Minggu, 24 Januari 2010


Masih adakah Idealisme dan Independensi Mahasiswa saat ini ??
Oleh Agus Supardi (Abi’07)*
Salam Perjuangan Kawan-kawan Mahasiswa.......
            Sejarah sebuah bangsa adalah sejarah kaum muda dengan segala keintelektualanya, bukan masalah kesewenang-wenangan atau kekuasaan. Apabila idealisme dan independensi kaum muda sudah dijual atau bahkan digadaikan, maka siap-siaplah untuk tungggu kehancuranya.
            Ketika kita semua melihat fenomena dari bulan lalu yaitu pada bulan Desember 2009, ada sebuah keanehan dalam Mahasiswa di Kampus ini. Kita semua tentunya melihat sebuah spanduk besar berisikan pernyataan sikap dari Mahasiswa disalah satu Fakultas di UMS ini yang dengan jelas-jelas menyatakan dukunganya kepada salah satu Calon Dekan yang sekarang masih menjadi dekan. Kemudian disambung dengan pemberitaan salah satu media kampus yang menayangkan spanduk tersebut sebagai headline, selain itu dalam pemberitaan media juga dituliskan bahwa Mahasiswa tidak mau jika ijazahnya nanti ditandatangani oleh gelar Dekan yang belum Doktor, padahal kita semua tahu bahwa gelar saat ini bukan menunjukan prestasi akademiknya melainkan menjadi sebuah status, sementara itu tidak berbeda jauh dari hal tersebut ada beberapa fakultas yang pelantikan pengurus lembaganya masih dilantik oleh pimpinan fakultas.
            Dari fenomena-fenomena diatas, dalam benak kita tentunya ada beberapa pertanyaan besar, Ada apakah sebenarnya antar calon yang didukung dengan Mahasiswa.? Apakah keuntunganya pada Mahasiswa.? Apakah itu semua dilakukan adalah salah satu strategi agar dipermudah dalam mengajukan skripsi.? Atau agar diberi dalam melakukan sebuah program kerja.? Atau memang ada sebuah konspirasi besar antar Mahasiswa dengan Birokrat.? Itu semua mungkin tidak akan terjawab, mungkin waktu yang akan menjawab.
            Sepanjang sejarah pemilihan pimpinan Fakultas atau bahkan Rektor sekalipun belum pernah kita dengar sebuah pernyataan sikap dari Mahasiswa yang menyatakan dukunganya secara jelas kepada birokrat, karena kita tahu bahwa Mahasiswa sebagai intelektual muda yang syarat akan budaya akademik pastinya akan mengerti mana wilayahnya mahasiswa sebagai pengontrol kebijakan dan mahasiswa sebagai agent of change.
            Secara rasional sebenarnya sudah jelas, ketika ada sebuah ”kesatuan” antara birokrat dan rakyat, maka sebenarnya ada apa dibelakangan itu semua.? Entah itu keuntungan untuk mahasiswa atau keuntungan untuk Birokrat. Hal-hal diatas adalah sedikit realita yang ada disalah satu kampus yang ada diIndonesia ini, yang mungkin juga terjadi dikampus-kampus lain. Sehingga ada sebuah pertanyaan besar yang perlu kita pecahkan bersama, dimanakah idealisme dan independensi ide dari mahasiswa ketika dibenturkan dengan realita yang ada sekarang ini. Yang mana kita tahu bahwa Mahasiswa adalah pewaris tampuk pimpinan umat nanti. Ditengah carut marutnya kondisi bangsa saat ini, kampus sebagau basis akademis hendaknya mampu memberikan sebuah kontribusi yang besar bagi perkembangan sebuah bangsa. Jika pembangunan karakter dari mahasiswa dikampus gagal maka tidak dipungkiri kemungkinan besar bangsa ini kedepan juga tidak akan memiliki karakter. Sebab karakter sebuah bangsa sangat ditentukan oleh karakter kaum mudanya khususnya mahasiswa. Jika idealisme dan independensi mahasiswa dapat dipertahankan sampai nanti bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkarakter dan dapat berkembang dari pada sekarang.
*Penulis adalah Mahasiswa FKIP Biologi Semester 5( agus_diligentboy@yahoo.co.id )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar