anakanak
kaum dhu’afa dan anak-anak yatim piatu. Bantuan yang
diberikan YKDK ini adalah sebagai bentuk kepedulian YKDK
dalam bidang pendidikan.
Bantuan untuk Biaya Operasi Farhan, Anak berumur 7 tahun,
dari Keluarga Tidak Mampu yang Terkena Kanker
Pada tanggal 2 Maret 2009 YKDK telah memberikan bantuan
periode I untuk biaya operasi Farhan, Seorang anak berumur 7
tahun dari keluarga tidak mampu yang terkena kanker. Bantuan
ini sebagai bentuk kesetiakawanan YKDK terhadap sesama.
Santunan untuk Mantan Atlet Bulu Tangkis Nasional, Bapak
Unang Abdul Patah
Pada tanggal 27 Februari 2009 YKDK memberikan santunan
untuk mantan atlit bulu tangkis nasional, Bapak Unang Abdul
Patah. Yang kini sedang dalam keadaan sakit dan butuh
pertolongan. Hal ini adalah salah bentuk kepedulian YKDK di
bidang Olahraga.
Bantuan untuk MTSN AL-Amal, di Desa Gambung, Ciwidey
Jawa Barat
Pada tanggal 26 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
untuk MTSN AL-Amal yang berada di Desa Gambung, Ciwidey
Jawa Barat. Bantuan yang diberikan berupa 60 unit meja, 120
unit kursi murid, 3 unit meja dan kursi guru, 3 unit rak buku &
3 unit white board. MTSN AL-Amal adalah Sekolah Madrasah
Tsanawiyah yang memberikan pendidikan setara pendidikan
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 131
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
sekolah negeri kepada anak-anak yatim dan anak-anak dhu’afa
yang ada daerah Desa Gambung, Ciwidey. Bantuan ini diberikan
YKDK untuk mendukung tujuan AL-Amal dalam memberikan
pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang kurang mampu
untuk bersekolah secara umum. Bantuan ini juga sebagai bentuk
kesetiakawanan YKDK kepada anak-anak Indonesia sekaligus
Kepedulian Sosial YKDK dibidang Pendidikan.
Bantuan untuk Beberapa Kelompok di Banyumas
Pada tanggal 24 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada 22 kelompok petani di Banyumas. Bantuan yang
diberikan berupa 10 unit Hand Tractor, 7 unit Pompa Air dan
5 unit Power Thresser. Bantuan yang diberikan oleh YKDK
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas para petani di
Banyumas, sekaligus untuk mendorong para petani di daerah
tersebut untuk dapat lebih cermat dalam mengolah lahan
mereka dengan alat yang lebih modern daripada alat tradisional
yang biasa mereka pakai. Untuk itu sangatlah diharapkan
agar bantuan yang diberikan oleh YKDK ini dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Bantuan ini adalah perwujuduan rasa
kepedulian sosial YKDK pada bidang pertanian.
Bantuan Melalui Himpunan Artis/Seniman Keroncong
Indonesia (HAMKRI) untuk Para Artis/Seniman Keroncong
Pada tanggal 19 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada 11 artis dan seniman Keroncong yang tergabung dalam
HAMKRI. Sebelas orang Artis dan Seniman Keroncong ini
umumnya adalah para lanjut yang keadaan ekonominya kurang
beruntung. Ada Beberapa dari seniman dan artis keroncong ini
juga membutuhkan bantuan pengobatan karena penyakit yang
132 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
dideritanya. Seperti kita tau bahwa kesenian keroncong adalah
salah satu kesenian yang perlu dilestarikan dan didukung
keberadaannya. Untuk itu YKDK bekerja sama dengan HAMKRI
mencoba untuk mendukung kesenian keroncong dengan
membuat beberapa program yang akan d􀀁 alankan dikemudian
hari. HAMKRI sendiri dipimpin oleh Ibu Waljinah, seorang artis
keroncong yang memiliki nama besar di Indonesia.
Bantuan melalui Yayasan Baburidho bagi Anak-Anak Bergizi
buruk di daerah Cilincing, Jakarta Utara
Pada tanggal 17 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada Yayasan Baburidho, Yayasan Baburidho adalah Yayasan
yang menanggulangi Gizi Buruk bagi anak-anak dari keluarga
tidak mampu yang berada di daerah Cilincing, Jakarta Utara.
Melihat kondisi anak-anak di daerah tersebut yang sangat
membutuhkan makanan bergizi, maka YKDK memberikan
bantuan berupa bahan-bahan makanan seperti Kacang H􀀁 au,
Gula Pasir, Susu, Biskuit, Bubur, Agar-agar. Bantuan ini sebagai
bentuk kesetiakawanan sosial YKDK terhadap kesehatan gizi
anak-anak Indonesia.
Bantuan melalui Yayasan Hasan Munahir di desa Suruh,
Trenggalek Jawa Timur
Pada tanggal 11 Februari 2009 YKDK dan Yayasan Hasan
Munahir yang diwakili oleh Bapak Eko Tjipto, menanda-tangani
perjanjian kerjasama pengembangan dan pembinaan UKM
bagi kelompok ternak di desa Suruh, Trenggalek, Jawa Timur.
Ada pun bantuan yang diberikan YKDK adalah berupa 10 ekor
Induk Sapi Perahan yang nanti hasil susu perahan dari sapi-sapi
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 133
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup bagi kelompok
ternak di desa suruh, Trenggalek Jawa Timur.
Bantuan untuk Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah di Daerah
Pekandangan, Indramayu
Pada tanggal 11 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah, Sanggar seni tari
yang masih tetap eksis untuk menjaga kesenian tari topeng
Cirebon untuk tetap diminati oleh masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat daerah Indramayu. Untuk melestarikan
kesenian tari tersebut, Sanggar Tari Mimi Rasinah banyak
memberikan kursus seni tari kepada anak-anak di daerah sekitar
sanggar. Kebanyakan yang ikut kursus tari adalah anak-anak
tidak mampu atau anak-anak yatim piatu. YKDK tergerak untuk
membantu kemajuan sanggar tari tersebut dengan memberikan
bantuan berupa Subsidi dan sarana penunjang proses belajar
tari. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian YKDK dalam
bidang kesenian yang ada di Indonesia.
Bantuan melalui Yayasan Nurani Insani untuk Pendidikan
Anak-Anak di Daerah Petamburan, Jakarta Barat
Pada tanggal 11 Februari 2009 YKDK memberikan
bantuan kepada Yayasan Nurani Insani, sebagai Yayasan yang
memberikan bantuan pendidikan dan sekolah gratis kepada
anak yatim piatu dan anak jalanan di sekitar daerah Petamburan,
Jakarta Barat. Bantuan yang diberikan oleh YKDK adalah 236
stel baju seragam dan kaos olahraga, 236 tas ransel beserta alat
tulis, 236 pasang sepatu, 236 perlengkapan pramuka, 6 buah
white board dan alat -alat olahraga. Bantuan ini masuk ke dalam
134 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
kategori bantuan untuk pendidikan yang ada pada salah satu
program bantuan di YKDK.
Bantuan untuk Koperasi Tani Sauyunan di daerah Cicurug,
Sukabumi
Pada tanggal 10 Februari 2009 YKDK bekerjasama dengan
Dosen Koperasi FE UI telah memberikan bantuan ternak
berupa 20 ekor kambing dan pakan ternak kepada Koperasi
Tani Sauyunan di daerah Cicurug Sukabumi. Program bantuan
ini sebagai bentuk kerjasama antara YKDK dengan Dosen
Koperasi FE UI sebagai pilot project pemberdayaan UKM bagi
para peternak atau petani yang membutuhkan bantuan dalam
usaha mereka.
Bantuan untuk Sekolah Madrasah Persis 12, Koja, Jakarta
Utara
Pada tanggal 6 Februari 2009 YKDK memberikan bantuan
kepada Sekolah Madrasah Persis 12, sekolah yang memberikan
pendidikan gratis kepada anak-anak tidak mampu yang
berada di daerah Koja, Jakarta Utara. Bantuan yang diberikan
YKDK berupa bantuan yang berguna untuk menunjang sarana
pendidikan 60 unit meja dan kursi siswa, 3 unit meja & kursi
guru, 3 unit rak buku, 3 unit whiteboard, serta 33 unit kasur lipat.
Bantuan ini adalah sebagi salah satu kepedulian YKDK dalam
bidang pendidikan.
Bantuan untuk Mimi Rasinah, Penari Topeng Cirebon.
Pada tanggal 16 Januari 2009 YKDK melakukan kunjungan
ke daerah Cirebon untuk memberikan bantuan kepada Mimi
Rasinah seorang penari yang dikenal sebagai Maestro Tari
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 135
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Topeng Cirebon, Penari yang dahulu sering diundang untuk
menari di Istana Negara ini sekarang berada dalam kondisi
sakit karena usianya yang memang sudah cukup lanjut. Kerana
melihat dedikasinya dalam memajukan juga menjaga budaya
Tari Topeng, YKDK memberikan bantuan yang akan digunakan
untuk mengurus dan mengembangkan sanggar tari yang
sekarang dipimpin oleh anak-anak dan cucunya.
Bantuan untuk Bakti Sosial bagi Masyarakat di Daerah
Ciwidey
Pada tanggal 9 Januari 2009, YKDK bekerjasama dengan
SIKIB memberikan bantuan yang dilaksanakan pada saat acara
Bakti Sosial di Desa Gambung dan Desa Pasir Jambu yang
berada di kawasan Ciwidey, Bandung. Bantuan yang diberikan
berupa pengobatan umum dan pengobatan gratis bagi kurang
lebih 2000 masyarakat di dua desa tersebut.
136 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 137
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 3c
Kemitraan YKDK
ANS Group : Artha Nusa Sembada Group
BEM : Badan Eksekutif Mahasiswa
Bank BNI
Bank BRI
Departemen Pendidikan Nasional
HAMKRI : Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia
Healthy Life Magazine
IANI : Ikatan Atlet Nasional Indonesia
Kementerian Pemuda dan Olahraga
KONI : Komite Olah Raga Nasional Indonesia
LVRI : Legiun Veteran Republik Indonesia
MKM : Majelis Kebudayaan Muslim
PARFI : Persatuan Artis Film Indonesia
PEPADI : Persatuan Pedalangan Indonesia
PMI : Palang Merah Indonesia dan Palang Merah
Internasional
PPBI : Pusat Pelestarian Budaya Indonesia
Pemerintah Daerah Terkait
PT Indofarma
138 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
PT Indofood
PT Kimia Farma
PT Nestle
PT Merck Indonesia
PT Unilever
RS Patria
SIKIB : Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu
Silokabudaya
YBAI : Yayasan Bina Anak Indonesia
YCB : Yayasan Citra Baru
YOAI : Yayasan Onkologi Anak Indonesia
YPAC : Yayasan Pembinaan Anak Cacat
YPI : Yayasan Pelita Ilmu
YPI : Yayasan Portal Infaq
YMSP : Yayasan Semangat Merah Putih
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 139
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 4
Gara-Gara Artalyta, Syamsul Nursalim
Tetap Melenggang
Barangkali, para pengrajin dan pecinta batu mulia di Indonesia
sudah tak asing lagi dengan keberadaan Yayasan Mutu
Manikam Nusantara. Dalam struktur kepengurusannya,
yayasan yang dibidani Ny. Ani Yudhoyono ini memberdayakan
kolega-koleganya termasuk istri-istri para menteri. Terbukti,
ketua hariannya sekarang d􀀁 abat oleh Herawatie Wirajuda, istri
mantan Menlu Hasan Wirajuda (Siaran Pers KBRI Madrid no
11/PR-PEN/VI/2008). Sementara Ny. Ani Yudhoyono sendiri
berperan sebagai pembina pengurus karena dirinya-lah
penggagas berdirinya yayasan yang mewadahi para pecinta
sekaligus membina pengrajin perhiasan di tanah air. Yayasan
ini berdiri pada tahun 2007 (www.presidenri.go.id, 6 Juli 2009).
Karena itulah, sah-sah saja bila Ny. Ani Yudhoyono memiliki
kewenangan penuh dalam penunjukan pengurus yayasan.
Apa alasan Ny. Ani Yudhoyono mendirikan yayasan dan
memilih batu mulia sebagai pusat perhatiannya? Apakah ia
memiliki ketertarikan tersendiri terhadap batu mulia seperti
permata dan sebagainya? Alasan Ny. Ani Yudhoyono mendirikan
Yayasan Mutu Manikam Nusantara yakni untuk mengangkat
kesejahteraan para pengrajin batu mulia yang kebanyakan per
140 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
bulan hanya mengantongi penghasilan rata-rata Rp 700 ribu.
Padahal, si pengrajin sudah banting tulang selama sepuluh
tahun. Sebagai bagian dari pembinaan, Mutu Manikam rajin
mempromosikan hasil-hasil kerajinan batu mulia di pameranpameran
besar terutama di manca negara. Bahkan Mutu
Manikam aktif dalam pameran perhiasan terbesar di dunia
yakni di Baselworld, di Basel, Swiss. (Siaran pers KBRI Madrid
no. 011/PR-PEN/VI/2008).
Menariknya, meski baru genap dua tahun berdiri, produksi
perhiasan Mutu Manikam sudah diekspor ke Amerika Serikat,
Jenewa, Milan, dan Zurich. Orientasi menembus pasar internasional
menjadi sasaran utama Yayasan milik Ny. Ani
Yudhoyono ini. Tak heran, jika Ny. Ani Yudhoyono memilih
istri Menteri Luar Negeri sebagai ketua. Pemilihan itu tentunya
atas dasar pertimbangan kuatnya jaringan relasi yang dimiliki
Menteri Luar Negeri yang sudah barang tentu tersebar di
seluruh dunia. Eksistensi Yayasan Mutu Manikam kian kokoh
berkibar setelah Ibu Ani meluncurkan majalah Mutu Manikam
Nusantara Indonesia pada 18 Desember 2008 (www.kabarindonesia.
com, 19 Des. 2008).
Sebagai istri seorang Presiden, sangatlah wajar apabila
Ny. Ani Yudhoyono punya relasi luas dengan semua kalangan
sosial, tak terkecuali para pengusaha. Maka tak heran apabila
ia seringkali diundang untuk meresmikan proyek-proyek
koleganya. Seperti yang terjadi pada 29 Oktober 2007, Ny. Ani
Yudhoyono meresmikan pusat perbelanjaan bernama Alun-Alun
Indonesia. Kompleks pertokoan kepunyaan Syamsul Nursalim
dan Itjih Nursalim ini berdiri di atas lahan seluas 3.800 m² dan
berlokasi di West Mall Grand Indonesia Jakarta. Istimewanya,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 141
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
saat itu, Ny. Ani Yudhoyono dengan bangga memberikan
pidato di podium Alun-Alun Indonesia. Seremoni peresmian
ini juga melibatkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu
I, seperti Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri
Negara UKM Suryadarma Ali, Menteri Pariwisata Jero Wacik,
Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, para Duta Besar negara
sahabat, termasuk juga Annisa Pohan, menantu Presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono (www.inilah.com, 25 Ag. 2008).
Benar-benar seremoni yang sangat monumental sekaligus
secara tidak langsung merepresentasikan kedekatan teramat
erat antara Ny. Ani Yudhoyono dengan Syamsul Nursalim.
Tapi yang menjadi masalah, dengan adanya peresmian ini, Ny.
Ani Yudhoyono terkesan memiliki hubungan dengan Syamsul
Nursalim yang hingga kini masih buron. Mantan pemilik BDNI
ini merupakan pengusaha yang masuk da􀀂 ar pengemplang
dana BLBI.
Menurut laporan Indonesia Corruption Watch (ICW), kasus
bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga saat ini
terhitung masih menjadi skandal perbankan terbesar yang
sangat merugikan negara. Total dana yang dikucurkan dari 3
tahap penyaluran mencapai Rp 431,6 trilyun. Secara umum,
per 29 Januari 1999 dari Rp 144,54 trilyun dana BLBI yang
disalurkan pada 54 bank di tahap pertama --merujuk pada audit
BPK tahun 1999-- terdapat penyimpangan ditahap penyaluran
mencapai 95,8% atau Rp 138,4 trilyun yang merugikan keuangan
negara. Bahkan, pemerintah masih harus membayar bunga 3%
per tahun. Pembayaran itu tentunya diambil dari pajak dan
pemasukan negara yang berasal dari uang rakyat.
142 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Sementara biaya yang dikeluarkan negara untuk penarikan
BLBI dan pengembalian aset mencapai Rp 600 trilyun.
Sungguh ironis, rakyat kecil yang tidak berutang justru harus
melunasi utang para konglomerat bermasalah. Kenyataan itu,
jelas tidak adil, mengingat pemerintah membiarkan Syamsul
berkeliaran. Sementara di sisi lain, pemerintah menutupi utang
para pengemplang berdasi dengan menaikkan pungutan bagi
rakyat.
Mengapa Syamsul Nursalim selalu mendapatkan perlakuan
istimewa? Pada lampiran audit BPK No.02/Auditama II/AK/
XII/1999, dicantumkan, BDNI mendapatkan porsi tertinggi,
yaitu 25,63% atau Rp 37,04 trilyun. Dalam perkembangannya,
kewajiban akhir Syamsul Nursalim adalah Rp 28,4 trilyun,
yang kemudian d􀀁 adikan angka patokan penyusunan Master
Se􀀂 lement and Acquisition Agreement (MSAA). Persoalannya,
BDNI-Syamsul Nursalim justru masuk dalam kategori obligor
yang paling rendah tingkat pembayarannya. Dari kewajiban
membayar hutang Rp 28,4 trilyun, Syamsul baru membayar
17,4%.
Dengan demikian Syamsul masih menanggung utang Rp
23,5 triliun. Tapi anehnya, meski belum melunasi utangnya,
Syamsul Nursalim tahu-tahu sudah mengantongi Surat
Keterangan Lunas (SKL). MSAA memang mengatur bahwa jika
closing date terjadi, maka Syamsul Nursalim akan terbebas dari
setiap tuntutan yang berhubungan dengan MSAA. Namun,
hal tersebut hanya terjadi jika ia sudah menunaikan semua
kewajibannya. Celakanya, taipan berusia 67 tahun ini ternyata
belum melunasi semua utang yang diatur dalam MSAA.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 143
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Berdasarkan MSAA, Rp 1 triliun dibayar dalam bentuk rupiah
dan sisanya (Rp 27,4 trilyun) dalam bentuk aset.
Modus kejahatan Syamsul Nursalim tak berhenti sampai
di situ saja, selain terbelit kasus korupsi, ia diduga melakukan
keterangan palsu yaitu menyebutkan bahwa kredit PT Dipasena
Citra Darmaja adalah kredit lancar padahal kenyataannya
kredit macet. Utang perusahaan akuisisi ternyata lebih besar
dari apa yang disampaikan Syamsul Nursalim (tercium indikasi
konversi utang menjadi modal sehingga aset perusahaan terlihat
tinggi). Ia mengaku tidak punya lagi aset yang bernilai selain
yang diserahkan (padahal diduga kuat masih ada beberapa
aset Syamsul Nursalim lainnya di Singapura, Amerika, Taiwan,
Malaysia, Austria, dan Indonesia. Misal, GT. Kabel, PT. So􀀂 ex,
Sogo Dept. Store, Gajah Nusantara Securities, Seyen Machinery
(Taiwan), dan termasuk perusahaan lain yang terkait dengan
istri atau saudaranya.
Syamsul Nursalim Berlindung di Bawah Penguasa
Sudah bukan rahasia lagi, kejayaan Syamsul Nursalim
bersinar sejak masa Orde Baru. Di kalangan bankir di Jakarta,
Syamsul Nursalim alias Liem Tjoen Ho lebih dikenal sebagai
industriawan. Di tahun 1980, ia ‘’menyelamatkan’’ Bank Dagang
Nasional Indonesia (BDNI), mengambil alih kepemimpinan
Direktur Utama Paulus Wibowo yang menumpuk utang sekitar
US$ 30 juta, sehingga banyak nasabah menarik diri.
Syamsul Nursalim selalu punya sejuta siasat demi
mewujudkan ambisinya. Ia tak peduli, sekalipun langkah yang
diambil terbilang kotor. Disinyalir, terkait tindak ‘’penyelamatan’
terhadap’ BDNI ini, ia mendapat dukungan sebuah bank
144 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Prancis, Societe Generale cabang Singapura. Rupanya, sudah
terjalin hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan
antara bank tersebut dengan Syamsul Nursalim, yang menjadi
nasabah Societe Generale. Dari bank ini, diduga ia berhasil
menarik pinjaman US$ 15 juta, yang diperkirakan digunakan
untuk menutup sebagian utang BDNI kepada bank-bank luar
negeri. Akan tetapi, Syamsul Nursalim membantah isu yang
waktu itu deras bergulir. Namun dari mana pun pinjaman itu
berasal, faktanya saat duduk sebagai Direktur Utama BDNI, ia
menyetor 50% (Rp 1,5 milyar), separuh dari modal BDNI setelah
ditingkatkan. Sisanya yang 50% masih dimiliki PT Nusantour
Duta Development Corporation dan Djaya Development
Corporation, keduanya milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Bisnis perbankan bisa jadi hanyalah sekuku hitam dari
gurita kerajaan bisnis Syamsul Nursalim. Sebagai pengusaha,
reputasi Syamsul Nursalim lebih dulu dikenal sebagai Direktur
Utama PT Gajah Tunggal, pabrik ban merk Gajah dan Inoue.
Pada 1984, ia merintis usaha patungan untuk menghasilkan
ban merk Yokohama. Ia juga duduk sebagai anggota direksi
perusahaan cat Kansai, yang bekerja sama dengan Jepang,
sambil mengusahakan pabrik tapioka di Lampung (www.pdat.
co.id)
Sewaktu Soeharto berkuasa, Syamsul Nursalim begitu
mudah nya mengembangkan ekspansi bisnis sebab pemerintah
menggulirkan paket keb􀀁 akan yang dinamakan Pakto 88 (Paket
Oktober 1988). Keb􀀁 akan itu diterbitkan atas desakan IMF,
World Bank, dan ADB yang bertujuan untuk memberikan pada
pihak swasta agar terjun di sektor perbankan dan dimungkinkan
untuk membuka cabang ke daerah-daerah. Deregulasi kemudian
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 145
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
dilanjutkan ke bidang-bidang lainnya untuk mempermudah
dan meningkatkan investasi. (Setiono 2003)
Lantaran deregulasi itu, ibarat cendawan di musim hujan,
banyak bermunculan konglomerat termasuk Syamsul Nursalim.
Berkat kemudahan dan kekayaan yang diperolehnya, maka ia
pun masuk ke lingkaran kekuasaan Orde Baru. Sebagian harta
yang ia miliki, digunakan untuk membangun rumah mewah
di Singapura. Syamsul tak sendirian. Ada banyak konglomerat
Indonesia yang menjadikan Singapura sebagai tempat hunian
yang nyaman. Mereka di antaranya keluarga Djuhar Sutanto
(Salim Group), keluarga Ibrahim Risyad (Salim), keluarga Eka
Tjipta Widjaja (Sinar Mas), keluarga Syamsul Nursalim (Gajah
Tunggal), keluarga Liem Sioe Liong, keluarga Sukanto Tanoto
(Rajawali Garuda Mas), Eka Tjandranegara (Mulia), Martias
(Surya Damai), Sugianto Kusuma (Artha Graha) (Aditjondro:
2006). Itulah sebabnya, Singapura kemudian menjelma menjadi
pemukiman para konglomerat Indonesia.
Sepak terjang Syamsul Nursalim dalam berisnis boleh
dibilang sarat akan muatan kepentingan. Buktinya, setelah
Soeharto lengser dan selanjutnya rezim beralih ke Presiden
Megawati Soekarnoputri, Syamsul Nursalim merapat ke
Tau􀀁 q Kiemas. Bahkan suami Mega ini pernah secara terbuka
menegaskan akan mengawal pengucuran dana bagi tambak
PT Dipasena Citra Darmaja (DCD), perusahaan tambak udang
terbesar di Asia Tenggara milik Syamsul(Kompas, 9 Jan. 2004),
maka tak heran BPPN menjadi sungkan menagih hutang Gajah
Tunggal Group, konglomerat milik keluarga Syamsul Nursalim
yang tidak hanya dekat dengan keluarga Megawati, tapi juga
146 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
dekat dengan penguasa politik dan ekonomi Singapura.
(Aditjondro 2006: 27).
Siapapun penguasanya, Syamsul Nursalim selalu menjadi
bagian lingkungan istana. Bahkan di era Abdurrahman Wahid
yang periode pemerintahannya hanya seumur jagung, Syamsul
berhasil merangkul penguasa hingga mendapatkan angin segar.
Seperti diketahui, waktu itu Presiden Gus Dur secara pribadi
ngotot mencampuri urusan kabinet guna membebaskan tiga
konglomerat yakni Marimutu Sinivasan (Texmaco Group),
Syamsul Nursalim (Gajah Tunggal Group), dan Prajogo Pangestu
(Barito Paci􀀁 c Group) dari sanksi hukum yang mengancam garagara
keterlibatan ketiganya dalam urusan mega utang pada
bank-bank milik pemerintah. Kasus mega utang ini merupakan
bagian dari Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar
Rp 144,5 trilyun dari Bank Indonesia kepada 48 bank swasta
yang diberikan pada Maret 1998. Akibatnya, negara mengalami
kerugian sebesar Rp 138,4 trilyun atau 97,5% dari total dana
BLBI (CFPS ,2000; Aditjondro 2001).
Di antara tokoh-tokoh yang muncul pasca reformasi,
Syamsul Nursalim terkesan nyaman menjalin relasi dengan
keluarga besar Tau􀀁 q Kiemas. Dua adik Tau􀀁 q yaitu Santayana
dan Nazaruddin, konon telah menerima pengangkatan sebagai
komisaris pada salah satu perusahaan Gajah Tunggal, guna
menyelamatkan SyamsulNursalim dari tuntutan hukum.
Diduga, Tau􀀁 q Kiemas menitipkan kata-kata b􀀁 ak kepada
Presiden Gus Dur tentang Syamsul Nursalim setelah sang
taipan ini membiayai liburan Tahun Baru Megawati dan Tau􀀁 q
ke Hong Kong. (Tajuk, 2 Maret 2000: 19-20; Adil, 22 Jan. 2001:
6-70).
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 147
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Pengaruh Syamsul terus berlanjut ke rezim SBY.
Bukti nyatanya, Syamsul Nursalim yang terbukti bersalah
menggelapkan uang rakyat lewat kucuran dana BLBI masih
melenggang bebas. Parahnya lagi, KPK di bawah kemudi
Antasari Azhar juga juga tak bernyali mengusut skandal
perbankan terbesar di negeri ini. KPK yang mengambil alih
kasus BLBI hanya d􀀁 awab dengan membentuk tim supervisi.
Langkah KPK membentuk tim supervisi bagi sejumlah kalangan
lebih tepat disebut langkah “buang badan”. Kecurigaan KPK
melakukan tebang pilih justru menguat setelah KPK sendiri
menangkap basah Urip Tri Gunawan (Forum Keadilan, 27 Okt.-
02 Nov. 2008:12-14) yang tersangkut kasus suap Artalyta yang
bersekongkol dengan Syamsul Nursalim agar dirinya tidak
disidangkan. Lantaran kasus Syamsul Nursalim sudah masuk
ke ranah pidana, maka KPK sebetulnya berhak membuka kasus
itu dan tidak tertutup kemungkinan Inpres No. 8/2002 yang
dikeluarkan Presiden Megawati terhadap sejumlah obligor BLBI
dapat dipersoalkan kembali. Inpres tersebut menjadi p􀀁 akan
release and discharge dengan memberikan Surat Keterangan
Lunas/ SKL bagi sejumlah obligor (Forum Keadilan, 27 Okt. -02
Nov 2008: 19).
Kejagung sendiri sebetulnya sudah melakukan penyidikan
terhadap Sjamsul. Bahkan, sang taipan sudah sempat ditahan di
Rutan Kejagung. Namun atas jaminan Adnan Buyung Nasution,
Syamsul akhirnya diberikan izin untuk berobat. Sialnya, izin itu
akhirnya berujung pada pelarian. Begitu keluar dari penjara,
Syamsul cepat menghilang. Meski dalam pelariannya, ia sudah
diberikan Surat Keterangan Lunas (SKL) oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional, Syamsul hingga kini belum terlacak.
148 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Belakangan diketahui, dalam persidangan terdakwa Artalyta,
ketidakhadiran Syamsul dalam pemeriksaan di Kejagung
ternyata diatur oleh pengacaranya dan hanya berdasarkan surat
dari pengacara. Tak ada surat keterangan sakit dari dokter yang
merawat Syamsul. (Forum Keadilan, 27 Okt.-02 Nov., 2008: hal
21).
Walaupun Syamsul Nursalim jelas-jelas terjerat kasus
berat dan kini disinyalir bersembunyi di Singapura, anehnya,
ia masih tetap menjalankan kerajaan bisnisnya di banyak
negara termasuk Indonesia. Kalau dipikir-pikir keuntungan
yang diperoleh Syamsul Nursalim dari kerajaan bisnisnya,
pasti bisa melunasi hutangnya terhadap negara. Tapi mengapa
tak ada itikad baik dari dirinya untuk membayar semua beban
hutangnya? Dan anehnya lagi, pemerintah dan para penegak
hukum justru terkesan apatis dan cuci tangan? Asal tahu saja,
pertumbuhan kerajaan bisnis Syamsul Nursalim dari tahun ke
tahun terus menanjak.
Menurut majalah Globe Asia Sept 2007, PT Gajah Tunggal/
Nursalim Group menduduki peringkat 21 dari top 100 private
groups dengan meraup pendapatan US $1.100 milyar. Sementara
dalam Globe Asia Agust 2007, ia menempati urutan 21 dari 150
orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan US $
445 juta. Selanjutnya, edisi Juni 2008, harta kekayaan Syamsul
Nursalim tercatat naik sebesar US$ 508 juta sehingga berada di
posisi 27 dari 150 orang terkaya di Indonesia. Barangkali yang
cukup mencengangkan adalah pada edisi Desember 2007, istri
Syamsul Nursalim, Itjih Nursalim yang menjabat sebagai Vice
Chairwoman Gajah Tunggal Group duduk di peringkat 28 dari
50 konglomerat paling dermawan di Indonesia. Tahun 2009,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 149
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
majalah Globe Asia Agust 2009, Gajah Tunggal Group kepunyaan
Syamsul Nursalim berada di peringkat 21 dengan pendapatan
US$ 1,28 milyar.
Benar apa yang dipaparkan Warta Ekonomi (edisi 13-19 April
2009 halaman 44) bahwa Syamsul Nursalim mengendalikan
bisnisnya dari negeri singa. Sejak terbelit kasus BLBI, Syamsul
memutar roda kerajaannya di Singapura. PT Gajah Tunggal Tbk
berencana membangun pabrik ban dengan total investasi sekitar
US$ 170 juta yang ditanamkan secara bertahap hingga 2011.
Rinciannya, pabrik ban radial sebesar US$ 100 juta dan pabrik
ban sepeda motor US$ 70 juta. Pembangunan pabrik anyar itu
dilakukan secara bertahap dan telah dimulai pada 2005.
Kerajaan bisnis Gajah Tunggal berdiri sejak tahun 1951.
Sesuai dengan data dari Warta Ekonomi (edisi 18 Mei-31 Mei
2009 hal 44), Gajah Tunggal Group masuk urutan 68 dan masuk
dalam da􀀂 ar 100 surviving companies di Indonesia. Awalnya,
Gajah Tunggal Group merupakan pabrik pembuat ban sepeda
berskala kecil. Hingga pada akhirnya pada tahun 1970 ketika
booming ekonomi Jepang, ia menandatangani kerja sama dengan
Inoue Rubber Company (IRC) dari Jepang untuk memproduksi
ban sepeda motor. Pada tahun 1981, Gajah Tunggal mulai
memproduksi ban untuk mobil penumpang dan komersial.
Dalam kurun waktu 58 tahun kiprahnya, Gajah Tunggal
menjelma menjadi produsen atau pabrik ban terbesar se-Asia
Tenggara dan termasuk 20 perusahaan penghasil ban terbesar
di dunia. (Warta Ekonomi, 18-31 Mei 2009: 61).
Saham Gajah Tunggal Group dipegang oleh Lightspeed
Resources Ltd, Compagnie Financiere Michelin, Denham Pte.
150 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Ltd, Global Union Fiber Investment Ltd, dan sisanya dipegang
oleh publik (Ardi&Amri 2008: 308). Melihat data statistik
yang ada, harus diakui, pertumbuhan kerajaan bisnis Syamsul
Nursalim sangatlah menjanjikan.
Segitiga Syamsul Nursalim, Artalyta, dan Ny. Ani Yudhoyono
Setelah sempat menguap, kasus Syamsul Nursalim kembali
dibuka di era kepemimpinan Jaksa Agung Hendraman Supandji.
Namun kasus ini dihentikan pada 29 Februari 2008. Kemudian
pada 2 Maret 2008, Jaksa BLBI Urip Tri Gunawan tertangkap
tangan menerima enam milyar rupiah dari orang dekat Syamsul
Nursalim, Artalyta Suryani alias Ayin. Di Pengadilan Khusus
Tindak Pidana Korupsi, Ayin didakwa menyuap jaksa Urip
Tri Gunawan untuk kepentingan Syamsul Nursalim, supaya
obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) itu tidak perlu
hadir dalam penyelidikan kasus yang menjeratnya di Kejaksaan
Agung (www.vivanews.com, 14 Okt. 2008).
Dalam surat dakwaan, JPU menguraikan bahwa pada 5
Desember 2007, Artalyta menghubungi Urip Tri Gunawan agar
dipertemukan dengan Mohammad Salim yang saat itu masih
menjabat Direktur Penyidikan di Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus Kejaksaan Agung, terkait panggilan pemeriksaan
terhadap Syamsul Nursalim. Pada 7 Desember 2007, Artalyta
dan Urip bertemu di hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan.
Saat itu, Urip menyampaikan surat panggilan pemeriksaan
kedua terhadap Syamsul Nursalim nomor 1002/S.2/SD.1/12/2007
(www.menkokesra.go.id/content/view/8123/39/).”Dalam pertemuan
tersebut, terdakwa memberikan uang Rp100 juta sesuai
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 151
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
kesepakatan terdakwa dan saksi Urip Tri Gunawan,” kata JPU
Sarnono Turin saat membaca surat dakwaan. Berkat peran
Artalyta dan Urip, Syamsul pun tidak memenuhi panggilan
kedua.
Pertanyaannya, siapakah Artalyta, perempuan paruh baya
yang memiliki kekuatan hingga membuat para pejabat dan
penegak hukum bertekuk lutut? Publik makin dibuat bertanyatanya,
saking istimewanya sosok Ayin sampai-sampai ia hanya
diganjar pidana penjara 5 tahun, bertolak belakang dengan
tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap Urip yaitu 15
tahun penjara (www.kompas.com, 21 Mei 2008).
Dalam situs Bursa Efek Jakarta per 3 Maret 2008, nama
Artalyta Suryani tercatat sebagai orang kedua di Indonesia
Prima Properti Tbk. Artalyta menjabat sebagai Wakil Komisaris
Utama perusahaan sejak 29 Juni 2005. Sedangkan Komisaris
Utama dipegang mantan Kapolri Dibyo Widodo.
Indonesia Prima adalah perusahaan properti yang
bergerak di bidang konstruksi serta pembangunan rumah dan
apartemen. Juga beberapa hotel. Indonesia Prima juga bergerak
di jasa penyewaan, pengelolaan gedung perkantoran, dan pusat
perbelanjaan. Misalnya PT Graha Mitrasentosa, PT Paramita
Swadaya, PT Griyamas Muktisejahtera, PT Mahadhika Girindra,
PT Graha Hexindo, PT Angkasa Interland, PT Langgeng
Ayomlestari, dan PT Panen Lestari Basuki. Perusahaan raksasa
yang bergerak dibidang properti dan real estate ini beralamat
lengkap di Wisma Sudirman Lantai II Jalan Jend Sudirman Kav.
34, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu, dalam pro􀀁 l perusahaan yang
berdiri sejak 23 April 1983, juga terungkap jika 90,09% saham
152 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
perusahaan diambil alih oleh First Paci􀀁 c Capital Group Limited
per 31 Januari 2008. Sedangkan PT Gajah Tunggal Mulia per 30
September 2007 hanya tercatat memiliki saham sebesar 18,46%.
Gajah Tunggal Mulia merupakan anak perusahaan Gajah
Tunggal Tbk yang dimiliki Syamsul Nursalim. Suami Artalyta
sendiri, yaitu Surya Dharma (alm) merupakan mantan bos PT
Gajah Tunggal (www.detik.com, 03 Maret 2008).
Masa jaya perempuan berusia 50-an tahun ini berawal di
Lampung. Ketika PT Dipasena Citra Darmaja (DCD) berkibar
pada 1990-an. Perusahaan tambak udang terbesar di Asia
Tenggara yang berlokasi di pesisir Kec. Rawajitu, Tulangbawang,
itu, adalah milik Syamsul Nursalim. Artalyta yang tak lain
merupakan sepupu istri Syamsul Nursalim, dipercayai mengelola
tambak udang itu saat krisis moneter. Di Lampung,
Artalyta terkenal di kalangan politisi, pejabat, aparat penegak
hukum, pengusaha, preman, hingga tukang becak. Saat DCD
dihantam krisis dan terancam bangkrut, Ayin beralih menekuni
bisnis properti dengan bendera PT Bukit Alam Surya (BAS). Dia
mengelola reklamasi 150 hektare di pantai Teluk Lampung, untuk
membangun kawasan water front city. Dia juga mengembangkan
bisnis perumahan elite dan mendirikan karaoke di atas tanah
seluas satu hektar di Lampung. Dari bukti-bukti yang berhasil
dihimpun, makin jelas bahwa Artalyta adalah pengusaha besar
yang memiliki lingkaran bisnis dengan Syamsul Nursalim
(www.korwilpdip.org, 5 Maret 2008).
Meski KPK berhasil menjebloskan Artalyta ke bui, tapi
Syamsul Nursalim tetap tak tersentuh. Ia bahkan bisa leluasa
melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan pusat
perbelanjaan bernama Alun-Alun Indonesia. Seperti sudah
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 153
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
disinggung sebelumnya, Ny. Ani Yudhoyono dilibatkan
dalam peresmiannya. Sedangkan Kejaksaan Agung harus
bersusah payah memanggil obligor kasus BLBI itu, bahkan
pemanggilan dari Gedung Bundar tidak pernah digubris oleh
SyamsulNursalim. Merujuk pada fakta-fakta yang terkumpul,
tak heran apabila muncul pertanyaan mengapa begitu mudahnya
Ny. Ani Yudhoyono hadir meresmikan pertokoan milik Syamsul
Nursalim, mengingat pemilik Gajah Tunggal Group adalah
orang yang paling dicari-cari?
Seiring berjalannya proses hukum terhadap Artalyta,
satu per satu fakta menghebohkan terkuak. Muncul foto
Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya sedang menghadiri
pernikahan anak Artalyta Suryani yang diselenggarakan pada
bulan April 2007 (www.inilah.com, 21 Ag. 2008). Foto ini diambil
saat pernikahan puteri Artalyta, Imelda Dharma dengan
Ei􀀄 el Tedja, putera bos Pakuwon Group, Alexander Tedja di
Surabaya pada medio Juni 2007. Pernikahan ini sangat meriah
dan dinyatakan sebagai pernikahan terakbar di Surabaya. Tak
kurang 4000 undangan dan 350 tamu VVIP hadir memeriahkan
pesta itu, di Ballroom Hotel Sheraton. Hebatnya lagi, untuk para
undangan dari luar Surabaya, panitia menyedia 500 kamar yang
di Sheraton Hotel, JW Marrio􀀃 , dan Hya􀀃 Regency Hotel (www.
ayomerdeka.wordpress.com, 25 Ag. 2008).
Rupanya rumor kedekatan Ny. Ani Yudhoyono dengan
Artalyta sudah menjadi buah bibir di kalangan politisi. Hal
ini dikuatkan Adhie Massardi, Juru Bicara Komite Indonesia
Bangkit. Mantan juru bicara Gus Dur ini mengatakan sebelum
pernikahan itu, SBY sudah memiliki kedekatan dengan Artalyta.
Buktinya, Artalyta-lah yang mengatur SBY yang waktu itu
154 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
menjadi capres Partai Demokrat dengan Gus Dur. Pertemuan
terjadi menjelang Pilpres 2004. SBY datang ke rumah Gus Dur
untuk meminta dukungan dengan diantar Artalyta. Adhie
sekaligus menguatkan bahwa Artalyta kenal dengan semua
petinggi di negeri ini termasuk SBY. Adhie mengetahui itu
dari Artalyta sendiri yang sempat diangkat menjadi bendahara
PKB. Artalyta masuk di partai yang dideklarasikan Gus Dur
ini karena kedekatannya dengan bendahara umum PKB Aris
Junaidi. Perempuan yang biasa disapa Ayin atau Aying ini
masuk PKB bukan lewat Yenny Wahid. Saat itu Artalyta masuk
menjadi bendahara umum PKB menggantikan posisi Erman
Suparno yang menjabat sebagai Menakertrans (www.detik.com,
4 Maret 2008).
Sumber:www.kompas.com
SBY-Ny. Ani Yudhoyono membantah mengenal Artalyta.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 155
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Indikasi terjalinnya relasi akrab Artalyta dengan keluarga
SBY semakin meruncing, kedekatan Artalyta dengan keluarga
Cikeas secara eksplisit terbeberkan di transkrip percakapan
Artalyta dengan seorang perempuan yang bernomer kode
telepon negara Singapura pada 1 Maret 2008 pukul 10.28 WIB.
Transkrip yang bersumber dari penyadapan KPK terhadap
Artalyta ini dibacakan di Sidang Pengadilan Khusus Tipikor.
Berikut ini kutipan pembicaraannya.
Suara perempuan: “Udah pulang Yin.”
Artalyta Suryani: “Sudah. Saya mau ke salon, mau datang ke
undangan launching lagunya SBY.”
Walaupun sejumlah temuan fakta yang muncul ke
permukaan semakin menguatkan indikasi kedekatan SBY dan
Ny. Ani Yudhoyono dengan Artalyta, namun Presiden tetap
bersikukuh mengaku tidak pernah mendengar apalagi mengenal
sosok Artalyta. Bantahan dari Presiden SBY itu disampaikan
oleh mantan juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng.
Andi menegaskan, presiden bisa saja mengenal banyak orang
dan dikenal banyak orang, tapi Presiden tidak bisa mengontrol
perilaku setiap orang (h􀀂 p://reformasihukum.org, 02 Juli 2008).
Tak dimungkiri, rekaman penyadapan KPK terhadap
Artalyta praktis membongkar semua persekongkolan yang
dilakukan Artalyta. Memang, semua pembicaraan yang
melibatkan pejabat penegak hukum sudah terungkap di
pengadilan Isunya ada pembicaraan Artalyta dengan tokohtokoh
yang berpengaruh di negeri ini yang tidak dipublikasikan.
Beredar kabar bahwa, ketika KPK menangkap Jaksa Urip, Ayin,
bahkan juga Itjih, istri Syamsul Nursalim menghubungi Ny. Ani
156 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Yudhoyono, Jenderal (Pol) Sutanto, Ketua KPK Antasari Azhar,
dan Direktur Penuntutan KPK Ferri Wibisono (www.inilah.
com, 26 Ag. 2008).”Saya mendengar dari berbagai sumber atas
kedekatan Ayin dan Ani. Ini mengingatkan peran Tien Soeharto
kala itu. Saat ini kita menghadapi Ny.Ani Yudhoyono yang juga
suka duit,” ujar Sri Bintang Pamungkas, politisi yang terkenal
vokal di era Orba (www.inilah.com, 25 Ag. 2008).
Kesimpulan
Tanda tanya besar menyangkut kedekatan Artalyta yang nota
bene orang dekat Syamsul Nursalim dengan SBY, terutama Ibu
Ani, merebak saat Ani Yudhoyono dengan bangga meresmikan
Alun-Alun Indonesia milik Syamsul Nursalim dan Itjih Nursalim.
Kehadiran seorang Ny. Ani Yudhoyono ini setidaknya memang
mewakili gambaran kedekatan keluarga SBY dengan keluarga
Syamsul Nursalim. Kedekatan yang diduga kuat d􀀁 embatani
Ayin. Pengamat korupsi dari Indonesian Corruption Watch (ICW)
Ibrahim Fahmi Badoh mengungkapkan, koneksi politik Ayin-
Ani SBY ini jadi rumor politik sensitif. Karenanya, Ayin yang
terlibat suap bersama Urip hanya d􀀁 atuhi hukuman lima tahun
penjara (www.inilah.com, 25 Ag. 2008).
Penilaian pengamat hukum dan politik ini terang saja kian
mempertegas dugaan kedekatan Ayin dengan Ibu Ani. Ditambah
lagi, belakangan tersebar kabar bahwa Artalyta menduduki
posisi sebagai bendahara di Yayasan Mutu Manikam (www.
inilah.com, 25 Ag. 2008). Meski sebatas relasi kerja di yayasan,
perkara korupsi-kolusi yang menjerat Ayin telah membuat
istana terkena getahnya. Munculnya dugaan kedekatan Artalyta
dan Ny. Ani Yudhoyono jelas berimbas pada kredilitas keluarga
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 157
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Cikeas. Bukan mustahil, SBY dan Ny. Ani Yudhoyono dituding
berkompromi dan bersekongkol dengan pengusaha bermasalah
hingga membiarkan Syamsul Nursalim bebas berkeliaran dan
parahnya menjadi sosok yang kebal hukum.
158 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 159
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 5
ALLURE, MELUNCUR DI ALUR YAYASAN
BATIK INDONESIA
Ketuk palu UNESCO pada 2 Oktober 2009 menandai babak
baru dalam sejarah Indonesia. Perseteruan antara Malaysia dan
Indonesia mengenai siapa yang berhak mengklaim batik sebagai
warisan budaya asal negaranya berakhir sudah. Dimulai pada
3 September 2008 dengan proses nominasi batik Indonesia ke
UNESCO, sementara badan PBB secara resmi baru menerima
laporannya pada 9 Januari 2009 untuk kemudian diproses lebih
lanjut.
Batik Indonesia merupakan salah satu dari 111 nominasi
yang diajukan UNESCO kepada mancanegara. Penilaian
nominasi batik dilakukan oleh subsidiary body yang terdiri atas
enam negara anggota Komite Antar Pemerintah, yakni Turki,
Estonia, Kenya, Republik Korea, Meksiko, dan Uni Emirat Arab.
Penilaian tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang cukup
panjang oleh sebuah tim dengan mempertimbangkan berbagai
aspek seperti orisinalitas, kekhasan motif, perjalanan sejarah,
apakah produk tersebut dibuat masyarakat dan tersebar di
wilayah Indonesia, dan aspek lain yang terkait produk tersebut.
Tahap selanjutnya berupa pengujian tertutup oleh UNESCO
di Paris pada 11 hingga 14 Mei 2009. Tahap terakhir, barulah
hasil dari pengujian itu dibawa ke sidang UNESCO yang
160 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
diselengggarakan di Abu Dhabi, sejak 28 September-2 Oktober
2009. Delegasi RI turut menghadiri sidang yang berlangsung
selama lima hari ini. Mereka adalah Sunu Soemarno dari Deplu,
Iman Sucipto Umar dan El􀀁 tro Muchtar dari Kadin, Hariyanto
dari Ditjen NSBF Depbudpar, serta pakar budaya Gaura
Mancacaritadipura (Mimbar Politik, 07-14 Okt. 2009: 70-71).
Sidang tersebut dihadiri 380 orang, terdiri atas 93 wakil
anggota Inter Governmental Commi􀀂 ee, 147 peninjau dari 33 negara
pihak konvensi, dan 108 wakil dari Organisasi Non Pemerintah
dan pakar budaya dunia secara mufakat telah menetapkan
batik sebagai warisan budaya dunia tak benda milik Indonesia.
Tak hanya itu, batik Indonesia juga dinilai sebagai nominasi
terbaik yang dapat d􀀁 adikan contoh untuk semua nominasi di
kemudian hari.
Walhasil, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)
langsung menetapkan tanggal 2 Oktober menjadi hari batik
nasional. “Kita patut bersyukur karena setelah mempelajari
usulan Indonesia, barulah UNESCO menetapkan batik sebagai
warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Kalau sudah
ditetapkan sebagai warisan dunia, maka mari kita lestarikan
bahwa batik adalah milik Indonesia sebagai kekayaan budaya
anak bangsa,” ujar SBY dalam pidatonya di Cikeas (www.
jpnn.com, 2 Okt. 2009). Segenap masyarakat Indonesia pun
mengapresiasikan rasa bangganya dengan mengenakan batik
ke sekolah, kantor, maupun tempat-tempat umum lainnya.
Yayasan Batik Indonesia
Kemenangan Indonesia atas batik ini tak lepas dari peran Yayasan
Batik Indonesia (YBI), Masyarakat Pembatikan Indonesia,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 161
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad dan
Bokor Kencono yang memrakarsai pengajuan penandatanganan
UNESCO. Sejak pertengahan Agustus 2009, YBI bersama Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) mulai bergerak. Dalam pengajuan
bukti ke UNESCO, YBI menggandeng desainer batik Iwan Tirta
dan Danar Hadi untuk pengumpulan data 2500 jenis batik
dengan corak dan motif beragam. Tak hanya itu Danar Hadi
juga ikut menyerahkan dokumentasi atas koleksi batik kuno
yang mencapai 10.000 lembar batik.
YBI akhirnya mulai wara-wiri menyuarakan kampanye
batik di berbagai pagelaran busana dan muncul di media-media.
Meskipun gaungnya baru terdengar belakangan ini, YBI sendiri
sudah berdiri sejak lama. Yayasan yang mengkhususkan diri
pada pelestarian batik tulis dan cap ini didirikan pada 28 Oktober
1994 dan diprakarsai oleh Yultin Ginandjar Kartasasmita,
Ir. Firdaus Ali,, dan Dr. Dipo Alam MEM. Pengurus Harian
YBI yang kerap muncul di pemberitaan media massa antara
lain Tumbu Rahardi Ramelan (Ketua Bidang Pengembangan
Budaya), Trinarni, Mariana Sutandi, Komarudin Kondiya, Ika
Bien Subiantoro Wahyudi, Doddy Soepardi (Dewan Pembina),
Poppy Puspitasari Hayono Isman (Ketua Bidang Umum),
serta Edith Ratna Soerjosoejarso (Ketua Bidang SDM) (www.
batikindonesia.info).
Dalam menggalakkan promosi, YBI juga membuka
account facebook yang memamerkan katalog motif batik dari
seluruh Indonesia. Namun sayang, meskipun berada pada
tingkatan nasional dan diprakarsai pakar-pakar batik, YBI tidak
memaksimalkan situs resmi yang dimilikinya. Seringkali www.
162 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
batikindonesia.info tidak bisa dibuka. Kegiatan YBI pun hanya
terekam lewat pemberitaan di media massa.
Selain berkeliling dari satu pameran ke pameran lain, satu
workshop ke workshop lain, YBI juga mengagendakan untuk
mematenkan semua motif batik khas Indonesia. Dalam Gelar
Batik Nasional yang diselenggarakan pada tahun 2007, YBI
merangkul 400 unit usaha berskala kecil dan menengah (UKM)
dari seluruh Indonesia antara lain perajin, produsen batik serta
pengusaha/eksportir batik khas Indonesia.
Batik Ani Yudhoyono dan Ibunda Obama
Ny. Ani Yudhoyono sering menunjukkan kedekatannya
dengan YBI dan Yultin Ginandjar Kartasasmita. Dalam setiap
acara yang diadakan YBI, Ani selalu hadir dan menjadi pusat
perhatian. Yultin Ginandjar Kartasasmita sendiri menyatakan
bahwa Ani Yudhoyono sangat kooperatif dengan selalu hadir
dan membuka acara YBI. Acara yang diselenggarakan YBI pun
penuh sesak wartawan. Dalam facebook Yayasan Batik Indonesia,
nama Ani Yudhoyono berkali-kali mucul. Salah satunya adalah
pameran batik koleksi Ani Yudhoyono dan Ann Dunham (ibunda
presiden AS Barack Obama). Acara tersebut bertempat di Alun
Alun Indonesia, Grand Indonesia Shopping Town (17 Sept 2009).
Departemen Perdagangan menggelar pameran batik bertajuk
“The Batik Essays. A Collection of Love Stories (Tuturan Batik. Bunga
Rampai Kisah Kasih)”. Pameran ini dibuka secara resmi oleh Ani
Yudhoyono didampingi oleh Menteri Perdagangan, Mari Elka
Pangestu. Dalam acara yang akan berlangsung hingga Minggu
(22 September 2009) ini, dipamerkan 71 kain batik koleksi
pribadi Menteri Perdagangan, Goh Tik Swan, Danar Hadi,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 163
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Yayasan Batik Indonesia, dan Yayasan Wastaprema (Himpunan
Pecinta Batik). Pameran kolaborasi tersebut menampilkan 27
potong kain batik koleksi pribadi Ibu Negara, 22 koleksi batik
milik almarhumah Ann Dunham (ibunda Presiden AS Barack
Obama), dua potong kain koleksi Menteri Perdagangan, delapan
potong kain koleksi Batik Danar Hadi, dua potong kain batik
milik sesepuh batik Indonesia Goh Tik Swan, sepuluh potong
kain koleksi Yayasan Batik Indonesia, serta dua potong kain
Wastaprema. Dalam acara ini, Ny. Ani Yudhoyono membagikan
buku “Kisah Batikku” yang isinya merupakan catatan pribadi,
kisah, dan kenangan dari koleksi-koleksi batik miliknya. Kalau
dicermati, Alun-Alun Indonesia seringkali d􀀁 adikan tempat
seremonial prestisius yang dihadiri Ani Yudhoyono. Mengapa
Yayasan Batik Indonesia memilih Alun-Alun Indonesia? Apakah
Yultin Ginandjar Kartasasmita memiliki relasi dengan pemilik
Alun-Alun Indonesia yang tak lain adalah keluarga Syamsul
Nursalim? Indikasi adanya kedekatan antara pemilik Alun-
Alun Indonesia dengan Yultin tercium ketika diketahui ternyata
Itjih, istri Sjamsul Nursalim adalah teman sekolah Ginandjar
Kartasasmita.
Kedekatan mereka terlacak pada 1997, ketika Ginandjar
menyelamatkan Syamsul Nursalim dari aksi penculikan. Waktu
itu, Syamsul Nursalim diculik dan disandera oleh bandit di
Jakarta. Itjih menemui Ginandjar untuk meminta bantuan.
Selanjutnya, Ginandjar meminta bantuan Panglima ABRI Faisal
Tanjung. Alhasil, penculik yang minta uang tebusan milyaran
rupiah itu berhasil diringkus oleh ABRI (www.hamline.edu, 03
Juni 1998).
164 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Secara kasat mata, dukungan Ani Yudhoyono terhadap
batik terlihat dari penampilan putri Sarwo Edhie Wibowo ini
di depan publik. Penampilannya tentu seragam dengan apa
yang dikenakan oleh suaminya. Pasangan ini selalu matching
mengenakan batik. Dalam kampanye pilpres kemarin pun, SBY
dan Boediono selalu kompak mengenakan batik dalam warna
dan motif yang sama. Samuel Wa􀀃 imena, dalam Koran Jakarta
(14 Juni 2009), mengemukakan bahwa pakaian yang dikenakan
SBY-Boediono tak sekadar pembalut badan, melainkan sebagai
bahasa politik. Bisa jadi, hal ini dipengaruhi oleh klaim batik
oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Tak heran presiden
pun mulai memberi contoh pengenaan batik di berbagai
kesempatan. Ia mengganti kostum jas dan dasi dengan batik
berlengan panjang.
Saat menyambut kedatangan Bill Gates ke Indonesia, awal
Mei lalu, busana batik buatan siapa yang dikenakan oleh Presiden
SBY? Jawabnya, Allure Batik. Saat upacara 17 Agustus 2007 lalu,
batik koleksi mana yang dikenakan SBY-Ani Yudhoyono? Tetap
Allure Batik (cybertech.cbn.net.id, 18 Sept. 2007). Saat kampanye
pilpres 2009-2014, batik mana yang dikenakan pasangan SBYBoediono?
masih sama, Allure Batik (Koran Jakarta, 14 Juni
2009).
Memancing di Air Jernih
Anda pernah mendengar merek batik Allure? Sejak berdiri pada
tahun 2005, Allure mengalami perkembangan bisnis yang cukup
pesat. Hingga kini Allure memiliki tujuh gerai di dalam negeri,
antara lain Kemang, Dharmawangsa Square, Pasaraya Grande,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 165
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Senayan City, Grand Indonesia, dan Plaza Indonesia di Jakarta
serta Seminyak Square-Denpasar.
Dalam bahasa Prancis, Allure memiliki makna memikat,
menarik hati, indah, dan memesona. Batik Allure merupakan
Almira Tunggadewi Yudhoyono, wajah mungilnya terpampang di
sejumlah lea􀀂 et Allure Kids.
166 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
kreasi batik yang terlahir dari hasil tangan dingin para pecinta
batik. Dengan gaya kreativitas prima, dari para pecinta batik. Kata
ini diambil dan dipilih sebagai label produk batik. Allure
mengusung visi batik dapat menjadi warisan bangsa Indonesia,
sehingga makin berkembang dan tetap diminati dari generasi
ke generasi. Yang jelas, batik Allure membidik segmen kelas
atas, terbukti dari harga per potongnya Rp 450.000 – Rp 25 juta.
Dalam satu bulan, 3.000-4.000 baju batik berhasil terjual (femina.
co.id, 17 Juli 2009)
Tidak hanya di tingkat lokal, Allure juga membuka cabang
di Singapura dan Malaysia. Sebagai merk, Allure juga dikenal
sebagai batik eksklusif kalangan atas. Bayangkan, semua
ketenaran itu terbangun hanya dalam jangka waktu empat
tahun! Coba Anda bandingkan dengan Danar Hadi atau Iwan
Tirta Collection yang telah merintis usaha selama belasan
tahun.
Pemilik Allure Batik, Suherman Mihardja dan Lisa Mihardja
menuturkan bahwa modal pendirian Allure tak sampai Rp 100
juta. Usia Allure Butik belumlah genap empat tahun. Tapi,
sudah banyak butik dan gerai yang telah mereka buka. Kenapa
bisa begitu? Ide pendirian Allure bermula dari Lisa Mihardja
yang kemudian didukung sang suami, Suherman Mihardja,
pengembang properti di kawasan Jatake, Tangerang. Suherman
menjadi investor tunggal dan Direktur Keuangan Allure. Pada
Oktober 2005, gerai pertama di Lt. 4 Pasaraya Grande, Jakarta,
dibuka. Membenamkan Rp 30 juta, Lisa mulai berbisnis dengan
ruang sekitar 30 m2. Dia juga menggandeng Zakaria Ahmad dan
Anita Asmaya Sanin sebagai desainer. Anita pernah bersekolah
di Esmod, sedangkan Zakaria lama berkecimpung di dunia
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 167
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
mode. Lisa Mihardja juga berhasil menggandeng Ade Kartika,
Fadia Yusuf (investor) dan Indri Rejekiwati Siregar masuk ke
dalam pemegang saham Allure.
Dalam waktu empat tahun pula, Allure telah masuk ke
dalam Top 250 Indonesia Original Brand versi Majalah Swasembada
(No. 10, 14-17 Mei 2009). Lisa Mihardja, mantan karyawan Grup
Starwood, juga terkena imbas dengan masuk dalam jajaran 50
Most Powerful Women versi majalah Swasembada No. 07 (2-15 Apr
2009).
Bisa jadi, ketenaran Allure dipengaruhi juga oleh dukungan
keluarga presiden pada merk baru ini. Zakharia Hamzah,
perancang batik Allure, menuturkan, model dari Allure
memang kerap dipilih SBY. Busana keluarga SBY yang selalu
dalam nuansa batik biru ternyata memang rancangan Allure.
Zakharia juga menjelaskan bahwa kerap kali Presiden RI tidak
perlu melakukan 􀀁 􀀂 ing. Karena ajudannya selalu membawakan
model pakaian yang paling pas di badan SBY. Kecintaan SBY
pada batik nasional, tidak hanya ditunjukkan dari komitmen
berbusana, tapi juga ditunjukkan dari kekompakan SBY dan istri
dalam berbagai kesempatan. Pasangan SBY dan Ani Yudhoyno
misalnya, sering memakai model batik serupa, yang dirancang
khusus untuk pasangan suami-istri. Gaya seperti inilah yang
kemudian dilanjutkan kepada pasangan Boediono dan istri.
Sebagai salah satu rumah mode nusantara, Allure mendapat
kepercayaan untuk membuatkan busana keluarga SBY. Selain
dukungan dari Presiden SBY dan istrinya, Ani Yudhoyono,
Allure juga mendapat dukungan langsung dari Annisa Pohan,
sang menantu yang menjadi ikon Allure sejak 2006, tepat satu
168 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
tahun sejak Allure berdiri. Coba kunjungi situs www.allurebatik.
com, wajah manis Annisa Pohan pun langsung memenuhi
layar. Tak d􀀁 elaskan alasan khusus mengapa Allure Batik
menggunakan Annisa Pohan sebagai Brand Ambassador. Bahkan,
Aira Yudhoyono, cucu pertama presiden yang sering menjadi
“sorotan iklan kampanye” turut serta menjadi ikon.
Menurut Annisa Pohan, kelahiran Aira bertepatan dengan
pembuatan Allure Kids, akhirnya cucu tercinta SBY inipun
dikukuhkan menjadi brand ambassador Allure Kids. Toh, Annisa
Pohan mengaku “eyang” Aira tak keberatan cucunya menjadi
model batik Allure. Koleksi Allure Kids sendiri dirancang oleh
Amanda Purnomo Marki, desainer termuda berusia sepuluh
tahun yang pernah menyabet penghargaan dari MURI. Allure
sendiri dalam situsnya menyatakan bahwa Almira Tungga
Dewi alias Aira Yudhoyono dipilih karena mewakili sosok anak
bermata cerdas dan ceria.
Dari sekian banyak produk batik ternama di Indonesia,
Keluarga presiden SBY memilih Allure yang notabene merupakan
produk baru di pasaran. Hal ini mengindikasikan adanya jalinan
mesra antara usaha batik ini dengan keluarga presiden.
Usaha yang baru dirintis selama empat tahun tersebut
maju dengan begitu pesatnya. Tak hanya di Asia, Allure
mulai menginjakkan kaki ke Moscow dalam rangka promosi
kebudayaan. Peragaan ini dibarengi dengan pagelaran batik
rancangan Ramli. Rupanya, selain Ramli dan Iwan Tirta,
yang sudah lebih dulu meniti karis di dunia mode, Allure
dengan waktu yang relatif singkat bersanding dengan dua
desainer papan atas tersebut. Tak hanya itu, Allure Batik telah
mengadakan pameran di Hong Kong, Hungaria, Singapura,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 169
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
Melbourne, Moscow, dan Malaysia lewat acara fashion week.
Berbagai pameran yang diadakan di luar negeri tersebut bukan
merupakan inisiatif sepihak dari Allure, melainkan permintaan
dari pihak pemerintah (lihat boks).
Acara-Acara yang disponsori oleh Allure
• Woman International Club
• Gelar Batik Nusantara
• Bali Fashion Week 2007
• Indonesia Showcase 2006 (Kuala Lumur - Malaysia)
• Hongkong Fashion Week 2006
• Trend Indonesia 2007 (Kuala Lumpur - Malaysia)
• Hongkong Fashion Week 2007
• Femme Exhibition 2007
• Finalis Pemilihan Wajah Femina 2007
• Indonesia Tatler, Tatler Ball 2008
• 38 Finalis Pemilihan Putri Indonesia 2008
• Dress for Miss Universe while in Jakarta
• Putri Indonesia 2008 - Miss Universe 2008, Vietnam
• Microso􀀂 Goverment Leaders Forum 2008
• 38 􀀁 nalis Pemilihan Putri Indonesia 2009
• Dress for Miss Universe 2009 while in Jakarta
170 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
“Keistimewaan khusus” yang diperoleh Allure Batik:
• Dalam bursa pariwisata internasional “World Travel Market”
yang diselenggarakan di London dan diikuti 187 negara,
Indonesia menjadi salah satu peserta di ajang promosi
pariwisata bergengsi ini. Direktur Promosi Luar Negeri
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Pitana,
membawa lima dinas pariwisata daerah (Bali, Jakarta,
Sulawesi Utara, Sumatera Selatan , dan kabupaten Wakatobi),
16 hotel/resort/vila, delapan travel agent/tour operator serta
1 safari park dari tanggal 10-13 November 2009. Merasa
kurang lengkap, Depbudpar bahkan mengundang Allure
Batik untuk sebagai peserta kehormatan dalam WTM 2009.
Allure batik dianggap mewakili imej batik modern dengan
kualitas premium (www.allurebatik.com).
• Dalam Festival Indonesia 2009 yang diselenggarakan
setiap tahun di Melbourne, Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Republik Indonesia lagi-lagi menghadirkan
Allure Batik. Festival Indonesia selalu menjadi magnet
setiap tahunnya terutama bagi masyarakat Indonesia di
Melbourne, Indonesianis, friends of Indonesia, akademisi,
pelajar, pebisnis, investor bahkan para Melbournian
(julukan untuk masyarakat Kota Melbourne). Festival
yang telah memasuki tahun kelimanya ini merupakan
salah satu festival etnis terbesar di Melbourne yang tak
kurang dikunjungi sekitar 50-90 ribu pengunjung di setiap
tahun. Tepat tanggal 24 – 25 Oktober 2009, Allure Batik ikut
mengisi stand budaya Di FedSquare, tempat nongkrong
paling populer di Australia (www.allurebatik.com).
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 171
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
• Pemerintah Daerah Jakarta pada 15-21 November 2001
melakukan lawatan ke Moskow, Rusia. Acara tersebut
dikemas dalam Enjoy Jakarta in Rusia. Sebuah acara budaya
yang diusung Pemerintah DKI Jakarta yang bertujuan
untuk memperkenalkan budaya Jakarta pada Masyarakat
Rusia. Sekaligus juga memenuhi kerinduan masyarakat
Indonesia yang kini tengah menetap di Rusia. Allure batik
pun diboyong untuk menggelar fashion show dengan
puluhan desain rancangan batik modern berkualitas tinggi
(www.allurebatik.com).
• Jaringan Allure ternyata cukup kuat. Saat peluncuran koleksi
musim semi 2010 (18 September 2009) dalam Jakarta Fashion
Week 2009, Allure sukses menggandeng tiga duta besar serta
delapan istri duta besar negara-negara sahabat. Melba Pria,
duta besar Meksiko, Angelica Carolina Allhusain, duta
besar Suriname dan Alice Mageza duta besar Republik
Zimbabwe membuka parade busana. Kemudian diikuti
oleh istri-istri duta besar dari negara Polandia, Rusia,
Muangthai, Norwegia, Yunani, Turki, Cekho, dan Srilanka.
Mereka semua rela berlenggak-lenggok ala model demi
memperkenalkan koleksi Allure. Dari manakah jaringan itu
terbentuk?
172 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Kesimpulan
Meskipun masih seumur jagung, Allure sudah mantap menjadi
brand batik papan atas. Entah apa alasannya. Mengingat desain
batik kontemporer sudah melimpah ruah saat ini. Toh, tak hanya
Allure yang bermain di segmen batik modern, Iwan Tirta, dan
Ramli sudah terlebih dahulu melakukannya.
Dari alasan yang dikemukakan Annisa Pohan, semenjak
dirinya menjadi brand ambassador Allure, keluarga Yudhoyono
memang tak perlu repot-repot untuk mencari batik. Istri
Agus Harimurti ini juga yang mengaku bahwa dirinya kerap
membujuk keluarganya untuk mengenakan batik, terutama
desain dari Allure.
Memang mengherankan kenapa SBY membiarkan menantu
dan cucunya ikut digaet menjadi ikon Allure Kids. Annisa Pohan
memang memilik latar belakang sebagai artis, ia juga pernah
menjadi ikon sebuah merk shampo. Sangat jarang sebenarnya
bila keluarga presiden justru memantapkan diri di jalur keartisan.
Rata-rata mereka malah membangun dinasti bisnis pribadi. Di
pihak Allure sendiri, keterlibatan nama Yudhoyono tentu menuai
keuntungan yang amat sangat. Sebagai orang nomor satu di
Indonesia, segala gerak-gerik keluarga Yudhoyono terekam
dengan detail, termasuk apa yang dikenakannya. Tentu saja ada
sebuah kebanggaan bila apa yang dikenakan sama dengan yang
dikenakan SBY.
Berbicara tentang Aira, cucu yang digadang-gadang
menjadi orang besar ini selalu terlihat saat kampanye pilpres
lalu. Aira menyimbolkan sosok keluarga harmonis dan utuh,
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 173
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀖􀀍􀀎􀀔􀀑􀀆􀀕􀀗􀀍􀀓􀀍􀀄􀀂􀀔􀀉􀀊
yang lebih sering digendong Ani Yudhoyono ketimbang ibunya
sendiri. Dan sekarang, sekali lagi Aira menjadi ikon sebuah
merk batik khusus anak. Meskipun si kecil ini belum bisa
berlenggak-lenggok di atas catwalk. Dalam berbagai pameran
yang diadakan Allure, keikutsertaan Aira sebatas berada dalam
gendongan ibunya.
Dalam jangka waktu kurang dari empat tahun, Allure sudah
melaksanakan berbagai pameran berskala internasional. Allure
juga tak jarang diboyong oleh Depbudpar untuk mewakili batik
Indonesia. Dari segi kualitas, Allure memang layak menjadi
batik pilihan. Toh, banyak yang mengakui bahwa lompatan
Allure disebabkan oleh kemampuan para pemiliknya dalam
membangun jaringan. Lisa Mihardja memang bukan orang
baru, ia adalah mantan karyawan Starwood (jaringan hotel
yang cukup besar di dunia), Suherman Mihardja juga dikenal
sebagai pengusaha properti, begitu pula dengan desainer
kondang Anita Asmaya Sanin. Namun bagaimana dengan Indri
Rejekiwati Siregar yang notabene belum memiliki napak tilas
di ranah bisnis? Nama yang disebut terakhir ini justru cukup
sering muncul di media ketimbang Suherman Mihardja.
Kedekatan keluarga presiden dengan batik ternyata tak
hanya ditunjukkan oleh Ani Yudhoyono-YBI dan Annisa Pohan-
Allure. Adik bungsu Ani Yudhoyono, Hartanto Edi Wibowo,
juga memiliki kedekatan yang sama. Bersama pewaris tahta
Batik Keris Dicky Tjokrosaputro, Hartanto memulai kegiatan
usaha secara komersial pada tahun 2006 sebagai penyelenggara
jasa akses internet dengan nama PowerTel bernilai trilyunan
rupiah.
174 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Berbagai fakta di atas tentu membuat kita bertanyatanya.
Apa sesungguhnya yang melatarbelakangi Allure melesat
sedemikian pesat, menjadi sebuah bisnis besar yang
diperhitungkan banyak pihak?
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 175
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Lampiran 6
SUSUNAN PENGURUS DAN PENELITI
BRIGHTEN INSTITUTE
Chairman, Advisory Board
Susilo Bambang Yudhoyono, Dr.
Senior Director
Joyo Winoto, Ph.D.
Distinguished Scholar
Prof. Joseph E. Stiglitz
Director
Harianto, Ph.D.
Executive Secretary
D.S. Priyarsono, Ph.D.
Director of Economic and Environmental A􀀂 airs
Hermanto Siregar, Ph.D.
Director of Social and Political A􀀁 airs
Endriatmo Soetarto, Dr.
Scholars
Hermanto Siregar, Ph.D; Harianto, Ph.D; D.S. Priyarsono, Ph.D;
Susilo Bambang Yudhoyono, Dr. Joyo Winoto, Ph.D; Endriatmo
176 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀖􀀐􀀔􀀂􀀑􀀑􀀗􀀒􀀍􀀃􀀄􀀔􀀉􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Soetarto, Dr.; Arief Daryanto, Ph.D.; Daddi Heryono Gunawan,
M.Si.; Irfan Nasution, S.H.; Anny Ratnawati, Dr.; Erwidodo,
Ph.D.; Tau􀀁 k Sumawinata, Ph.D.; Purbaya Yudhi Sadewa,
Ph.D.; Heru Bagus Pulunggono, M.Agr.; Noer Azam Achsani,
Ph.D.; Moh. Shohib, M.Si.; Tantan Hermansah, M.Si.; Dicky
Firmansyah, S.Si.; Tatan Sukwika, M.Si.; Dwi Wahyuniarti, M.Si.;
Indra, S.Si; Dina Lianitasari, S.Si.; Dodi Ruswandi
O􀀁 ce Manager
Yusi Yuswianti, Dra.
Secretary
Retna Lestyani
Publication & Documentation
Deddy G. Anas
Editor
Ronny Agustinus
Associate Scholars
Kusmayanto Kadiman, Ph.D.; Agus Widjojo, Letjen Purn.;
Bunasor Sanim, Ph.D.; Krisna W􀀁 aya, M.Sc.; Robertus Robet,
M.A.; Asto S. Subroto, Dr.; Marwan B. Zainuddin; M. Achadi
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 177
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
REFERENSI
Aditjondro, George Junus. 2001. Proses Demokratisasi Sebagai
Pedang Bermata Dua: Merenungkan Kembali Agenda Politik
Gerakan Pro-demokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
Cermin.
------------------ 2003. Dari Soeharto ke Habibie: Guru Kencing
Berdiri, Murid Kencing Berlari: Kedua Puncak Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme Rezim Orde Baru. Jakarta: MIK (Masyarakat
Indonesia untuk Kemanusiaan) & P􀀁 ar Indonesia.
------------------2006. Korupsi Kepresidenan: Reproduksi Oligarki
Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa. Yogyakarta:
LKiS.
-----------------2007. Dialektika antara Agency dan Struktur dalam
Penelaahan Korupsi di Indonesia: Membangun Gerakan Anti
Korupsi yang Lebih Merakyat. Renai, No. 2, Salatiga: PERCIK,
hal. 8-23.
---------- 2009. Menyambut Era SBY Kedua Yang (Mudah-mudahan)
Lebih Bersih dari Era SBY Pertama. Scientiae Polites, Vol. 28,
hal. 1-10.
Alkostar, Artidjo. 2008. Korupsi Politik di Negara Modern.
Yogyakarta: FH UII Press.
178 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Angkasa Pura II 2007. Laporan Tahunan 2007/ 2007 Annual Report:
Together We Build A Be􀀂 er Future. Jakarta: PT Angkasa Pura
II.
Ardi, Yosef & Rahmon Amri (penyunting). 2008. JSX Watch 2008-
2009. Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia.
Bank Bukopin. 2002. Laporan Tahunan 2002. Jakarta: Bank
Bukopin.
-------------------- . 2006. Bank Bukopin Tbk Company Report : December
2006 As of 28 December 2006. Jakarta: Bank Bukopin.
CFPS (Center for Financial Policy Studies). 2000. Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia/ Bank Indonesia Liquidity
Support. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Giovanie, Roxy. 2009. “Tim Siluman Penggerak Operasi Bawah
Tanah”, Kabar Politik, 21 Juni.
Haque, Marissa. 2009. Tulisan Ungkapan Terima Kasih & Maaf
untuk Mas Unang Muchtar yang B􀀃 ak. Posted on the internet
on 24 September 2009.
Ismawan, Indra. 2007. Harta dan Yayasan Soeharto: Kontroversi
tentang Kekayaan dan Dugaan Korupsi Soeharto. Jakarta: PT
Buku Kita.
Masayok. 2008., Husein Al Habsy Minta KPK Selidiki Majelis Dzikir
SBY, posted on the internet on August 25.
McBeth, John. 2007. “All the President’s Men.” The Straits Times
News. 2 Agustus.
Nikmah, Siti Khoirun & Valentina Sri W􀀁 iyati. 2008. My Dear
Train, My Poor Train: Railway E􀀄 ciency Project (Proyek
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 179
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
E􀀁 siensi Perkeretapian). Working Paper No. 1. Jakarta: INFID
(International NGO Forum on Indonesian Development).
Nugroho, Garin. 2010. SBY Superhero: Emiktur Politik Garin
Nugroho. Yogyakarta: Galangpress.
PDBI. 1997. Conglomeration Indonesia. Vol. 3. Jakarta: Pusat Data
Business Indonesia (PDBI).
Radjab, Suryadi A. 1999. Praktik Culas Bisnis Gaya Orde Baru.
Jakarta: Grasindo.
Rusly, Haris. 2009. “Ini Boedi, Itu Century.” Terawang, No. 1,
November, hal. 46-48.
Setiono, Benny G. 2003. Tionghoa Dalam Pusaran Poltik. Jakarta:
Elkasa
Zen, Patra M. & Agustinus Edy Kristianto. 2007. Menyusup Dalam
Gelap: Wajah Hitam Kejayaan Salim Group. Jakarta: Yayasan
LBH Indonesia.
180 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 181
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Biodata Penulis
George Junus Aditjondro lahir di Pekalongan,
Jawa Tengah, 27 Mei 1946. Meraih gelar Master
of Science dari Cornell University, Ithaca, NY,
dengan tesis berjudul “Organization Learning
of Executives and Sta􀀁 s Persons of The Irian Jaya/
Papua Community Development Foundation
(Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa
Irian Jaya, YPMD-Irja)” dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D)
dari Universitas yang sama dengan disertasi berjudul “Public
Policy Education Concerning the Social and Environmental Impact
of The Kedungombo Multipurpose Dam in Central Java” (Januari
1993). Ia aktif melakukan berbagai penelitian dan menulis
tentang masalah-masalah demokrasi, Timor Leste, lingkungan
hidup di Papua Barat yang hancur akibat pertambangan dan
proyek infrastruktur raksasa, korupsi, rekonstruksi di wilayah
bencana alam Aceh dan Nias, dan gerakan sosial baru. Ia juga
pernah menjadi konsultan penelitian untuk KOTIB (Koalisi
untuk Transparansi Bantuan Bencana) di Medan sejak Oktober
2007, sebuah ornop yang memusatkan perhatian terhadap
pemantauan upaya-upaya rekonstruksi di wilayah bencana
alam Aceh dan Nias (Sumatera Utara) sejalan dengan penelitian
182 􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
tentang ekonomi politik rekonstruksi di kedua daerah tersebut
dan Konsultan Penelitian dan Publikasi Yayasan Tanah Merdeka
(YTM) di Palu, Sulawesi Tengah. Selain giat menulis dan
meneliti, mantan jurnalis TEMPO (1971-1979) ini juga mengajar
di Program Studi Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas
Sanata Darma, Yogyakarta (sejak semester II 2005). Tahun 1994-
2002 mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga, Murdoch University, Perth, dan Newcastle University,
NSW, Australia. Buku yang ditulisnya antara lain berjudul
Korupsi Kepresidenan: Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana,
Tangsi, dan Partai Penguasa, Yogyakarta: LKIS, 2006 dan yang
terbaru Membongkar Gurita Cikeas: Di balik Skandal Bank Century,
Yogyakarta: Galangpress, 2010.
􀀁􀀂􀀃􀀄􀀅􀀂􀀆􀀇􀀈􀀉􀀈􀀊􀀆􀀋􀀌􀀍􀀎􀀏􀀃􀀉􀀌􀀄􀀃 183
􀀐􀀂􀀑􀀒􀀃􀀉􀀅􀀓􀀔􀀄􀀆􀀁􀀈􀀄􀀍􀀎􀀔􀀆􀀕􀀍􀀓􀀂􀀔􀀊
Biodata Ilustrator
Asnar Zacky lahir di Yogyakarta 7 Agustus
1957. Menamatkan pendidikan di S1 STSRI
“ASRI” tahun 1976-1983. Ia mengajar di Desain
Komunikasi Visual (DKV) di Institute Seni
Indonesia Yogyakarta, DKV Fakultas Seni dan
Desain Universitas Kristen Petra Surabaya,
DKV Fakultas Teknik Informatika Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga, Multi Media Training Center
Yogyakarta. Prestasi-prestasi yang berhasil ia raih di antaranya:
􀀁􀀂 Menjuarai beberapa lomba lukis, gambar ilustrasi, poster
tingkat DIY dan Nasional tahun 1972-1997.
􀀁􀀂 Tim perancang, tim instalasi, tim pameran, tim likuidasi
Anjungan Indonesia, World Exhibition, Vancouver, Canada,
1985-1986.